02🌹

128 74 20
                                    

Hari yang cerah, pagi ini LinYi bersantai karena tidak ada kerjaan. Ia diberi libur terlebih dahulu sebelum minggu depan tidak ada libur sama sekali. Tapi nyatanya libur itu sangat membosankan, ingin menonton film tapi ia tidak punya rekomendasi yang bagus. Ingin bermain bersama Ayang dan Eunha, tetapi mereka sibuk kuliah, apa? Bersama Mark dan Haera? Mereka sedang sibuk mengurus pangeran kecilnya.

LinYi duduk di soffa dengan tv menyela, pikirannya sudah pergi entah kemana, ia membayangkan dirinya bergandengan tangan dengan seseorang yang ia cintai, berjalan beriringan di sebuah taman bunga sembari menuntun buah hati mereka. LinYi tersenyum membayangkan hal itu, tetapi.. Kemudian ia tersadar bahwa halunya itu sangat kejauhan.

Karena merasa sangatt bosan LinYi memutuskan untuk berkeliling Mall saja membeli camilan. Ia mendorong trolli yang berisikan banyak ciki, sesegera mungkin kakinya melangkah menuju area buah. Ketika asik memilih buah yang akan di beli, matanya tak sengaja menangkap seseorang.

"G-gisel?" Ucapnya, Gisel tentu menengok kearahnya menatapnya dengan mata boba cantik miliknya.

"Eeh n-nee? A-annyeonghaseyo." Jawab Gisel dengan nada terbata.

"Kamu belanja juga ya? Sendirian aja?"

"I-iya Tuan saya sendirian," jawabnya sembari tersenyum kikuk.

LinYi melihat keranjang makanan Gisel yang hanya berisikan mie instan, itupun bukan ramen.

"Kamu makann itu setiap hari?" Tanya LinYi sambil menunjuk keranjang yang di bawa oleh Gisel, Gisel menatap keranjang miliknya.

Gisel hanya tersenyum kearah LinYi dan menggangguk, membuat rambutnya naik turun.

"Demi apa gemesin banget!!"-Batin LinYi.

"Itu ngga baik buat kesehatan kamu, kenapa ngga beli yang lain?"

"Padahal aku sendiri pun makan Ramen setiap harinya." -Batin LinYi.

"Maunya memang membeli yang lain juga Tuan, tetapi.. Saya hanya anak magang, anda mungkin tau sendiri gaji saya sangat kecil dan saya perlu menghemat." Jelas Gisel membuat LinYi terteguh mendengar hal tersebut.

"Ah iya sih." LinYi mengangguk mengerti.

"Hem joesonghamnida, saya jadi curhat, tidak sepantasnya saya berbicara seperti itu," ucap Gisel sembari menundukan kepalanya.

"Ah iya ngga apa-apa ko, santai aja."

"K-kalo begitu saya permisi Tuan, Annyeonghaseyo."

Gisel pergi meninggalkan LinYi, LinYi menatap punggung Gisel. Setelah membayar belanjaan, LinYi tidak mau berlama-lama lagi di Mall. Ia memutuskan akan memakan semua camilan itu di pinggir danau, mungkin di sana ia dapat menghirup udara yang segar.

Kini Mobil mewahnya itu telah terparkir di parkiran dekat sungai Han. LinYi segera duduk di bangku yang sudah di sediakan di sana, pelan-pelan ia buka camilan itu. LinYi menikmati udara sore ini, dia juga sangat menikmati camilan yang ia beli, kakinya ia silangkan, bangku tersebut hanya ada dirinya. Membuatnya merasa di rumah sendiri, LinYi memang sedang menatap danau yang indah di hadapannya, tetapi pikirannya sudah melayang kemana-mana, entah terkadang ia memikirkan hal-hal yang random.

Kerena merasa sedikit bosan jika terus menatap danau, ia mengalihkan atensinya untuk menatap sekitar. Mata elang nya itu menatap seseorang yang tadi bertemu dengannya di Mall.

LinYi bangkit dari duduknya, tak lupa membawa kresek camilannya. Setelah sampai, dia mendudukan dirinya di samping Gisel, Gisel tentu saja terkejut lalu menatap LinYi.

"T-tuan? Apa yang sedang anda lakukan di sini?" Tanya Gisel.

"Saya bosen, jadi kesini aja. Kamu sendiri?"

THE ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang