Bab 38 - Pulang Kampung

1.2K 44 0
                                    

Tak terasa pernikahan ku dengan Hani sudah sebulan. Tak banyak yang berubah. Hanya saja semua kegiatan ku yang biasa aku lakukan sendirian sekarang sudah ada Hani yang mempersiapkan. Seperti menyiapkan makanan, baju kerja, membersihkan rumah dan hal-hal lainnya.

Aku sebenarnya ingin mencari satu orang pembantu karena kasihan melihat Hani setelah pulang kerja masih melakukan pekerjaan rumah, tapi Hani menolak. Akhirnya sesekali aku membantu Hani melakukan pekerjaan rumah di saat aku tidak sibuk.

Hani adalah istri yang baik sejauh ini, di menghormati ku sebagai suami. Walaupun aku tidak tahu bagaimana perasaan nya padaku. Kalau perasaan ku tidak perlu di tanya, tinggal satu atap dengan Hani membuat aku semakin mencintai nya.

Terkadang saat berdekatan dengan gadis itu rasanya jantung ku berdetak dua kali lipat. Tapi aku berusaha terlihat tenang dan cool. Apalagi di saat aku dan Hani tidur seranjang, hal itu merupakan penyiksaan bagiku. Sesekali aku mencuri ciuman di kening dan pipi Hani, kadang aku juga sengaja memeluk nya hanya sebatas itu, untuk berbuat lebih aku tak berani tanpa seizin Hani meskipun Hani adalah istriku.

Rutinitas kami sehari-hari cukup membosankan. Pagi sampai sore Ke kantor, setelah itu malam hari kami sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Terkadang Hani pergi kekontrakan lamanya untuk bertemu Pia atau jalan dengan chindy, begitu pun aku sesekali aku juga pergi nongkrong dengan Rudi ataupun Andi. Kami sudah sepakat untuk tidak mengekang satu sama lain selagi itu masih dalam hal yang wajar. Aku tidak terlalu menuntut Hani, karena dia mau menikah dengan ku saja aku sudah bersyukur.

Setelah selesai makan malam aku meminta Hani untuk mengobrol sebentar. Saat ini kami sedang di ruang tamu.

"Bapak mau ngomong apa?" Tanya Hani

Ku lihat dia membawa satu cup ice cream. Oh ya Aku sudah mengisi kulkas dan membeli beberapa keperluan rumah lainnya. Aku dan Hani pergi ke supermarket setelah pulang kerja.

"Saya mau bilang weekend kita pulang kerumah nenek saya" Ujarku

"Wah bapak masih punya nenek?" Tanya nya penasaran.

"Masih, nenek dari ibu saya masih ada"

"Enak dong bapak masih punya nenek, nenek saya udah meninggal" Ucap Hani sambil sesekali menyuapi ice cream ke dalam mulutnya.

"Kita pergi berapa hari pak? Saya perlu ambil cuti enggak?" Tanya Hani menatap ku.

"Kita berangkat sabtu sore, paginya kita packing karena besok jum'at kan kita masih kerja. Saya usahain selasa udah pulang" Jelasku.

"Eh tapi senin kan tanggal merah pak, syukur deh saya enggak perlu cuti banyak" Ucap Hani.

Aku mengangguk setuju.

"Eh nenek bapak galak enggak?" Tanya Hani

"Nenek saya baik orangnya. Kamu pasti suka" Ujarku.

Hani manggut-manggut paham. Aku memperhatikan Hani yang sedang makan ice cream. Aku melihat sisa ice cream yang ada di sudut bibirnya. Aku mengulurkan tangan ke arah wajah Hani

"Eh bapak mau ngapain?" Tanya Hani panik.

"Saya cuma mau bersihin ini" Aku mengusap sudut bibir Hani

"Kamu makan ice cream belepotan kayak anak-anak" Aku meledek Hani

"Ish saya kan bisa bersihin sendiri pak" Protes Hani.

"Suka-suka saya dong, orang kamu istri saya" Ujarku.

"Ihhh bapak kok nyebelin sih" Hani sudah merengut kesal

Aku tertawa pelan melihat ekpresi Hani. Aku sangat suka mengganggu istri kecilku ini.

Pov and

My Hani (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang