7. Let's Talk

3.4K 250 21
                                    

Haechan pikir kepergian mark dari kamar mandi mampu mengembalikan kewarasannya. Haechan pikir setelah mark pergi, haechan mampu bernafas dengan lega dan menenangkan degup jantungnya. Namun ternyata semuanya malah tak membaik sedikitpun. Bahkan setelah berendam di air hangat yang disiapkan mark selama 15 menit, haechan masih terdiam dan memegang pipinya yang tadi sempat dikecup mark.

Ya, mark belakangan memang mungkin sering memberinya afeksi yang lebih dibandingkan afeksi yang mark berikan sebelumnya. Haechan sudah mengakui bahwa gesture mark kepada dirinya belakangan sudah berubah 180 derajat dibanding gesture mark biasanya. Tapi bukan berarti haechan siap dengan kecup tiba-tiba di pipinya. Bukan berarti haechan bisa menerima begitu saja bahwa temannya yang tak pernah ia lihat sebagai lelaki dengan ketertarikan seksual kepadanya, tiba-tiba menggerayangi kulit perutnya dan bahkan memberi sentuhan lembut dan sensual di puting haechan.

"Shit" haechan kembali merinding ketika ia mengingat bagaimana sentuhan lembut dari tangan sahabatnya tersebut mampu membuat adrenalin haechan meningkat. Dan tanpa sadar tangan haechan pun kini sudah naik ke putingnya sendiri, yang tadi sempat di sentuh oleh temannya.

"Ahh-" pekik haechan sedikit tertahan kala dirinya sendiri pun merasa ada rasa geli yang menjalar saat tangannya memegang titik yang baru ia tahu ternyata cukup sensitif untuk dirinya.

"What the f..." batin haechan bingung dengan apa yang baru saja terjadi pada dirinya. Dan kenapa kepalanya malah terbayang wajah temannya saat ia menyentuh dirinya sendiri? Haechan benar-benar merasa ada yang salah pada dirinya. Dan haechan rasanya ingin menyalahkan mark atas segala kebingungan serta reaksi aneh yang haechan kali ini rasakan.

Haechan merasa dirinya harus mendapatkan penjelasan dari segala tingkah laku mark belakangan. Karena haechan yakin, setelah hari ini, dirinya tak akan bisa memandang mark sebagaimana ia memandang mark biasanya.

Sebut haechan masih amatir untuk segala hal yang berbau seksual. Tapi bukan berarti haechan bodoh kan? Haechan tentu menyadari sexual tension antara dirinya dan mark yang tak wajar. Dan bahkan mengingatnya saja mampu membuat pipi haechan kembali memanas.

'My brain doesn't work well when I'm with you'

Kepala haechan kembali memutar kalimat terakhir mark sebelum mark keluar dari kamar mandi, dan rasa ingin menuntut penjelasan terhadap maksud dari kalimat mark semakin meningkat.

Haechan merasa bahwa dia harus tahu apa maksud dari kata-kata mark tersebut. Haechan harus tahu apa yang melatarbelakangi segala perubahan sikap mark. Haechan perlu tahu secara terucap dengan gamblang, bukan sekedar tebak-tebakan versi haechan.

Ya, haechan butuh konfirmasi. Jauh di lubuk hatinya, dia kini merasa ingin ikut melangkah lebih jauh dan melewati batasnya sebagai teman. Tapi, dia tidak mau gegabah. Dia harus tahu dulu apa yang mark inginkan dari dirinya. Meski dengan segala perubahan sikap mark yang sudah jelas, bagi haechan terlalu beresiko untuknya mengambil kesimpulan sepihak. Haechan bisa saja hanya salah tangkap dan berujung merusak persahabatan mereka. Meskipun haechan juga tau bahwa peluangnya salah tangkap sangat kecil.

"Ok, haechan. Now let's get out of here and talk to mark. Be a man, Haechan. You can do it. Saatnya lo menyudahi segala kebingungan lo ini." ucap haechan kepada dirinya sendiri sambil mengepalkan tangannya di udara dan bangun dari bathtub.

Usai haechan mengeringkan tubuhnya dan kembali mengenakan pakaian yang tadi mark sudah berikan, haechan pun menarik nafas panjang.

"Oke. Lo bisa haechan" haechan kembali bermonolog sambil menarik nafas panjang untuk menenangkan dirinya.

Namun, tepat sebelum haechan menghembuskan tarikan nafasnya tersebut, ponsel haechan yang sejak tadi ia bawa ke kamar mandi pun berbunyi. Bunyi khas yang menandakan ada pesan masuk di ponselnya.

Tension (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang