Setelah tiga hari mengurus persiapan pernikahan dengan matang, kini Ara dan Arvin akan melaksanakan ijab qobul dimana mereka akan sah menjadi sepasang suami istri.
Suasana haru dan bahagia di rasakan oleh keluarga termasuk teman teman mereka. Hanya saja rasa haru dan bahagia itu tidak di rasakan kedua pengantin.
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Arvin Saskara bin Azka Saskara dengan anak saya yang bernama Ara Nayarra binti Pandu Dewanata dengan maskawin nya berupa mahar seratus juta rupiah, tunai."
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Ara Nayarra binti Pandu Dewanata dengan mas kawinnya yang tersebut, tunai."
"Sah" ucap seluruh tamu undangan di dalam ruangan bernuansa putih itu.
Jika pengantin selesai hijab qobul, pengantin wanita akan mencium punggung tangan sang pengantin pria. Maka Ara mengigit punggung tangan Arvin. Membuat nya menahan sakit. Jika pengantin pria akan mencium kening pengantin wanita, maka Arvin menjulurkan lidah nya seakan menjilati kening Ara. Membuat Ara merasa jijik.
"LOOO!!" Bisik Ara tepat di telinga Arvin. Membuat Arvin terkekeh kecil.
Setelah saling menghormati mereka kini menyalami tamu undangan. Kini acara pernikahan hari ini selesai dengan lancar. Hanya pasangan kita yang tidak terlihat akur di acara pernikahan kali ini. Ara dan Arvin berganti pakaian mereka menjadi pakaian santai, di ruangan pernikahan hanya tersisa tamu keluarga dan teman Ara. Ara berjalan menghampiri meja kedua teman.
"Gila, lo makan nya banyak banget!."
Ara memberhentikan langkah tangan nya menyerok nasi, ia menatap Devan dan Ruka yang menatap nya tak percaya dengan porsi makan Ara.
"Laper bego, lo sebagai temen gak ada kasihan nya sama temen sendiri."
"Gue pikir kalau gue bawain lo makanan tadi nanti lipstik lo luntur."
"Ck, kan ada lo asisten pribadi gue Ruka."
"Lagi bahas apa ini?" Percakapan ketiga nya terhenti saat Aria kini berada di hadapan Ara. Ara memutar bola matanya malas,di sisi lain Ruka dan Devan yang mengerti hanya bisa melontarkan senyuman.
"Ini Tante Aria, Ara takut pas malam pertama katanya" ledek Ruka. Yang kini Ara melontarkan tatapan tajam pada nya.
"Hahaha, biarlah Ara bisa mengkondisikan dirinya."
"Bohong Bun, ini loh Ruka mau nyusul Ara nikah."
"Sembarangan!!."
Ruka kini balik menatap Ara tajam sedangkan Devan hanya fokus dengan makanan milik nya sembari melihat cecok di antara kedua nya.
"Ruka mau nikah sama siapa sayang?."
"Tuh sama Devan."
"Lembe lo mau tak tonjok ya!! Sembarangan banget!!."
"Lo mau nikah sama gue Ruka?."
"Dih ogah, mending gue nikah sama cowok lain."
"Heeh, jangan gitu ingat di antara pertemanan laki laki dan perempuan gak mungkin hanya sebatas teman pasti di antara kalian ada yang saling suka."
"Gue gak ngerasain tuh, pasti lo Ara sama Devan bukan gue."
"Sembarangan, gue udah nikah!"
"Lo mau nikah sama gue Ruka?" Ruka yang sudah mulai kesal ia memukul wajah Devan membuat nya terjatuh dari kursi dengan mangkok berisi sayuran jatuh tepat di wajah nya. Ara hanya bisa terkekeh kecil sembari meninggalkan meja makan teman nya itu. Di sisi lain Aria yang melihat nya menatap Devan khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Future Husband
Teen FictionSUDAH TERBIT | Terbit di playbook dan play store bersama Eternity Publishing Kehidupan Ara kini berubah setelah ia terpaksa menerima sebuah perjodohan dari sang CEO. Masa SMA nya kini berubah menjadi masa pernikahan. ©My Future Husband by Ciakrn