ii. Unlogic

146 15 1
                                    

"Selanjutnya, atas nama Park Jimin." Staff tersebut mengantar Jimin ke dalam sebuah studio. Aneh, apa memang begini seharusnya saat seleksi wawancara?

Tok tok tok

"Masuk." Suara tersebut muncul dari dalam studio musik, sementara itu Jimin dipersilahkan masuk. Ketika berhadapan dengan sang penguji Jimin membungkukkan badannya sembilan puluh derajat, ketika Jimin mengangkat badannya siapa sangka ternyata penguji wawancara itu adalah Jungkook sendiri.

"Jimin, coba perkenalkan dirimu."

"Saya Park Jimin, saya berumur 24 tahun, asal saya dari Busan tetapi saya pindah ke Seoul sejak lima tahun yang lalu, sebelumnya saya bekerja di perusahaan furniture dengan posisi–"

"Ah sudah cukup, itu membosankan," Jungkook menatap Jimin dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Aku ingin kau bernyanyi dan menari."

"Y-ya?" Jimin bingung, 'perasaan aku mengikuti wawancara untuk menjadi manajer bukan ikut audisi idol.'

"Cepat lakukan saja, bawakan satu lagu untukku."

"Baik, aku akan membawakan lagu 3D by Jeon Jungkook." Begitu musik diputar Jimin menampilkannya dengan cukup baik, suaranya merdu dan tariannya indah. Jimin memang suka bernyanyi oleh karena itu ia sering berlatih dan belajar secara otodidak, sedangkan dalam menari Jimin pernah mengikuti kelas balet saat ia duduk di bangku sekolah dasar sehingga dalam menari modern dance Jimin masih bisa mengimbangi.

Musik telah usai, Jungkook hanya diam terfokus pada tulisan yang sedang ia tuliskan di lembar kertas pendaftaran Jimin.

"Kau boleh pulang, informasi selanjutnya akan dikirim melalui e-mail."

"Baik, terimakasih banyak Jungkook-ssi." Jimin membungkuk sebelum pergi meninggalkan ruangan. Napas yang belum teratur serta peluh keringat mengucuri pelipis dan seluruh tubuhnya. Sudah berapa lama Jimin tidak bergerak sebanyak ini? Sungguh melelahkan.

Jimin melangkahkan kakinya menuju ruang tunggu tempat dimana Taehyung berada. "Kerja bagus Jimin," Taehyung menyambutnya dengan senyuman yang lembut tetapi terganti dengan raut wajah yang tampak bingung. "Apa kau habis dikejar dinosaurus?." Taehyung terheran, apa iya sesi wawancara dapat mengakibatkan Jimin ekstra kelelahan?

Jimin menjelaskan semuanya saat keduanya berada di dalam mobil menuju perjalanan pulang. Taehyung hanya membalas dengan tawa, karena Jimin yang tidak berhenti mengoceh sebab kesal dengan kejadian yang diluar ekspektasinya. Sungguh di luar nalar.

Sekelibat pemikiran mengganjal muncul, Jimin yang tadinya sibuk marah-marah akhirnya berhenti lalu mulai bercerita pada Taehyung. "Taehyungie, aku merasa Jungkook bukan seperti Jungkook."

"Maksudmu?"

"Aku merasa Jungkook yang ada di televisi dan sosial media sangat berbeda dengan yang ku temui tadi. Padahal Jungkook yang aku tahu dia ceria, imut, lucu, seperti kelinci tetapi tadi berbeda, dia sangat pendiam, tegas, dan to the point."

"Jimin-ah, kau tahu? Terkadang kehidupan seorang idol di dunia maya berbeda 180⁰ dengan kehidupan di dunia nyata, mungkin personal branding Jungkook adalah membangun image dimana ia disukai para wanita yang memiliki tipe soft boy, bukan yang maskulin, karena menjadi maskulin adalah hal yang cukup biasa dikalangan artis."

"Aah aku mengerti, kau benar juga. Tetapi kalau target pasarnya adalah noona-noona mengapa aku juga terseret ke dalam pesona Jungkookie huhu. Oh, apakah mulai sekarang jiwaku ini menjadi top?"

"Dalam mimpimu Jim," Taehyung menyentil dahi Jimin dengan kencang hingga meninggalkan bekas.

"Sakit Tae," Jimin mengaduh mengusap-usap dahinya, mencoba menetralisir rasa pedas di dahinya itu.

"Lihat, padahal kau jauh lebih imut, seribu persen lebih imut– ah bahkan unlimited persen lebih imut."

"Kau berlebihan Kim Alien Taehyung." Jimin merajuk, tak ingin berbicara dengan melihat ke arah Taehyung.

"Paling nanti Jungkook yang akan tertelan pesonamu."

"Sshh, sudah cukup sesi menggodaku Taehyung, atau aku akan semakin kesal." Kelima jari Jimin membekap paksa mulut Taehyung, bahkan Jimin sedikit menampar mulut ember Taehyung. 'Biar tahu rasa', batin Jimin.

"Baik, nona Jeon Jimin aku salah dan aku akan diam." Taehyung mengulum bibirnya menahan senyum, benar-benar tiada hari tanpa mengganggu Jimin.

Sedangkan Jimin sudah tidak tahu harus merespon apa, ia kesal karena terus-terusan diledek. Tetapi di satu sisi ia merasa senang dipanggil 'Jeon Jimin'. Jantungnya berdebar, pipinya merona.

"Aishh—," alhasil Taehyung menerima pukulan-pukulan ringan dari Jimin. Karena Taehyung sedang menyetir, Jimin tidak mau terlalu membalasnya, lihat saja nanti kalau sudah sampai.















HEII apakabar?? sorry kalau pendek , cuma 600 words. Bingungg mau ngetik apaa, btw ini ceritanya tipe yang ringan ajaa (konfliknya gak berat).

Jangan lupa vote+comment, your support is rlly important to me, byeee gys ily<3

Manager ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang