Love Complex 22

20 1 0
                                    

Jika suka, boleh tekan votenya ya...






Happy Reading

"Ya sudah, kalau kamu memang ingin seperti itu akan aku usahakan sebaik mungkin. Tetapi bukankah hal ini sama saja dengan membohongi orang tuamu juga, misalnya kamu memperkenalkan aku kepada keluargamu." Ujar Izza yang masih duduk bersama dengan teman semasa SMA-nya itu, yang tak lain adalah Fahri.

"Memang benar hal itu, tapi aku siap menanggung konsekuensinya. Karena sebelum memutuskan untuk melakukan rencana ini, aku sudah memikirkan dengan matang kalau aku akan terima apapun hasilnya nanti. Jika rencana ini berhasil, kemungkinan besar orang tuaku tidak akan mengetahuinya dan kamu bisa terlepas dari bayang-bayangku. Aku nanti tinggal mengatakan kalau kita sudah mengakhiri hubungan karena ketidakcocokan."

"Ya-ya, terserah katamu saja. Intinya aku hanya harus bersikap sebagai pasangan pura-pura kamu kan."

"Benar sekali, ngomong-ngomong apa kamu ada acara setelah bertemu denganku?"

"Tidak ada, mungkin setelah ini aku akan kembali ke apartemen untuk membereskan barang-barang."

"Loh, kamu sekarang tinggal di apartemen? Orang tua kamu kasih izin?"

"Awalnya sih nggak dibolehin, tapi dengan bujukanku yang cukup ngeyel akhirnya mereka mau kasih izin buat aku tinggal di apartemen. Lagian kawasan apartemenku nggak terlalu jauh juga dari rumah."

"Ya-ya, kenapa kamu lebih milih pindah ke apartemen? Mau coba hidup mandiri ya?"

"Exactly, aku nggak mungkin terus-terusan ngrepotin orang tua kan. Aku ingin mencoba hidup mandiri dan punya penghasilan sendiri untuk memenuhi kebutuhanku. Kamu pasti tahu lah rasanya di tahap ini, saat kamu merasakan hal yang sama kan."

"Kamu bener, aku pernah merasakannya. Ketika kita ingin terlepas dari bayangan orang tua, dan mencoba untuk terjun langsung ke masyarakat dengan nama kita sendiri. You know what I mean?"

"I know it, tahap yang berat menurutku."

"Insya Allah, seberat apapun itu kamu pasti bisa melaluinya kok. Ya sudah, Za. Aku mau balik lagi ke kantor, soalnya masih ada meeting lagi. Kamu mau sekalian aku antar ke apartemenmu nggak?"

"Nggak usah, aku pulang sendiri aja. Lagian aku mau beli bahan makanan dulu di Supermarket."

"Oh, ya udah. Kalau gitu aku duluan ya, Za. Assalamualaikum." Ujar Fahri, sebelum pergi meninggalkan Izza.

"Iya, Ri. Walaikumussalam warakhmatullah."

-

-

-

-

-

-

Kini Fahri tengah mengendarai mobilnya menuju ke kantor, karena masih ada agenda yang harus diselesaikannya. Namun, tiba-tiba dirinya mendengar dering ponselnya yang menandakan ada panggilan. Dirinya langsung menyambungkan headset wireless-nya ke ponsel, dan segera menerima panggilan itu.

"Assalamualaikum."

"Walaikumussalam warakhmatullah, A-Abang."

Deg

Jantung Fahri sontak saja berdegup semakin kencang, ketika mendengar suara lembut yang sangat ia kenali itu.

"A-Adiba?"

"Maaf kalau Adiba ganggu Abang, tapi Adiba mau kasih tahu kalau Bubu sakit. Dan sekarang Bubu pingsan, Abang bisa pulang sekarang nggak? Soalnya Ayah juga belum pulang dari Bogor. Diba takut kalau terjadi apa-apa sama Bubu."

Forbidden Love 21+ [Fahri & Adiba]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang