ADEK KAKAK?

184 10 5
                                    

Aiden mengelap keringatnya dengan sebuah handuk kecil, seperti biasa setelah olahraga pagi, Aiden selalu mampir ke kamar Zea dan masuk tanpa mengetuk.

Terlihat Zea masih nyaman dengan tidurnya, namun kejahilan Aiden selalu tiba-tiba muncul begitu saja. Ia mendekati Zea lalu menciumi pipinya secara berulang kali yang membuat Zea risih.

" apa sih ini "

Zea merengek seperti anak kecil yang kesal, dengan mata tertutup ia mengusap pipinya lalu kembali tidur. Aiden yang melihat respon Zea seperti itu, hanya tersenyum lalu tidur di sebelah Zea dan memeluknya.

" abang " teriak Zea

Zea mendorong Aiden dengan kesal sembari terus menggerutu, Ia merasa kesal karena Aiden memeluknya dengan keadaan badan yang basah. Melihatnya begitu kesal, Aiden bertambah semakin jahil, ia memeluk Zea dengan semakin erat.

" lepasin ngga? abang basah !!! " teriak Zea

" engga, kering gini "

" ih abang tuh bau "

" mana ada? wangi gini "

" lepasin ngga? "

" iya-iya gw lepasin tapi buruan mandi udah siang nih "

Aiden melepaskan pelukannya dari Zea kemudian bangun dan menarik selimutnya. Dengan malas Zea membuka matanya dan melototi Aiden yang cengengesan.

" apa? "

" lo ngeselin banget sih Aiden "

" apa lo bilang ? lo panggil apa tadi? "

" Aiden " Zea bangun dari tempat tidurnya lalu menjulurkan lidahnya untuk meledek kakaknya

" coba bilang sekali lagi "

" Aiden, Aiden, Aiden "

" wahh ngga bisa di biarin nih bocah "

Aiden menghampiri Zea, lalu mengangkatnya tinggi dan membantingnya ke atas tempat tidur dan menindihnya, sementara Zea berteriak lalu menangis di buat-buat meminta ampun.

" coba panggil apa tadi 🤨? "

" iya Abang ampun 😭 "

----------------


Aiden dan Zea merupakan kakak beradik, mereka lahir di tahun yang sama, namun bukan saudara kembar, melainkan saudara tiri. Ayah Zea menikah dengan ibu Aiden karena suatu kebetulan yang membuat mereka menjadi saudara.

Awalnya Zea tidak setuju ketika ayahnya meminta izin untuk menikah lagi, namun karena melihat ketulusan hati ibu tirinya dan Aiden. Zea akhirnya menyetujui pernikahan mereka.

Saat itu Zea baru menginjak usia 17 tahun begitupun juga Aiden, mereka bersekolah di SMA yang sama dan pada tahun itu mereka baru duduk di kelas 2.
Selama di sekolah Aiden dan Zea tidak pernah bertutur sapa. Zea merupakan cewek yang pendiam dan tidak mempunyai banyak teman.

Hal itu berbanding terbalik dengan Aiden yang merupakan cowok populer dan humbel di sekolahnya, hal itu di dukung oleh wajahnya yang tampan dan badannya yang tinggi dan juga atletis.

Alasan kenapa Zea tidak ingin anak-anak lain tau bahwa mereka berdua bersaudara, yaitu karena Zea tidak ingin di kucilkan karena ia tidak sepopuler Aiden.

Dua tahun berikutnya Aiden dan Zea berhasil masuk ke Universitas ternama di kota itu, yaitu Universitas Harapan Bangsa dengan jurusan berbeda, Aiden mengambil jurusan broadcasting and entertaiment sedangkan Zea mengambil jurusan seni rupa.

Dua tahun setelah mereka kuliah, kesehatan ayah menjadi sangat menurun karena riwayat penyakit jantungnya, sehingga saat itu ibu mulai membantu ayah bekerja dan ikut bepergian sampai ke luar negeri sehingga dengan terpaksa meninggalkan Aiden dan Zea di rumah sendirian.

POSESIF BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang