SISI LAIN !

6 0 0
                                    

HOME

Dering Alarm dari handphone Aiden terus berbunyi membangunkan Zea yang tengah tertidur lelap, Ia sedikit melirik jendela kamarnya dan cahaya matahari telah menerobos masuk lewat celah-celahnya.

Terasa dadanya begitu berat seperti di tindih oleh beban puluhan kilo, Ia mengusap matanya sendiri dan menyadari jika Aiden tengah tidur di sampingnya sembari memeluknya.

Pemandangan ini benar-benar sudah biasa untuk Zea, karena Aiden selalu seperti ini ketika mabuk berat. Ia menyingkirkan tangan Aiden yang kekar dari dadanya lalu bangun untuk mematikan alarm Aiden pada handphone Aiden.

" bangun, lo ada kelas kata temen lo "

Zea menampar pipi Aiden dengan sangat kuat, namun pria besar itu sama sekali tidak bergerak dan malah tidur dengan lelapnya. Zea semakin kesal ia mengapit hidung Aiden dengan jarinya hingga Aiden kesulitan untuk bernafas dan terbangun.

" lo mau bunuh gw ya Zee? "

" makannya bangun, lo ngga liat ini jam berapa? "

Aiden melirik jam dinding di kamar Zea dan mendapati jika masih pukul delapan pagi, ia melepas bajunya dan melemparnya sembarangan lalu menarik Zea untuk tidur di pelukannya.

" lima menit lagi, gw pusing banget tapi pengen di peluk " Aiden mendekap badan Zea yang terasa sangat hangat

" ih.. lepasin ngga? "

" bentar doang, gw mau ngomong "

" ngomong aja, kenapa peluk-peluk? " seperti biasa Zea akan mengomel namun juga tidak menolak Aiden

" emang ngga boleh peluk adeknya sendiri? "

" buruan mau ngomong apa? "

" hmm intinya gw ngga ngelarang lo deket sama siapa aja, asal jangan sama Raka "

" bang- "

" Dengerin dulu Zeane !! " ia semakin mempererat pelukannya

" apa lagi? "

" dia bukan cowok yang baik buat lo, jadi gw minta lo buat jauh-jauh dari dia "

Zea hanya terdiam ketika Aiden memintanya untuk menjauhi Raka, entah apa alasannya ia pun benar-benar tidak ingin tahu karena ia juga tidak ingin berhubungan dengan Raka kembali.

" Kalo abangnya ngomong tuh di dengerin "

" ngga penting tau ngga !! "

Zea mencubit dada Aiden hingga membuatnya berteriak mengaduh kesakitan lalu melepaskan pelukkannya, ia masih tanpa ekspresi pergi meninggalkan Aiden sendirian di kamarnya dan pergi ke dapur.

" Zee sumpah lo kayak psikopat ya lama-lama "

Aiden meringis mengusap-ngusap dadanya sendiri yang kemerahan. Ia mengenakan bajunya kembali lalu menyusul Zea yang kini tengah duduk di meja sedang mengupas apel.

" lo masih marah ya sama gw ? "

" ngga "

" terus kenapa ekspresinya masih kayak gitu? "

" ngga papa "

" lo lagi pms ya? " Aiden duduk di bangku persis di sebelah Zea

" Aiden sumpah lo mending mandi deh dari pada ngomong mulu "

" coba cium dulu " Ia mendekatkan pipinya pada wajah Zea

" ngga mau " Zea mendorong kepala Aiden dengan telunjuknya

" ada boba cafe yang baru buka di gang depan, ntar kesana yuk gw yang traktir "

" ngga mau "

" Zee "

POSESIF BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang