Author Pov
Segerombol lelaki berjalan menuju belakang sekolah,tempat dimana biasanya mereka nongki.
Salah satu dari mereka sedang merokok dengan tampang yang sangat frustasi.
"Udah deh lu lebay amat sih galaunya",salah satu dari mereka hanya menggeleng-geleng melihat tingkah temannya yang sudah menghabiskan 1 bungkus rokok.
"Brisik lo",laki-laki tersebut menatap tajam temannya dengan mengacak rambutnya dan kembali diam hanyut dengan fikirannya.
"Heh rei,harusnya lu denger kata cewe lu",salah satu dari mereka yang paling tenang mengingatkan seorang laki-laki yang bernama rai tersebut.
"Gue udah ngasih yang terbaik kep,ah gatau gue harus gimana",rai membuang puntung rokoknya dan menginjaknya.
"Kalau lu sabar lu mesti sabar bukan kaya gini",kevin mengingatkan rai kembali.
Kep,alias kevin orang yang paling tenang diantara mereka.
"Tuh lihat jomblo aja bisa ngomong kaya gini",majid menambahkan sambil menepuk-nepuk Punggung rai.
"Sialan lu",kevin menatap datar majid. Yang dibalas cengiran olehnya.
"Ah udah gue males nih gini-gini mulu,rai mending lu ngomong sama sofy",yusuf alias icup menatap teman-temannya dengan bosan.
"Cup lu kaya gatau gue aja",rai menatap icup sekilas dan kembali mengambil fanta-nya diatas meja.
"Aelah ngomong aja sama sofy lu masih aja takut,percuma aja lu dicap sebagai preman sekolah",Icup terkekeh pelan.
"APA KATA LO?",rai menggebrak meja di warung mak tia.
"SANTAI DONG GUA CUMA BERCANDA",icup ikut emosi karena tingkah rai.
"Woy lu pada santai aja dong,ginian dibawa emosi",kevin berdiri diantara teman-temannya itu.
Rai kembali duduk dan mengacak rambutnya frustasi.
"Sorry cup,gua ga maksud",rai berkata lirih sambil menatap jalanan kecil yang berada didepan warung mak tia.
"Iya selaw aja"
"Gue bakal ngomong sama sofy besok"
"Nah itu baru temen gue",kevin tersenyum menatap teman dekatnya yang hubungannya sedang diambang perpisahan alias putus.
Sofy dan rai berpacaran sejak mereka kelas X kelas mereka bersebelahan.
Rai yang sangat emosian dan sofy dengan egonya membuat mereka serig bertengkar hingga saat ini,mereka harus mempertahankan hubungan mereka.
Gengsi mereka terlalu tinggi untuk meminta maaf duluan ataupun menjelaskan perihal yang terjadi. Ego mereka terlalu kuat,sehingga rasa memiliki terpendam begitu saja.
"Eh,guys gua balik dulu ya mau jemput mama tempat arisannya",kevin berpamitan kepada teman-temannya sambil berjalan menuju motor sportnya.
"Yaelah anak mama",majid mencibir kearah kevin.
Kevin mengacungkan jari tengahnya kepada majid setelah ia memakai helm.
"Hahaha dasar anak mami lu. Hush hush sana",majid melambaikan tangannya seperti mengusir dan dilanjutkan oleh tawa ke2 temanna yang lain.
Kevin menggas motornya beberapa kali sebelum hilang dari gang kecil tersebut.
***
Kevin PovMotor gue berhenti disalah satu perumahan di Jati.
Gue manatap rumah yang diberi alamat oleh nyokap gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum
Teen FictionKita tidak bersahabat,kita hanya berteman dekat. Kita dekat dari obrolan yang sangat konyol. Terkadang kita bosan dan kita menjauh. Kita memang beda,tapi mungkin hati kita merasakan hal yang sama. Kita tau mungkin karena Bubble Gum,yang kita yakin...