Bab 14

466 39 9
                                    

.
.
.

Diluar

Naruto pergi keluar setelah jengkel dengan pembahasan didalam tadi, okee ia akui memang ia lah yang mulai membahas tentang si sialan itu (toneri)

Sambil menggerutu naruto terus berjalan ke halaman mengabaikan tatapan yang tertuju padanya dari setiap orang yang ditemuinya di jalan

"Naruto kun"

...

"Naruto kun!"

Dua kali naruto mendengar panggilan akhirnya ia berhenti dan berbalik

Hinata yang mengejar naruto pun akhirnya ikut berhenti dihadapan pemuda yang sudah berbalik menghadapinya

"Hinata? Kenapa kemari, ini sudah malam.. Masuklah"

Hinata menggeleng

"Naruto kun juga ayo masuk"

Bibir naruto merucut, ia tak mau masuk, ia mau mencari udara segar dulu

"Tak, aku mau jalan jalan sebentar mencari udara segar, kalau aku masuk sekarang mungkin aku akan berdebat dengan sakura" Ucap naruto sambil memalingkan muka dari hinata

Mata Hinata berkedip

Sekali

Lalu dua kali

"Naruto kun? Apa kamu masih cemburu dengan tenori kun?"

Naruto langsung menolehkan wajahnya menghadap hinata, matanya melebar kaget dengan mulut sedikit terbuka

"Kun? "

!

Hinata langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya setelah mendengar naruto berucap

"Tadi kamu bilang apa hinata? 'Kun?' Kau menggunakan embel embel 'kun' pada si sialan itu!? "

"A-anoo naruto kun"

Mata naruto menyipit lalu ia mendengus dan melenggang pergi berjalan menuju jalan desa

!!

"Na-naruto kun tunggu aku"

Hinata mengejar naruto yang sepertinya suasana hatinya bertambah jengkel karena salah ucapan hinata, ohh ayolah hinata kenapa kamu malah menambah minyak pada api yang sudah cukup besar

Disisi lain naruto mempercepat langkahnya, ia menggerutu lagi kenapa himenya malah memanggil si sialan itu dengan embel embel 'kun'..

Ia berjalan sampai di persawahan dengan pemandangan langit yang indah dimalam hari, belum ada lampu di jaman ini dan penerangan hanya menggunakan obor dan lilin sehingga pemandangan langit malam semakin indah dan jelas. Ia berhenti disana sambil memandang langit terlebih pada bulan purnama

Hinata akhirnya bisa menyusul naruto, ia langsung memegang tangan kekasihnya takut nanti malah melenggang pergi lagi

"Na-naruto kun, maafkan aku.. Aku tak sengaja mengucapkan itu"

Naruto menatap hinata, ahh kenapa lagi lagi hinata yang meminta maaf.. Ini salahmya sendiri yang tak bisa mengontrol emosi.. Salahnya sendiri yang memancing bahan pembicaraan tentang si sialan itu.

Naruto menghela nafas lalu menatap langit lagi, setelah diluar suasana hatinya sedikit membaik

"Himee tak perlu meminta maaf, kamu tak salah.. Aku yang salah karena terbawa emosi, maafkan aku nee"

Hinata menatap kekasihnya, sepertinya suasana hati naruto sudah membaik.. Ia tersenyum lalu mengangguk

Mereka terdiam beberapa saat sebelum hinata berucap

Terdampar dimasa laluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang