CHAPTER 6

273 24 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya^⁠_⁠^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa vote dan komen ya^⁠_⁠^

Happy Reading◜⁠‿⁠◝⁠

***

Castalia duduk termenung di depan restauran. Kejadian devan, nomor asing, uang, dan sekarang bunga. Sebenarnya siapa dalang dibalik semua ini. Andai saja castalia bisa melihat wajah laki laki yang kemarin, mungkin castalia bisa mencarinya sekarang. Laki laki itu juga tidak datang hingga hari menjelang sore. Castalia pasrah sekarang, entah apa lagi yang akan terjadi kedepannya.

"Attera, gue pulang dulu ya. Nanti gue jemput lo lagi" Elish menghampiri castalia yang sedang melamun

"Eh, iya el" Jawab castalia

Elish berlalu pergi menuju motornya berada. Elish tidak bisa mengantar castalia pulang karena ada keperluan mendadak. Jadi castalia akan pulang sendiri dengan berjalan kaki dan nanti akan dijemput kembali oleh elish untuk pergi ke rumah sakit tempat devan dirawat.

Castalia berdiri dari duduknya, dia harus segera pulang dan bersiap siap untuk pergi melihat devan. Castalia berjalan pergi dari area restauran. Tentang semua kejadian itu, mungkin dia akan mendapatkan petunjuk nanti. Ya, semoga saja semua nya akan cepat selesai dan castalia bisa kembali hidup dengan tenang.

Langit sudah mulai gelap, matahari juga sudah mulai bersembunyi untuk digantikan oleh rembulan. Castalia mengeratkan pegangannya pada tote bag yang dia bawa saat merasakan hawa dingin menyapu permukaan kulitnya. Lagi lagi, castalia merasa ada seseorang yang mengikutinya, castalia sempat berfikir apakah yang mengikutinya adalah hantu? Tapi ketika mendengar suara langkah kaki, castalia menepis fikirannya itu. Mana mungkin hantu bisa menapakkan kaki. Untuk sementara ini, orang itu hanya mengikutinya hingga dia sampai di restauran atau rumahnya.

Beberapa saat kemudian, castalia sudah sampaikan di rumahnya. Seperti biasa, rumahnya sepi dan sunyi, terkadang castalia merasa kesepian tetapi castalia mencoba melakukan sesuatu yang bisa menyibukkan dirinya. Seperti bersih bersih rumah, menyiram tanaman dan masih banyak lagi.

Castalia melangkahkan kakinya memasuki kamar dan mengunci pintunya kembali, dia akan mandi terlebih dahulu. Tapi sebentar, sepertinya dia melupakan sesuatu, tapi apa?

"Sudahlah, lebih baik aku mandi dulu" setelah itu castalia memasuki kamar mandi dan memulai ritual mandinya.

Tidak butuh waktu lama, castalia sudah selesai mandi. Castalia berjalan menuju meja rias untuk mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer. Saat ingin mengambil alat itu, mata castalia menangkap benda yang ada di meja riasnya.

"Eh, bunga? Bukankah ini bunga yang tadi? Astaga aku lupa membawanya pulang" castalia menepuk jidatnya pelan

"Tapi siapa yang meletakkannya di sini?" Tanya castalia pada dirinya sendiri

"Apa ada yang masuk ke kamarku- ah tidak tidak, itu tidak mungkin. Pintunya sudah aku kunci tadi" mata castalia beralih menatap pintu kamarnya.

Mata castalia membulat ketika melihat pintu kamarnya yang sudah sedikit terbuka. Dia sangat yakin tadi sudah menguncinya. Apa ini perbuatan orang yang selalu mengusiknya belakangan ini? Tapi bagaimana bisa. Ya tuhan ada apa lagi ini.

GENTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang