4. Sleepover

2.4K 238 19
                                    

"Uhuk uhuk uhuk" suara batuk tiba-tiba terdengar saat haechan baru saja membuka pintu kamar chenle. Dan haechan mendapati kedua anak tersebut kini sedang duduk bersisian di atas kasur sambil keduanya masih terbatuk bak mencoba meringankan tenggorokan mereka.

'Aneh.... batuk kok kompakan' batin haechan sambil dahinya mengernyit menatap kedua adik-adiknya tersebut.

Namun tak lama kemudian ia mendengar langkah kaki menyusul di belakangnya, yang ia tahu pasti adalah Mark. Emosi haechan yang tadi sempat teralihkan oleh jisung dan chenle pun kini kembali muncul.

"Gue ke bawah dulu nugas. Kalian kalau udah mau tidur, tidur duluan aja." ucap haechan cepat dan dingin, sambil langsung turun ke bawah tanpa menatap mark sama sekali.

Dan merasa ada yang aneh dengan mark dan haechan, jisung pun melempar tanyanya pada Mark, "Bang Haechan kenapa, bang?"

Alih-alih menjawab pertanyaan Jisung, Mark malah balik melempar tanya, "Kalian yang kenapa? Chenle pipi lo merah banget, lo habis ngapain berdua?" tanya mark pada chenle, dan yang lebih muda pun spontan kembali terbatuk akibat pertanyaan tiba-tiba Mark.

"Gue turun dulu nemenin Haechan. Jangan aneh-aneh kalau berduaan" ucap Mark langsung pergi dan kembali menutup pintu kamar Chenle.

"Tuh kan Ji. Ahhh, kalau kita ketauan gimana?" ucap chenle setelah Mark menghilang dibalik pintu

***

Mark dapat melihat haechan sudah mengambil posisi duduk nyamannya di depan sofa ruang tamu chenle, duduk lesehan agar lebih dekat dengan meja yang terdapat di depan sofa dan dengan laptop serta beberapa buku yang sudah mulai tersebar di meja.

Merasa perdebatan mereka tadi memang tak penting dan dirinya mungkin kelewatan, mark pun memutuskan untuk bergabung bersama haechan dan meminta maaf atas apa yang ia lakukan tadi.

"Chan, maaf kalau gue tadi nyebelin" ucap mark sambil mengambil posisi duduk di sofa, tepat di belakang haechan

Haechan yang memang belum memulai tugasnya pun kini memutar tubuhnya sedikit menyamping agar dapat melihat mark, mencoba mencari ketulusan dari permintaan maaf laki-laki di belakangnya.

"Lo kenapa? Banyak pikiran?" tanya haechan, mencoba mencari tau apa yang belakangan mengganggu sahabatnya ini dan membuat mark belakangan jadi sering melakukan hal-hal di luar nalar.

"Gapapa, mungkin gue aja yang berlebihan. I just..." ucapan mark terputus, ada hening sesaat dan haechan masih menanti apa yang akan mark ucapkan, dan mark hanya terdiam menatap haechan lekat.

"Just what?" tanya haechan akhirnya tak sabar dengan diamnya mark.

"Nevermind. Just, i'm sorry. Gue gak seharusnya ngatur apa yang boleh dan ga boleh lo lakuin. But just be careful okay?" ucap mark dan nadanya kini melembut. Haechan juga sudah tak menemukan garis wajah mark yang sekeras tadi saat mereka berdebat.

"Lo aneh banget kak, gue ga ngerti." balas haechan, namun kali ini dengan nada yang jauh lebih santai.

Ya emosi haechan pun sudah luntur. Tepat saat mark mengatakan maaf padanya, semua emosi haechan sudah menguap. Meski haechan masih belum menemukan alasan di balik kelakuan aneh sahabatnya, haechan tak ambil pusing. Dirinya dan mark memang tak bisa bertengkar dan saling diam terlalu lama. Keduanya tau itu.

Merasa emosi di antara mereka sudah menghilang, mark pun memilih untuk mengalihkan topik pembicaraan, "Tugas apa?"

"Final project praktikum fisika dasar. Perlu bikin laporan akhirnya." jawab haechan sambil kembali memutar tubuhnya untuk menghadap meja, memunggungi mark yang kini mulai merebahkan dirinya di sofa.

Tension (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang