BAB II

99 13 2
                                    

~Kairi Ygnacio Rayosdelsol~

2 hari setelah kami tiba di Amerika untuk berlibur, Gilang mengalami diare karena salah makan hingga dia tidak berhenti-henti ke toilet, oleh sebab itu kami membawanya ke rumah sakit terdekat dari hotel kami.

~Rumah Sakit~

Saat tiba di rumah sakit Coach langsung membawa Gilang ke UGD, lalu menyuruh kami untuk menemaninya sementara Coach pergi sebentar untuk mengurus semua keperluan administrasi rumah sakit.

"Bang.." panggilku ke Butss yang berada tepat disebelahku.

"Mau kemana lu?" Tanyanya sambil menoleh kearahku yang sudah berdiri.

"Bang gua mau beli kopi bentar ya, tadi gua belum sempat tidur nying." Ucapku sambil membuka dompetku untuk memastikan masih ada beberapa uang yang bisa ku gunakan.

"Yaudah sekalian gua nitip juga." Setelah itu aku pergi sambil mencari cari mesin kopi atau pun cafe yang menjual kopi.

Beberapa saat akhirnya aku menemukan sebuah restoran di lantai bawah rumah sakit ini.

"Permisi..." ucapku karena saat itu tidak ada yang menjaga tempat pemesanannya.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu" setelah menunggu beberapa saat akhirnya ada yang datang.

"Saya mau pesan 2 latte, 2 americano, 2 milkshake vanilla with cream." Ucapku memesan untuk semuanya.

"Baik totalnya segini" ucap nya sambil memperlihatkan nominal yang harus ku bayar.

Aku langsung mengeluarkan uang dan memberikannya lalu aku menunggu disalah satu meja di dekat kasir.

Beberapa saat kemudian namaku dipanggil, setelah aku mengambilnya, aku langsung kembali ke tempat Gilang.

Namun aku sedikit terkejut saat melewati salah satu kamar rawat, dari jendela kecil dipintu kamarnya ku lihat seorang gadis yang baru saja tersadar tapi ada yang aneh darinya.

Hal itu membuatku agak penasaran maka dari itu ku taruh sebentar minuman yang ku beli di atas meja di depan kamarnya.

Lalu ku perhatikan baik baik gadis itu sampai tiba tiba ku dengar semua racauannya dan betapa kagetnya aku saat tiba tiba saja dia mengambil pisau disamping tempat tidurnya lalu dengan cepat mengarahkannya kepergelangan tangannya.

Kejadian itu terjadi sangat cepat, karena akupun tak tahu kenapa aku tidak bisa hanya membiarkannya melakukan hal itu.

Entah sejak kapan tanganku sudah membuka pintu ruangan itu dan berlari kearahnya lalu ku cari sesuatu yang bisa ku gunakan untuk menghentikan darah dipergelangan tangannya, sampai aku menemukan sapu tanganku langsung saja ku tutup luka itu dengan sapu tanganku sambil sedikit menekannya dengan harapan darah akan berhenti walau aku sendiri tidak yakin.

Setelahnya ku pencet tombol emergency di samping tempat tidurnya menjelaskan sedikit.

Saat aku kembali melihat kearahnya, dia juga sedang menatapku dengan mata sayu yang sudah hampir menutup. Hal itu benar-benar membuatku panik.

"Don't close your eyes, stay with me" kata itu tiba-tiba saja terucap dari mulutku saat itu.

Ku lihat dia berusaha untuk tetep membuka matanya setelah mendengar ucapanku.

Saat itu aku berdoa semoga cepat ada yang datang keruangan ini dan menolongnya menyelamatkan gadis ini.

Entah apa yang terjadi dengannya karena dari apa yang kulihat banyak sekali perban di sekujur tubuhnya, ada sedikit rasa iba dalam diriku tapi itu tak lama karena aku mendengar derap langkah beberapa orang dari luar kamar ini.

Stay With Me [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang