05🌹

123 66 40
                                    

"T-terima kasih ya Tuan, sudah mau mendengarkan saya bercerita, dan maaf membuat kemeja anda basah." Ucapnya yang masih tersisak kecil, membuat LinYi ingin mencubit pipinya.

"Kamu tadi tidak memanggil saya 'Tuan' tapi 'Gege'. Panggil LinYi Ge saja.. Biar kita juga menjadi akrab." Ucap LinYi sembari tersenyum.

"A-ah Nee.. Gege?!" Ucap Gisel setelah itu ia mengulum bibir cerry miliknya.

"Hahaha kamu ini menggemaskan yaa.."

Gisel merona tak berani menatap LinYi.

"Ngomong-ngomong, kakak kamu itu temennya Haera yaa. Apakah orang yang dia suka itu... H-" belum sempat LinYi mengucapkan perkataanya, tetapi Gisel segera memotongnya

"Iyaa!! Iyaa Gege.. Dia sangat suka sekali kepada Haera, katanya dia baik dan lucu. Tetapi langkahnya kalah cepat dengan Mark Jung," ucapnya dengan nada yang terdengar sangat sebal.

"Hahaha kasian sekali yaa"

"Iya memang, dasar bodoh" Ucapnya secara kesal, Gisel membuat mukanya segarang mungkin tetapi.. Membuat LinYi gemas akan hal itu, karena muka Gisel tidak ada garang-garangnya.

"Oh iya, apakah kakak kamu itu sudah pernah berpacaran?"

"Iyaa pernah, bahkan sudah berpacaran dengan perempuan sebanyak 2 kali, tetapi... Katanya sihh Haera yang membuatnyapaling jatuh hati. Sayangnya memang tidak berjodoh." Ucapnya dengan di akhiri suara yang pelan.

LinYi hanya mengangguk saja, membayangkan bahwa si Guanlin ini menjadi suaminya Haera, mungkin Mark dan Guanlin akan selamanya menjadi musuh bebuyutan.

"Iyaa.. Sabar saja yaa.., mungkin jodoh kakak kamu itu ada di tempat lain." Ucap LinYi, Gisel hanya dapat mengangguk setuju.

Mereka terdiam untuk beberapa saat, lalu LinYi pun pada akhirnya membukakan suara.

"Gisel, kamu mau kemana habis ini?" Tanya LinYi secara penasaran.

"Tidak ada acara apa-apa hari ini Ge, sepertinya Sel mau pulang aja ke apart," ucap Gisel dengan tidak semangat.

"Ah gitu ya, gimana kalo kamu temenin Gege nonton di apartement, soalnya Gege juga ngga ada kerjaan hari ini."

"Boleh." Gisel tersenyum, membuat LinYi terpanah.

"Ayok Ge? Mau sampai kapan kita di sini?" Tanya Gisel yang mencoba menyadarkan LinYi yang masih terdiam.

LinYi tersenyum, mereka berdua berjalan beriringan, lalu memasuki mobil.

Di dalam mobil hanya ada suara radio di sana, tidak ada percakapan yang terjadi.

Setelah menempuh beberapa waktu akhirnya mobil pun sampai di apartement. Keduanya beranjak dan turun dari mobil.

Setelah sampai di depan pintu apartement LinYi menatap Gisel sejenak.

"Kamu ngga bakalan pulang dulu?" Tanya LinYi, Gisel mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah tampan milik LinYi, lalu Gisel menggelengkan kepalanya dan tersenyum hangat.

Baru melangkahkan kaki, Gisel mengernyitkan keningnya, LinYi yang sudah berada di ruang tamu pun berbalik untuk melihat Gisel yang ternyata terdiam sedari tadi.

"Kenapa Gisel?" Tanya LinYi "Ayo masuk aja, anggap aja apartement kamu sendiri, jangan sungkan gitu," ucap LinYi dengan santainya.

Gisel pun melangkahkan kaki untuk mendekati LinYi yang tengah bersandar di Soffa berwarna hitam miliknya.

"Ge.. Kamu tinggal di sini sendirian?" Tanya Gisel dengan nada yang penuh dengan perasaan yang penasaran.

