Asteria 1

143 9 0
                                        

Aku ingat bagaimana dirimu memelukku ketika aku takut, membisikkan kata penyemangat disaat dunia memporak porandakan kehidupanku.

Ya kamu seseorang yang aku temui ketika hujan, disaat semua orang membenci hujan. Justru aku menyukainya. Bagaimana indahnya hujan yang jatuh ke bumi bersamaan dengan gemuruh dan petir.

Senyummu yang semanis gula, aroma tubuhmu yang seharum bunga mawar, mampu membuatku candu.

Akan aku ceritakan bagaimana pertemuanku dengannya, pemilik nama yang begitu indah. Asteria, sebenarnya namanya Kenza. Tapi aku lebih suka memanggil namanya Asteria.

Tapi aku akan memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Namaku Jingga Arunika Sastranagara, anak bungsu keluarga Nagara yang terkenal paling kaya se Asia. Tapi tidak membuat hidupku bahagia, hidup bergelimang harta tak membuat hidupku senang. Justru malah membuatku tertekan.

Kedua orang tuaku selalu memberikan tekanan padaku dan juga pada kakakku. Sejak kecil aku selalu saja di kekang, dan juga di perintah. Aku tidak bisa menjadi diriku. Sikap dan kepribadianku di setting oleh kedua orang tuaku. Itulah sebabnya aku membenci mereka, bahkan semesta.

Hingga pada suatu hari aku bertemu dengan seseorang yang mampu membuatku mengerti apa kata bahagia sesungguhnya. Dan aku bertekad, akan aku jadikan dia milikku seutuhnya.

"Aru." Panggilnya.

Aku menoleh "iya."

"Kenapa kamu sering memanggilku Asteria?."

"Sebenarnya aku tidak punya alasan untuk memanggilmu dengan nama itu. Aku hanya ingin panggil kamu dengan nama itu saja." Jawabnya asal.

Karena tidak merasa puas dengan jawaban orang yang disampingnya reflek gadis itu memukul lengan Aru dengan pelan "jawab yang bener ih." Ujarnya manja.

Bukannya kesakitan Aru malah terkekeh "baiklah-baiklah akan aku jawab dengan benar." Jedanya.

"Kenapa aku memanggil kamu dengan nama itu. Karena aku suka dan terdengar indah saja ditelingaku, bukankah nama itu artinya bintang dan aku suka sekali dengan bintang, Asteria." Ujarnya sambil menatap Kenza.

"Bahkan hanya aku, yang kamu bolehkan untuk memanggil kamu dengan nama itu. Benar tidak?." Imbuhnya.

Kenza mengangguk "ya hanya kamu yang aku bolehkan untuk memanggil namaku dengan nama itu." Ucapan gadis nya itu mampu membuat Aru tersenyum simpul dia memeluk Kenza dengan begitu erat.




24 November 2021

Hujan mengguyur kota Yogya dengan lebat, genangan air dimana-mana. Dengan tergesa-gesa seorang perempuan berlari ditengah guyuran hujan itu.

"Haduh hujannya tambah gede, sepertinya juga bakalan awet ini." Ujar nya pelan.

Malam itu, dia sedang membeli sesuatu ke minimarket deket rumahnya. Dia tidak menggunakan motor karena memang jaraknya sangat deket hanya melewati taman saja.

Saat sedang berjalan disekitar taman, dirinya berhenti ketika mendengar suara tangisan perempuan. Bulu kuduknya berdiri, dia sangat takut dengan hal-hal seperti itu. Tapi dengan keberanian yang dia miliki akhirnya dia mendekati sebuah bangku yang diduduki oleh seorang perempuan.

Dengan seksama perempuan itu menelisik dari ujung rambut hingga ke ujung kaki. Lalu ia membagi payungnya pada perempuan yang sedang menangis itu.

"Hey ka-kamu gapapa?." Tanya perempuan itu dengan takut.

Perempuan itu mendongak, dia menampilkan wajah yang sungguh berantakan. Wajahnya pucat sekali, bibirnya juga bergetar.

Walaupun takut, perempuan bersurai pendek itu memberanikan diri untuk lebih dekat. "bajumu basah sekali. Ayo ke apartemenku dulu ganti bajumu." Ujarnya m.

one tweet Winrina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang