Malam ini LinYi habiskan dengan mengetik ulang laporan yang harus segera kirimkan kepada Tuan Besar Park.
Ketika dirinya sedang fokus mengetik suara bel terdengar begitu saja di telinganya.
'Ting tongg'
LinYi menatap pintu sejenak, lalu segera beranjak dari duduknya kerena bel itu terus saja berbunyi.
Ketika membuka pintu, betapa terkejutnya LinYi karena yang datang adalah.. Seseorang yang biasanya terlihat begitu rapih dan lucu? Menggemaskan? Atau menyebalkan?
Tetapi kali ini seseorang itu terlihat sedikit kusut, LinYi mengerutkan keningnya terheran dengan kedatangannya.
"Ehm..Mau apa kamu kemari? saya tidak menerima tamu." Ketus LinYi
"Saya hanya ingin memberikan makan malam ini untuk anda sebagai permintaan maaf saya, walaupun saya tau ini tidak ada apa-apanya. Sekali lagi saya mohon maaf Tuan."
LinYi menghala nafasnya, lalu mengambil keresek yang di pegang sadari tadi oleh Gisel.
"Terima kasih, kamu boleh pergi."
Setelah mengatakan itu LinYi menutup pintu apartement tanpa mrmpedulikan keadaan Gisel tadi. Gisel memaklumi akan hal itu setelah itu ai pun kembali ke apartement miliknya dengan menundukkan kepalanya.
"Kenapa dia kusut benget ya? Mana ada lembab disudut bibirnya lagi. Mana Leon pedululilah, lagian banyak pekerjaan yang harus segera di selesaikan!" -batin LinYi sembari kembali berjalan mendekati meja.
...
Gisel menutup pintu apartementnya, lalu menatap sekitar ruang tamu. Di sana sangat berantakan, terdapat pecahan gelas yang dapat melukainya, makanan berhamburan diman-mana.
Gisel hanya dapat menghela nafasnya, ia menuju serpihan kaca tersebut, mengumpulkannya. Lalu membereskan sekitaran ruangan yang berantakan tersebut sambil menjatuhkan buliran beningnya.
"Kapan semua ini berakhir Tuhan, Gisel cape Tuhan, Sel hanya ingin kebagiaan itu segera menjemputku," ucapnya yang kini sudah duduk di soffa.
Gisel melangkahkan kakinya menuju kamar, ia sudah tidak peduli dengan keadaan apartement miliknya yang berantakan, dirinya merasa sangat lelah ia membutuhkan istirahat.
Pagi nya
Gisel meregangkan tubuhnya, ia harus tersenyum untuk dunianya sendiri. Ia segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai mandi, Gisel pergi menuju kantor untuk bekerja, sedangkan apartement miliknya akan segera di bersihkan oleh petugas yang telah Gisel bayar.
'Ting' Lift terbuka menampilkan sosok pria tampan, Gisel membungkukkan badannya lalu setelah itu masuk kedalam lift. Hening... Beberapa saat, saat mereka berada di dalam lift tidak ada yang memulai percakapan terlebih dahulu.
"Hm terima kasih atas makanan kemarin," ucap LinYi setelah diam membisu untuk beberapa saat, LinYi hanya melirik sekilas ke arah Gisel.
Gisel lantas tersenyum "Sama-sama Tuan."
Mereka kembali hening, sampai.. Pintu lift terbuka. Dan mereka berjalan beriringan, setelah sampai di pekarangan parkiran mereka pun berpisah tanpa ada yang mengucapkan satu patah kata pun untuk sekedar mengucapkan satu kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ONLY YOU
Romance"Pliss kamu harus bertahan demi aku, aku membutuhkanmu karena kamu membuatku tersenyum bahkan ketika kamu tidak di sisiku. Dan hal yang aku suka dari kamu adalah kekuranganmu, hal itu mengajariku untuk menerima segala keadaanmu." ~Ucap LinYi sembari...