BAB IV

89 12 4
                                    

~Kairi Ygnacio Rayosdelsol~

~Hotel~

Suara berisik dari sampingku, membuatku tidurku terganggu tapi masih tak ingin membuka mataku sampai ku rasakan bantal sofa mengenai badanku.

Kaget jelas tapi hanya ku lempar balik ke arah Gilang dan beberapa detik kemudian ringisan kesakitan Gilang membuatku panik hingga terduduk sambil menatap kearahnya, ternyata lemparanku tadi benar benar mengenai hidungnya.

Ingin tertawa tapi gak enak mau bantu tapi gak bisa ngapain.

"Gak papa kan lu Lang?" Ujarku rada sambil menahan tawaku saat melihatnya semakin meringis.

"Woy Kai, yang bener lah lu ngelempar masa kena hidung gua kalau patah gimana?." Teriak Gilang dengan ekspresi super duper dramatis.

Ekspresi wajahnya itu malah membuatku tidak bisa menahan tawa lagi.

"Mau apa si lu bangunin gua nying?, gua baru tidur jam 3 pagi" ucapku dengan kesal

"Astaga lupa lagi, lu si malah di lempar balik ke gua pula ni bantal anying." Ujar Gilang.

"Aish lu di panggil Coach tadi Kai." Ujar Gilang masih sambil memegang batang hidungnya.

"Yaudah gua nyamperin Coach dulu, kalau idung lu kenapa napa bilang gua." Ucapku sambil berdiri dari kasurku tapi belum sempat aku buka pintu, pintu itu sudah terbuka dari luar dan memperlihatkan wajah penasaran Coach Yeb.

"Kai lu jujur sama gua ye" ujar Coach Yeb tiba tiba, yang membuatku bingung dengan apa yang akan kami bahas saat itu.

"Jujur tentang apa Coach?" Tanya ku dengan tanda tanya besar di pikiranku karena aku merasa tidak melakukan kesalahan apapun yang merugikan tim.

"Lu ada pacar gak?" Ujar Coach Yeb yang membuat ku memandangnya aneh karena setauku semua orang yang ada di sini tau kalau aku baru saja putus dengan mantanku.

"Gak ada Coach." Ucapku singkat karena untuk saat ini aku sedang tidak niat untuk dekat dengan siapapun.

"Serius lu, tapi kenapa lu sama dia bisa viral di semua media sosial Kai?" Ucapan Coach Yeb ini membuatku bingung siapa orangnya.

Aku tidak menjawab pertanyaan Coach Yeb lalu terdiam dan berusaha mengingat ingat siapa yang di maksud oleh Coach.

"Kai, gua gak pernah ngelarang lu pacaran sama siapa aja karena itu hak lu, tapi paling gak bilang sama kita, jadi kalau ada apa apa nantinya kita semua bisa bantu lu." Ucap Coach Yeb sambil menasehatiku.

"Gak ada Coach, gua berani jamin kali ini gua emang lagi pingin sendiri dan gak berhubungan sama yang namanya cewe dulu." Ujarku karena memang saat ini aku tidak berniat untuk dekat dengan siapapun bahkan aku baru putus dari nya dan masih terngiang kenangan kami.

"Tapi kalau cewe yang kemarin lu tolong gak bakal nolak kan lu" ujar Coach Yeb yang di sambut heboh oleh Gilang.

"Apaan si Coach Lang, gua bilang gitu ya artinya berlaku buat semuanya." Ujarku mulai kesal dengan mereka berdua.

Sebenarnya satu bulan yang lalu aku baru saja diputusi oleh pacarku karena menurutnya aku tak pernah punya waktu untuknya, dan yang ku lakukan hanya main main dan main terus. Dia tidak bisa mengerti dengan apa yang aku tekuni saat ini, jadi aku membiarkannya pergi walau sakit tapi ya sudahlah mungkin itu yang terbaik untuk kita berdua.

"Kai lu gak bisa sama in semua cewe kayak mantan lu karena setiap orang pasti punya kepribadiannya masing masing." Ujar Kiboy yang tiba tiba muncul dari pintu kamar ku.

"Ya gua tau Boy tapi gak untuk sekarang." Ujarku sambil mendorong Coach Yeb dan Kiboy pergi dari kamarku dan Gilang.

Beberapa menit kemudian pintu kamar ku di ketuk lalu terbuka dan muncul lah kepala CW disana.

Stay With Me [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang