Gak kerasa gue dan Mark udah membina hubungan rumah tangga selama 5 tahun. Dan alhamdulillah kita udah dikaruniai anak 2. Sepasang, cewek-cowok. Usia 3 dan 2 tahun. Namanya, Reyhan Daniel Lijianto dan Sapphira Irene Lijianto. Yang satu mirip gue dan yang cewek mirip Mark. Kata orang ya. Kalau kata gue si, dua anak gue 50% muka Mark dan 50% muka gue, jadi paroan gitu.
Kita memutuskan untuk tinggal di rumah orang tua Mark 2 tahun yang lalu. Karena Mark anak tunggal dan orang tua Mark merasa kesepian gitu.
Setahun setelah nikah, gue dan Mark ngontrak. Gak lama cuman setahun doang. Terus kembali lagi ke rumah Ayah dan Bunda gue. Dua tahun tinggal di sana, mama dan papa Mark minta kita tinggal di sana.
"Zara, Nak?" Mama mertua gue manggil gue. Gue lagi rebahan sambil nyusuin Si Bungsu. Dan nidurin abangnya.
Gue bangun dan keluar dari kamar.
"Ada apa Ma? Maaf, Zara tadi nidurin anak-anak."
"Nanti kalau ke rumah orang tua kamu, Mama ikut. Bosen juga di rumah kalau klinik libur. Ditambah Papa sama Mark pergi ke luar kota."
"Siap Ma. Sore paling ke sananya. Bunda juga udah kangen cucu-cucu dari Zara dan Mark."
Oh ya, di tahun ke-3 pernikahan gue dan Mark, gue resign dari rumah sakit tempat gue bekerja. Ya karena gue memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jurusan kecantikan dan melanjutkan bisnis mama mertua yaitu menjadi dokter kecantikan di kliniknya sendiri. Gue juga punya produk skincare buat wanita dan pria. Kalau skincare wanita brand-nya, Sapphire Beauty Care dan buat pria, Daniel Man Skin.
***
Sore hari gue pulang ke rumah orang tua gue dan tak lupa bawa 2 printilan yang gemoy-gemoy. Ya kali gue pulang kagak bawa 2 bocah ini, bisa-bisa digeplak gue ama para om, kakek, dan nenek. Gue juga ajak mamer gue yang cans ke rumah orang tua gue.
"Masyallah cucu Nenek yang cantik dan ganteng datang." ucap Bunda dengan antusias menyambut kedatangan para cucu. Dan gue sebagai anak diabaikan. Sedih memang.
"Eh Mama Mark. Apakabar?" ucap Bunda ketika melihat besan datang. Dan kemudian cipika-cipiki.
"Baik Mbak Hanna." jawab mamer gue.
"Bunda sepertinya udah lupa sama Zara." Gue ngambek dikit karena diabaikan. Emak-emak kepala 3 masih bisa ngambek ya gini-gini juga.
"Gak lah. Ya kali Bunda lupa sama kamu." ucap Bunda gue. Gak Terima gue bilang begindang. Gue cium tangan Bunda dan masuk ke rumah bareng printilan dan marmer gue.
"Ayah mana Bun?" tanya gue setelah memberikan minum buat mamer dan bunda gue.
"Di kamarnya. Sama Zayn dan Septian." ucap Bunda.
"Anak dua kagak kerja?" ucap gue.
"Zayn lagi libur. Kalau Septian sakit tadi. Jadi gak masuk."
Gue pengen ke kamar Ayah dari tadi, tapi Si Daniel ama Irene agak merengek minta main. Akhirnya gue ajak main ke ruang bermain yang udah disiapkan Bunda dan Ayah untuk cucu-cucunya.
***
Mau Maghrib gue baru sempet ke kamar Ayah. Anak-anak gue titip ke Bunda sama Mama.
"Assalamu'alaikum!" ucap gue ketika buka pintu kamar Ayah. Gue lihat Ayah lagi tidur. Di sampingnya ada Septian, dan Zayn, dia tidur di sofa.
"Ayah, bentar lagi Maghrib." gue bangunin Ayah dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Overprotective Brothers (End)
Novela JuvenilGimana rasanya jadi anak tunggal satu-satunya di keluarga? Serasa jadi ratu? Atau jadi babu? Atau dua-duanya? Zara, anak keempat dari 5 saudara sekaligus anak perempuan satu-satunya di keluarganya. Dia memiliki 3 kakak dan 1 adik laki-laki. Sebagai...