Sepulang sekolah.
Niko pulang ke sekolah dengan keadaan lesu, tenaganya habis hanya untuk pelajaran geologi, "Pelajaran terkutuk, apalagi lingkungan alam sialan itu." Batinnya yang bergerutu."Kau sudah pulang?" Niko menengok ke arah Lara yang datang sambil bersedekap dengan tatapan tajamnya jangan lupa.
"Iya ibu...." Jawab Niko dengan lirih.
"Kurang semangat! Kembali belajar sana dan makan malam mu sebentar akan dibawa, oh iya jangan lupa juga untuk mengatur jadwalmu menjadi full belajar, tanpa ada istirahat dan bermain."
Niko syok dengan titah Lara, "A- apa maksudnya itu?"
Lara berdecak kesal karena Niko sepertinya sudah tertular kebodohan oleh Arsen, "Seperti, sudah makan langsung belajar, bangun pagi langsung belajar, sudah mandi langsung belajar, ketika dengar musik dengarnya sambil belajar, ketikan bosan maka solusinya adalah belajar."
"B- bisakah dikurangi?"
"TIDAK! Ini demi kesempurnaan masa depanmu, kau tidak ingin orang tuamu ini jatuh miskin karena kecerobohanmu dalam mengurus perusahaan, kan?!"
Niko menggelengkan kepalanya, "T- tapi, kenapa harus aku?"
"Kau masih bertanya? sudahlah, jangan banyak cakap, TURUTI SAJA PERINTAHKU!" Suara Lara menggelegar hingga Niko langsung menuruti perkataan ibunya, "Cih, dasar anak susah dikontrol, selanjutnya mengurus Arsen yang akan menguras tenaga ku." Batinnya yang kesal.
Di dalam kamar Niko.
Ia belajar seperti titah ibunya, ia juga harus mempelajari pelajaran remaja kuliahan.Memang tidak sesuai dengan posisinya dalam pendidikan, namun karena keterpaksaan dari orang tuanya lah.
Ia harus belajar mati-matian, karena ia adalah Pewaris Keluarga Konglomerat Dhananjaya.
Ia juga tau ayahnya berencana untuk mundur dalam waktu yang tidak lama lagi dari perusahaannya, sudah pasti ia akan ditunjuk sebagai pengganti.
Huh, nasib takdirnya memang buruk sekali.
£¢€¥¶∆
Arsen pulang dari sekolah dan disambut dengan tamparan kasar dari Argon, "Apa-apaan ini, bukankah aku sudah menyuruhmu untuk menjauh dari Niko, kau malah mendekatinya? SIALAN SEKALI!" Murka Argon yang menampar Arsen sekali lagi dan lagi.
Plakk
Plakk
Plakk"Camkan perkataanku, jauhi Niko untuk masa depan yang sempurna, MENGERTI?!"
Arsen tidak merespon Argon yang membuat Argon naik pitam, "Baiklah! Aku akan mencambukmu sekarang, ANAK HARAM!"
Ctak!
Ctak!
Ctak!
Ctak!
Ctak!Teriakan demi teriakan Arsen keluarkan dari mulutnya, Argon tampaknya menikmati menyiksa Arsen.
Bibi Ani yang mendengar suara cambukan beruntun langsung bergegas menuju ke tempat Arsen.
Namun, jalannya dihalangi oleh Lara yang tidak ingin Bibi Ani ikut campur, "Jangan ikut campur, ketahuilah batasanmu dan ingat perjanjian kita, ingat? Dasar pikun tua bangka." Ejek Lara.
Bibi Ani mengangguk dengan lemahnya, tidak dapat berbuat apa-apa, Bibi Ani hanya dapat bisa berdoa agar Arsen baik-baik saja.
Niko? Tentu saja Niko mendengar suara cambukan yang besar itu, bahkan mengintip dari celah pintu, namun pintunya ditutup keras oleh seseorang.
Tentunya pelakunya adalah Yudas yang tidak ingin Niko menghalangi kemarahan besar dari Argon.
. . . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
Detakmu yang abadi
أدب المراهقينArsen dan Niko, ditakdirkan sebagai saudara dengan jalan hidup yang berbeda. Mereka dilahirkan dari rahim yang sama, tapi perlakuan yang mereka dapatkan jauh berbeda. Arsen, si sulung yang bermimpi menjadi seperti ayahnya, tetapi impian itu harus te...