7. Lelang

445 26 1
                                    

Please give me your feedback! 🧚🏻‍♀️
Typo? Tandai.

Happy reading! 🦅
×××

"Bagaimana?"

"Apa?"

"Yang kemarin aku culik, bagaimana keadaan nya? Apa kau butuh dia? Jika tidak, untuk aku saja."

Kenzo—Pria itu mendesis, "Kau ingin ku bunuh?"

"Bolehkah aku egois, kenzo? Aku ingin pemuda manis itu."

"Tidak. Dia akan ku jual, vernon." Vernon-Pria itu agak terkejut dengan ucapan sahabat sekaligus bosnya itu.

"Apa maksudmu? Untuk apa aku menculiknya jika pada akhirnya dia akan kau jual."

"Itu keinginan pacarku."

"Aish, kau sudah sangat jauh terprofokasi oleh wanita itu. Kuingatkan kenzo, penyesalan akan selalu terjadi di akhir."

"Aku menyesal? Tentu saja tidak."

Vernon terkekeh, "Baiklah, aku akan menunggu penyesalan mu itu datang."

"Kau ini kenapa?" Tanya kenzo dengan nada sedikit tidak ramah

"Aku hanya ingin memberitahu mu sebuah informasi yang mungkin akan membuat mu...."

Vernon memotong kalimatnya cukup lama, "... Gila?"

"Sialan, apa maksudmu vernon. Jangan membuatku kesal."

"For your information, pacarmu itu jalang. Dia bekerja di club malam yang aku punya, aku sering melihatnya bermain dengan laki-laki, bahkan dia bermain dengan seorang laki-laki lansia. Pacarmu sungguh tidak waras, kenzo."

"Tutup mulutmu. Kau tau apa?"

"Jelas aku tau, itu adalah club ku. Bahkan aku punya beberapa rekaman cctv yang memperlihatkan pacarmu itu sedang bergulat dengan laki-laki lain." Vernon memberi smrik kepada kenzo yang membuat sang empu nya sangat kesal.

Kenzo mengusak rambut nya frustasi, "Tidak. Tidak mungkin dia melakukan itu."

"Kau akan menjual pemuda manis itu dimana? Apa di lelang ryn?" Tanya vernon mengalihkan topik pembicaraan, namun kenzo tidak menjawab, lidah nya serasa kelu. Dia hanya mampu untuk mengangguk.

Vernon tersenyum, "Ku ucapkan sekali lagi, penyesalan itu selalu terjadi diakhir." Dia berbisik membuat kenzo langsung tertegun.

Setelahnya vernon pergi meninggalkan kenzo yang masih larut dalam fikirannya.

×××

"Sial. Sial. Sial." Dean, pria itu tak hentinya mengumpat. Sudah tiga hari semenjak rayan hilang, dirinya seperti mayat hidup.

"Bisakah kau tenang, dean. Duduklah, ceritakan apa yang terjadi sehingga membuatmu seperti ini." Daren yang belum tau akan kejelasannya pun merasa pusing melihat dean yang mondar-mandir tak tau arah sambil mengumpat.

Pasalnya sejak tiga hari yang lalu daren tidak pulang kemansion utama, jadi dia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Setelah pulang dari Filipina, daren singgah di mansion bawah, bukan mansion utama.

"BAGAIMANA AKU BISA TENANG SIALAN? SEDANGKAN RAYAN SEDANG DICULIK." Dean meluapkan semua emosinya membuat daren agak kaget, namun dia langsung mendatarkan ekspresinya.

"Maksud mu? Rayan diculik? Bagaimana bisa?"

"Arghh, katanya kau suka kepada rayan? Tapi kenapa kau tidak mengirimkan anak buah untuk menjaga rayan? Bajingan."

Ruthless Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang