Hawaii yang panas

0 0 0
                                    

Pukul 2 siang, Alana sudah tiba di bandara untuk keberangkatannya ke Hawaii. Dia sedang menunggu Isa dan Ruby yang tak lama datang. Mereka langsung check in bersama, dengan antrian yang panjang.

"Apa mereka akan pergi ke Hawaii semua?" Ruby mulai protes.

"Entahlah," sahut Isa.

"Mungkin saja," kata Alana.

Seusai itu, mereka bisa melepas penat dengan menikmati kopi di sore hari sebelum jadwal keberangkatan pesawat mereka. Pukul 4 sore mereka mulai masuk pesawat, Alana dengan kebiasaannya kesusahan menyimpan barang bawaannya. Beruntungnya seseorang membantunya, "terima kasih." Alana tersenyum. Tapi tanpa diduga seseorang yang membantunya adalah orang yang ia kenal, iya dia adalah Nathan.

"Nathan!"
"Kamu ngapain? Ke Hawaii?"
"Sendiri?"

Alana terkejut melihat Nathan sendirian. "Ngga, aku sama Raline."

,,

Raline adalah sosok perempuan yang Nathan sukai sekarang. Mereka bertemu tahun ini di awal musim semi. Alana adalah satu-satunya orang yang menjadi tempat cerita Nathan, dimana Nathan begitu nyaman dengan kedekatan mereka berdua. Nathan menceritakan semuanya pada Alana bahwa Raline adalah perempuan yang ia tunggu selama ini. Dia merasa Raline adalah perempuan yang cocok dengannya. Mereka memiliki banyak kesamaan. "Aku ingin serius dengannya." Nathan dengan mantap mengatakan kalimat itu pada Alana. Hati Alana tertegun mendengarnya, "perasaan apa ini."

,,

"Oh, dia disini? Dimana" Alana mencari sosok Raline.
"Dia di Hawaii lebih dulu,"
"Ah...," sahut Alana.
"Kamu sendiri?" Nathan bertanya.
"Aku bareng Ruby dan Isa. Tuh!" Alana menunjuk mereka.

Nathan lega Alana tidak sendiri. Akhirnya berpisah tempat duduk. Butuh waktu lama untuk tiba di Hawaii hingga akhirnya mereka tiba. Alana dijemput oleh Emily dan pacarnya, Ryan.

"Kamu sendiri? Apa dijemput? Kalau sendiri bareng kita aja," kata Alana mengajak Nathan untuk pergi ke penginapan bersama. Ruby dan Isa tak masalah dengan itu.

"Di mana?"

Rupanya tempat penginapan Nathan sama dengan tempat penginapan Alana dan yang lainnya. "Wah ini kebetulan apa gimana?" Ruby terkejut mendengarnya. Akhirnya pergi bersama. Setibanya di vila mereka, Isa jauh lebih terkejut karena vila mereka berhadapan. "Wah ini sungguh kebetulan??" Isa terkejut. Nathan tak butuh basa-basi, dia langsung pamit dan masuk ke vilanya.

"Dia menjadi pendiam kalau ketemu pacarnya," kata Alana.
"Pacarnya? Dia punya pacar?" Isa terkejut.
"Entahlah. Dia bilang ingin serius dengan perempuan itu," sahut Alana.
"Raline?" Alana mengiyakan.
"Udah yuk kita fokus liburan!" Ruby membuyarkan cerita itu.

Mereka berkemas dan pergi tidur sebelum mereka memulai hari mereka besok yang panjang. Sebelum pergi tidur, Ruby membaca beberapa kegiatan mereka besok pagi. Mereka besok akan pergi beberapa tempat yang mereka incar selama ini.

***

"Kamu naik taksi tadi?" Raline bertanya pada Nathan saat dia tiba. Raline dan Nathan tidak pergi liburan berdua, mereka bersama kedua orang teman mereka.

"Ah...aku gak sengaja ketemu teman kampusku. Jadi... ya... aku bareng mereka," sahut Nathan.

"Oh... siapa?"

"Mmm.. Alana," sahut Nathan.

Nama Alana terdengar untuk pertama kalinya di telinga Raline. "Alana?" Raline mengerutkan dahinya. Dia tak ingin berpikir panjang. "Oke! Kita tidur sekarang," katanya.

Di kamar, Nathan berdiam diri, "aku tak menduga, Alana akan bertemu Raline nanti. Bagaimana ini?"

Seharusnya itu akan baik-baik saja jika memang antara Nathan dan Alana tidak ada hubungan apa-apa. Hubungan keduanya terlalu dekat hingga Alana bingung, "hubungan apa ini?"

***

Lilac BourbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang