Happy reading
•°•°•°•°;°•°•°•°•°
Mata bulat yang tadinya terpejam kini terbuka sedikit. Mengerjap-ngerjap pelan. Nana melihat sekelilingnya dengan pandangan sayu khas anak kecil yang bangun tidur.
Ini dimana?
Dia ada di sebuah ruangan besar. Sangat besar dari pada ruang berkumpul di rumahnya dengan bibi besar dulu. Dindingnya berwarna putih bersih dengan beberapa ornamen unik di masing-masing sisinya.
Saat meraba-raba, Nana baru sadar ternyata dia tengah ditidurkan di atas kasur. Wah, Nana baru tahu ada kasur sebesar dan seempuk ini. Seingatnya di rumah ibu besar tidak ada kasur seperti ini. Nana asik mengagumi berbagai hal baru yang belum pernah ia lihat, bahkan dia baru tau ternyata ada.
Dari arah pintu, satwira masuk dengan nampan berisi susu dan sepiring nasi goreng. "Sudah bangun?" Dia mendekat ke arah Nana yang sibuk menatap ke berbagai arah dengan tangan kecilnya yang terbuka tertutup seperti menggapai sesuatu.
Lucu sekali seperti bayi
Nana menoleh, dia menyingkap selimut tebal yang membalut tubuh mungilnya dan duduk menghadap satwira.
"Ayo makan, ini sudah jam makan siang."
Satwira meletakkan meja kecil di depan Nana, menata nasi goreng dan juga susu di atasnya. Tak lupa alat makan juga.
"Sudah, sekarang makan."
Pandangan matanya berbinar. Tangan kecilnya mengambil sendok dan mulai menyuapkan makanan yang kata paman baik didepannya ini 'nasi goreng'.
"Enak?"
Dengan riang, Nana mengangguk-anggukan kepala.
Tanganya bergerak mengucapkan sesuatu."Terimakasih paman. Ini enak sekali Nana suka"
Satwira memang belum mempelajari secara luas bahasa yang digunakan Nana padanya. Tapi dari ekspresi yang diberikan anaknya. Dia bisa menebak
bahwa Nana menyukai masakan nya.
Tangan besarnya terulur mengusap surai legam Nana."Makan yang banyak."
Setelah hampir duapuluh menit satwira menemani Nana menghabiskan makanannya. Akhirnya selesai dengan nana meneguk habis susu. Peralatan makan dibereskan dan tubuh mungil Nana dibawa satwira menuju kamar mandi.
Nana yg tidak mengerti hanya diam dalam rengkuhan hangat paman baik.
"Setelah ini kita akan menemui keluarga besar."
Wajah Nana diusap pelan menggunakan handuk basah.
"Ingin buang air kecil?"
Nana menggeleng pelan. Satwira melanjutkan menyeka bagian mulut nana.
"Sudah."
Nana dibawa kembali ke atas kasur. Didudukkan dan Satwira melangkah menjauh. Kembali dengan beberapa paperbag.
"Pakai ini saja ya, diluar sedang panas."
Topi kuning cerah di kenakan pada Nana. Juga jaket kain berwarna abu-abu muda juga.
"Sudah."
Dan Nana kembali dibawa kedalam rengkuhan satwira. Paman baik ini kenapa suka sekali membawa dia seperti ini ya? Padahal kan Nana bisa jalan sendiri.
Tapi ini nyaman dan hangat, Nana suka.
;
Nana menatap rumah besar didepannya. Menakjubkan. Sangat berkilau dan terang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sound from Heaven
Fiksi PenggemarNana itu bisu dan tuli. Sejak kecil dunianya hanya seputar rumah besar berisi teman-temannya dan bibi baik. Maka ketika Satwira Mahagar muncul dan memperkenalkan diri sebagai ayah dan keluarga. Dia bingung. 'Apakah selama ini panggilan seperti itu...