Bab 43 - Suami atau bos

547 23 0
                                    

Aku terbangun ketika mendengar suara alarm di ponsel berbunyi. Tangan ku meraih ponsel dengan susah payah karena Pak Nasril masih memeluk ku. Setelah mematikan alarm aku menatap wajah Pak Nasril sebentar lalu membangunkan nya untuk solat subuh.

"Pak, bangun udah subuh" Aku menepuk bahunya

Pak Nasril menggeliat kemudian membuka matanya perlahan. Dia menatap ku.

"Jam berapa?" Tanya nya.

"Udah mau jam 5" Ucapku lagi.

"Hmmm"

Ku dengar Pak Nasril menggumam. Bukannya bangun dia malah memejamkan matanya kembali masih memeluk pinggang ku. Aku menghela nafas. Tumben Pak Nasril manja, biasa dia yang selalu bangun duluan. Mungkin karena efek kecapean tebak ku dalam hati.

"Bangun ihh entar telat ke kantor nya" Aku mencoba membangunkan nya lagi

"Sebentar, sepuluh menit. Ngumpulin nyawa dulu" Ucap Pak Nasril. Baiklah aku membiarkan nya saja.

Setelah drama membangunkan Pak Nasril yang mendadak manja sejak semalam, sekarang disini lah kami di meja makan sedang sarapan.

"Kamu kekantor pakai motor?" Tanya Pak Nasril sambil menyuapkan nasi goreng ke mulut nya.

"Iyaa Pak"

"Kamu tidak bareng saya saja?" Ucapnya lagi.

"Enggak deh Pak, saya naik motor aja biar cepat. Entar apa kata anak kantor kalau liat saya sama bapak" Aku memberi alasan

"Saya tidak masalah, atau kamu malu jadi istri saya?" Pak Nasril menatap ku

Aduh bukan gitu, siapa yang malu punya suami seperti Pak Nasril. Di luar sana jelas-jelas banyak wanita yang mengejar-ngejar dia. Aku cukup beruntung bukan karena bisa menjadi istrinya.

"Bukan gitu Pak, cuma saya belum siap. Apalagi fans bapak banyak" Aku memberi pengertian.

Pak Nasril mengangguk paham. Kami melanjutkan sarapan.

Setelah selesai sarapan, aku pamit duluan karena aku berangkat pakai motor.

"Saya pergi dulu pak" Aku mencium tangan pak Nasril sebelum berangkat

"Hati-hati" Ucapnya.

"Assalamu'alaikum" Aku mengucap
salam kemudian berangkat kerja.

🍃🍃🍃

Aku sampai di kantor pukul 7.20 Untung aku tidak telat. Aku masuk kedalam ruangan sudah ada beberapa orang yang datang termasuk bang Reza. Tapi aku tak melihat chindy.

"Oii Han, baru datang" Sapa bang Reza

"Eh iya ni bang" Sahut ku

Bang Reza mengangguk paham

"Chindy belum datang bang?" Tanyaku

"Belum kayaknya, dari tadi belum ada keliatan"

"Telat kali ya" Celetuk ku.

"Bisa jadi, eh tuh orang nya panjang umur" Ujar bang Reza sambil menunjuk arah pintu tampak chindy baru datang.

"Tumben lu telat" Aku menatap teman sekantor ku itu

"Gue tadi naik gojek, lama bener nunggu abang-abang gojeknya" Jawab chindy

"Han, entar siang makan bareng yuk?" Ajak bang Reza

"Hani doang yang di ajak bang, gue kagak" Protes chindy.

"Iyaa deh, lu juga boleh ikut"

"Nah gitu dong adil" Ucap Chindy.

My HaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang