Bab 04.

451 96 21
                                    

^ Bagiku senyumnya dan sikapnya selalu menjadi candu yang tiada henti untuk diingat ^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^ Bagiku senyumnya dan sikapnya selalu menjadi candu yang tiada henti untuk diingat ^

🌷

Pesan dari sang bunda tercinta tengah Mazayya baca, sebenarnya ia yang lebih dahulu mengirim pesan untuk menanyakan resep memasak. Karena Mazayya sendiri tak cukup bisa dalam hal memasak.

Ditinggal oleh bunda dan sang ayah keluar kota. Membuat gadis jangkung berusia 17 tahun itu, jadi melakukan tak sedikit hal dengan sendiri. Contoh nya seperti sekarang, ia lapar tapi tak ada lauk yang biasanya selalu tersimpan di atas meja makan.

Kaki jenjang nya mendekat ke arah kulkas. Ada banyak jenis makanan mentah, namun tentunya yang jadi masalah ia harus terlebih dahulu memasak nya,

"Sandwich aja deh yang simple" gumam Maza,

Mazayya bawa barang-barang itu ke atas meja makan, memisahkan roti, selada, kornet sapi, dan telur yang harus dimasak terlebih dahulu. Maza simpan wajan diatas kompor, api menyala saat kompor dinyalakan, tak lupa ia memberikan sedikit minyak.

Setelah minyak panas, Maza masukkan kornet berukuran persegi dan juga telur. Tak lama Reaksi dari telur saat bercampur dengan minyak panas itu sedikit mengeluarkan percikan dan juga suara membuat Mazayya-

"AAAA" reflek berteriak keras, kakinya mundur perlahan kebelakang sembari memegang spatula yang dikedepankan.

Terlihat dari wajahnya tersirat kepanikan disana, buru-buru Maza ambil alat masak lain untuk dijadikan tameng hidupnya dari serangan sang minyak yang semakin brutal.

Ia tak sedang berlari tapi mengapa jantung nya seperti akan keluar dari tempatnya. Nafasnya pun ikut ter engah, perihal memasak saja ia ketakutan.

Tubuh tinggi itu terus mundur, karna suara percikan telur yang semakin menjadi bersamaan dengan hasil percikan minyak itu ikut keluar.

Hingga kedua pinggang nya di pegang oleh seseorang dari belakang, Mazayya kontan membalikkan tubuhnya.

Ia melihat Hazel yang tengah terkekeh akan aksi nya tadi, Mazayya kira tak ada Hazel di sini.

"Kenapa kamu teriak-teriak??" menatap dirinya, alis Hazel dinaikkan satu, reflek Mazayya turunkan alat-alat masak yang tengah di genggam itu ke bawah, ia malu.

"O-ouh e-engga kok. Tadi Maza reflek aja sii" sekali lagi Maza merasa malu.

Hazel menunjuk tutup panci yang Maza pegang di sebelah kiri, yang tadi dijadikan tameng hidupnya.

"Terus itu tutup panci buat apa?" Hazel semakin menahan kekehan nya melihat Mazayya yang tengah ia introgasi, lucu menurutnya.

"Tadi itu.... Maza mau- kok bau gosong ya?" ia mengendus-ngedus mencari bau sengit yang menyeruak indra penciuman nya berasal dari mana,

Red Tulip¹ | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang