Happy reading
•°•°•°•°•°;•°•°•°•°•°•
Sudah tiga hari Nana tidur di rumah besar berkilauan bersama moma yang baik hati juga paman baik yang kini dia panggil ayah.
Sama seperti hari sebelumnya, hari ini pun setelah sarapan ruang keluarga lenggang. Semua orang-orang yang Nana tau keluarga ayahnya sudah pergi.
Ayahnya tadi pamit bekerja katanya ada meeting perusahaan. Nana tidak tau apa itu meeting tapi saat ayah bicara dengan wajah serius sepertinya itu sangat penting.
Meskipun Nana masih asing dengan rumah besar tapi dia tidak boleh merengek pada ayah untuk menemaninya.
Bagaimana nanti jika ayahnya tidak suka? Nana tidak mau membuat ayah kesal dan marah.
Berakhir dengan Nana mengangguk patuh mengiyakan ucapan ayah.
Setelahnya moma juga berpamitan pada Nana. Moma bilang ada keperluan di butik jadi tidak bisa menemani Nana bermain. Moma memberikan buku mewarnai dan pensil warna sebelum pergi.
Berpesan "Sementara Nana bermain dengan ini dulu ya sayang."
Nana mengangguk patuh.
Ditemani dengan segelas air putih, Nana duduk diam sambil mewarnai buku yang diberikan Moma.
Sudah habis 5 gambar. Nana meletakkan pensil warna. Tangan nya lelah menggenggam alat tulis itu. Matanya bergulir menatap sekeliling.
Tetap kosong seperti tadi. Tapi jam sudah menunjukkan pukul 12.00 siang.
Paling tidak seharusnya ada satu anggota keluarga yang pulang.Nana meletakkan kepalanya lemas ke atas meja.
Dia jadi rindu ibu besar. Rindu bibi Elis. Rindu pika dan Rin. Mereka pasti sedang bermain bersama sekarang.
Rindu rumah besar. Rumah ayah juga besar tapi Nana sendirian.
Sorot matanya menyendu. Hampir menangis.
"Hey," tepukan halus di dapat.
Nana mendongak. Dengan mata berkaca-kaca nya.
Ini siapa?
Nana masih tidak hafal nama keluarga ayah dan Moma.
"Ada apa?"
Pemuda dengan seragam sekolah itu menatapnya.
"Kenapa menangis?"
Nana mengusap matanya dan menggeleng.
Tanpa aba-aba badan nya sudah dibawa kedalam gendongan koala.
Berjalan ke sofa, Pemuda itu duduk dengan memangku nana.Tangan besar mengusap pipi tirus miliknya.
"Kenapa sedih, hmm?"
Tangan Nana bergerak.
"Tidak papa. Nana tidak sedih."
![](https://img.wattpad.com/cover/356599581-288-k155273.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sound from Heaven
FanfictionNana itu bisu dan tuli. Sejak kecil dunianya hanya seputar rumah besar berisi teman-temannya dan bibi baik. Maka ketika Satwira Mahagar muncul dan memperkenalkan diri sebagai ayah dan keluarga. Dia bingung. 'Apakah selama ini panggilan seperti itu...