Aku perlahan membuka mataku pelan. Sayup-sayup terdengar suara mengaji dari masjid. Sepertinya sebentar lagi subuh. Aku bangun terlalu pagi karena semalam aku tidur cepat.
Aku merasa ada yang menimpa perut ku, untuk memastikan aku melihat ke arah bawah, ternyata tangan Pak Nasril yang memeluk pinggang ku.
Aduhh, gimana caranya aku lepasin tangan Pak Nasril tapi jangan sampai dia bangun. Aku berpikir keras. Aku menatap wajah Pak Nasril yang cukup dekat dengan ku. Kalau aku tahan nafas terus gerak dikit Pak Nasril sadar enggak ya? Tanyaku dalam hati. Ah coba aja deh.
Aku menahan nafas kemudian bergerak sepelan mungkin bergeser dari pelukan Pak Nasril. Tiba-tiba Pak Nasril bergerak, cepat-cepat aku memejamkan mata berpura-pura tidur.
"Saya tahu kamu sudah bangun" Aku mendengar suara serak Pak Nasril
Aku masih bertahan dengan posisi ku.
"Buka mata atau saya cium kamu" Ancam Pak Nasril sudah mendekatkan wajahnya ke arah ku.
"Ishh bapak genit" Aku memundurkan tubuh ku.
"Genit sama istri sendiri" Ucap Pak Nasril
"Bapak solat dirumah atau di masjid?" Tanya ku
"Emm saya solat dimasjid, tapi sebentar lagi tunggu adzan" Pak Nasril memejamkan matanya kembali tanpa melepaskan pelukannya dari pinggang ku.
Aku membiarkan nya saja. Aku ingin beranjak tapi di tahan Pak Nasril.
"Biar seperti ini sebentar"
"Tumben-tumbenan manja" Celetuk ku.
Akhirnya aku pasrah. Aku ikut tiduran kembali. Tanpa sadar aku malah tertidur. Aku terbangun ketika Pak Nasril membangunkan ku untuk solat subuh.
Setelah solat subuh aku kedapur membantu nenek menyiapkan sarapan. Pagi ini kami akan memasak nasi goreng.
"Biasanya kalau ada acara syukuran gitu ramai enggak nek?" Tanya ku pada nenek
"Ramai. Apalagi di kampung suasana gotong royong nya masih kental, kalau ada acara biasanya ibu-ibunya bantuin masak" Jelas nenek
Tak lama aku Pak Nasril menghampiri kami di dapur.
"Masak apa sayang?" Ucap Pak Nasril yang sudah berada di samping ku
Aku tertegun Pak Nasril memanggil ku sayang. Ah aku sadar seperti nya Pak Nasril sengaja bersikap mesra di depan neneknya. Baiklah mari kita mulai bersandiwara.
"Eh mas, ini Hani lagi masak nasi goreng yakan nek?" Aku menatap ke arah nenek. Nenek mengangguk
"Biar saya bantu ya" Ucap Pak Nasril
"Enggak usah mas, bentar lagi siap kok" Tolak ku halus.
Akhirnya Pak Nasril duduk di meja makan menunggu aku dan nenek selesai masak.
Setelah nasi goreng masak. Aku menghidangkan nya di meja makan. Aku menyendok kan nasi ke piring Pak Nasril setelah itu ke piring nenek. Kami makan dengan khidmat.
Hampir jam 9 pagi para tetangga sudah mulai berdatangan untuk membantu masak. Aku membantu apa yang bisa aku kerjakan. Seperti mengelap piring dan gelas. Membersihkan rumah dan sebagainya. Sesekali para tetangga bertanya tentang diriku, nenek pun menjelaskan bahwa aku istri nya Pak Nasril.
Aku mencari keberadaan suami ku itu. Setelah melihat kiri kanan akhirnya aku menemukan Pak Nasril di samping rumah sedang mengukur/memarut kelapa dengan mesin kukur. Karena kasihan aku membawakan segelas teh es untuk Pak Nasril.
"Haii" Sapaku
Pak Nasril yang fokus dengan kegiatan nya melihat aku sekilas.
"Kenapa?" Tanya nya datar. Mulai deh mode kulkas nya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hani
General FictionNasril Khairi, seorang pemuda yang cukup populer dikalangan wanita, tapi sikap dingin nya tak jarang membuat wanita menganggap nya pria yang sombong. Sedangkan Hani Pratiwi adalah gadis yang baik, ceria, dan mandiri, banyak lelaki yang menyukai nya...