"Iyaa.. Sendirian kenapa? Kamu juga sendirikan di apartement?"

"I-iya sih.." Gisel menundukkan kepalanya, LinYi heran melihat tingkah laku Gisel, apakah dia berkata kasar yang membuat hati perempuan cantik itu tergores?

"E-eh kamu kenapa sedih? Maaf bukan maksudku buat apa-apa kamu, apa ada perkataan aku yang salah?" LinYi menggenggam lengan Gisel dengan lembut, Gisel pun menggelengkan kepalanya.

LinYi mengelus lengan Gisel pelan, Gisel mengangkat kepalanya dan bisa LinYi lihat mata boba itu siap mengeluarkan buliran bening yang tak LinYi sukai.

"Ge.. Ternyataa kita sama-sama kesepian yaa.." Ucapnya secara lirih. LinYi kelu, tak menjawab pertanyaan yang di lontarkan dari mulut si manis.

Mereka terdiam saling berpandangan beberapa saat, lalu Gisel tersadar terlebih dahulu. Menarik lengan yang tengah di genggam oleh LinYi.

"Mianhae Ge.., a-aku ngga maksud kaya gitu." Ucap Gisel yang mengalihkan pandangannya untuk menatap ke arah lain.

"Ngga apa Gisel, nyatanya emang kaya gitu ko. Kesepian, itu yang aku rasain tiap hari, tanpa ada siapapun yang mau menemani."

Gisel mendengarkan ucapan LinYi dengan baik.

"Ah kenapa jadi ngebahas itu, kita kan mau nonton, ayoo nonton ajaa.." LinYi menyalakan TV, Gisel melirik ke arah LinYi sekilas lantas tersenyum simpul.

Mereka fokus menonton film yang menampilkan kisah tentang persahabatan yang baik juga di selingi adegan yang membuat mereka merasa tidak nyaman, yaitu adegan berpacaran yang sangat sosweet.

Mungkin mereka menghabiskan waktu sekitar 3 jam untuk menonton film itu, LinYi mengajak Gisel untuk makan bersama.

Mereka membuat makanan bersama, LinYi membuatkan omlet dan beberapa makanan lainnya untuk Gisel makan. Dan tentu saja Gisel pun membantu memasaknya.

Mereka makan dengan lahap.

"Gisel terima kasih untuk hari ini yaa," ucap LinYi yang kini mereka sudah berada di depan pintu apartement milik Gisel.

Gisel lantas memberikan senyuman yang sangat manis, "Terima kasih untuk hari ini juga ya Ge, maaf tidak bisa memberikan mu apa-apa untuk hari pertama pertemanan kita."

"Ah iya ngga apa-apa ko, selamat beristirahat yaa.."

"Lain kali Gege yang harus menonton film di apartement milikku, selamat beristirahat juga."

"Ehm."

Sebelum menutup pintunya Gisel memberikan senyuman hangat miliknya, LinYi tentu saja membalasnya.

Setelah pintu di tutup, LinYi berjalan menuju pintu miliknya.

Pintu pun di tutup dengan perasaan yang gembira.

Sungguh hari ini tidak akan pernah mereka lupakan.

Pada tanggal 02-03-2026 ini, awal di mana mereka berteman.

LinYi tersenyum bahagia, dia akan segera menceritakan kepada kakak-kakaknya bahwa hari ini sungguh sangat menyenangkan.

LinYi membersihkan tubuh atletis miliknya, lalu setelah mandi dan berendam dia pun memakai pakaian menggunakan kaos lengan pendek berwarna putih. Ia merasa cuaca sangat panas, mungkin karena bawaanya selalu mengingat tingkah lucu Gisel, ia merasa sangat aneh ketika pandangan mereka beradu tatap.

Ketika menekan nomor sang Kakak, tetapi.. Kedua perempuan cantik itu sepertinya tidak aktif. LinYi mematikan sambungan telfon tersebut, lalu memutuskan untuk segera tidur.

Ia akan mengumpulkan kembali tenaganya untuk kegiatan besok.









✧༺♥༻✧
Terima kasih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE ONLY YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang