Sepulang sekolah.
Niko belajar dengan serius, sesekali ia menguap karena rasa bosan mulai menjalar pikirannya.Ia bosan karena setiap harinya ia habiskan untuk belajar, belajar, belajar dan menjadi sempurna.
Ia mulai merindukan momen bahagianya bersama Arsen- tidak, ia harus melupakan momen palsu itu.
Ia disiksa secara batin, malahan Arsen baik-baik saja.
Cklek
Pintu kamar Niko dibuka oleh Arsen yang membawa sebuah nampan berisi kue puding beragam rasa.
Alasan Arsen datang ke kamar Niko adalah untuk berbaikan dengan Niko, Arsen tidak ingin hubungan persaudaraan merenggang akibat rasa iri dengki.
"Apa yang kau lakukan dengan puding itu? Menaruh racun di dalamnya?" Tanya Niko yang berwaspada.
Arsen menggeleng tidak dan tersenyum kecil, "Aku tidak berencana membunuh adikku sendiri." Ucapnya.
Niko terbelalak dengan senyuman Arsen, Niko bingung harus mengartikan senyuman Arsen itu apa, senyuman keaslian atau senyuman penuh kebohongan.
Arsen tau jika Niko berwaspada kepadanya, maka dari itu Arsen memakan kue puding itu secara acak untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar tidak memiliki rencana jahat apapun, "Lihat, tidak ada racun yang pahit dan menyakitkan, yang ada hanyalah rasa manis." Lanjutnya.
"Bisa saja kau mengambil kue puding yang kau tidak menaruh racun untuk mengecoh ku, aku tau watak dan tabiat Arsen yang penuh kelicikan." Balas Niko.
"Astaga adikku, jangan memfitnah ku dan aku benar-benar ingin mengembalikan rasa persaudaraan seperti dulu lagi, kita bercanda tawa dan bahagia bersama." Elak Arsen untuk berusaha meyakinkan adiknya.
Grrrunggg
Niko mengutuk perutnya yang keroncongan, Arsen tersenyum kecil dan menyuguhkan kue puding itu kepada adiknya.
Niko begitu berhati-hati memilih kue puding itu dan melihatnya secara seksama, apakah ada perbedaan warna dan bau yang terlihat.
Arsen menggeleng-gelengkan kepalanya karena melihat kelakuan Niko yang seperti tikus berusaha mengambil keju dari jebakan.
Niko mengambil kue puding itu dan memakannya sedikit demi sedikit, tapi Niko ketagihan dan mengambil beberapa kue puding lagi.
Arsen tertawa kecil melihat gelagat Niko yang sedikit imut menurutnya, "Ambillah lagi, jangan sungkan dan jangan malu-malu seperti kucing." Ucapnya.
Niko mengangguk iya dan tersenyum lebar ke arah Arsen, pipi Niko yang menggembung membuat Arsen gemas dan mencubit hidung Niko.
Bibi Ani melihat dari balik pintu, ia bahagia karena kakak beradik itu akhirnya memilih berdamai, walaupun tidak tau bagaimana kedepannya jika berhadapan dengan orang tua yang terlalu gila dengan kesempurnaan.
Padahal bukan kesempurnaan yang seharusnya dikejar, melainkan keharmonisan.
Yudas yang kebetulan lewat melihat bibi Ani yang tersenyum bahagia, ia mendekati bibi Ani dan menepuk pundaknya dengan pelan
Bibi Ani kaget dengan kehadiran Yudas yang menurutnya selalu tiba-tiba muncul kapan pun dan dimanapun.
Yudas melihat apa yang dilihat oleh bibi Ani, rupanya kedua bersaudara itu sedang bersama di kamar Niko.
Yudas hendak melaporkan ini kepada majikannya, tapi tangan Yudas ditahan oleh bibi Ani untuk tidak memberitahukan hal ini kepada majikan.
Karena sangat sayang sekali jika tali persaudaraan mereka putus begitu saja hanya karena perbedaan nasib keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detakmu yang abadi
Teen FictionArsen dan Niko, ditakdirkan sebagai saudara dengan jalan hidup yang berbeda. Mereka dilahirkan dari rahim yang sama, tapi perlakuan yang mereka dapatkan jauh berbeda. Arsen, si sulung yang bermimpi menjadi seperti ayahnya, tetapi impian itu harus te...