eps 1

60 4 1
                                    

"Haii semua kenalin nama aku Nava, semoga kita bisa berteman baik ya"

"Baik lah Nava kamu bisa duduk di samping renja ya, renja angkat tangan kamu nak"

Nava pun berjalan menuju meja dan  kursi yang di tunjukkan oleh sang guru

"Hai Nava aku renja, btw kok kamu pindah pas udah semester dua?" Tanya re

"Hehe karena... ga tau juga"
Saat sedang asik bicara guru yang mengajar menyela

"Udah dulu ya nak renja nanti lanjutin lagi"
"Hehe baik bu"

Jam pelajaran berlangsung dengan materi yang dijelaskan oleh guru Nava dan teman teman sekelas nya menyimak dengan baik apa yang di jelaskan

...

Kringgh!!

Jam istirahat berbunyi menandakan bahwa Jam pelajaran pertama telah selesai
Renja antusias mengajak teman baru nya ke kantin
"Nava udah jam istirahat ke kantin yokk"
Nava dan renja pergi ke kantin untuk membeli makanan
"Nava duduk sini biar aku yang pesen kamu mau apa?"
"Terserah kamu aja renja makasih ya"

Sambil menunggu renja Nava duduk di meja yang di tunjukkan oleh renja sebelum ia pergi
Saat sedang menunggu tidak sengaja Nava mendengar suara seseorang
"Ekh hem permisi gw duduk sini ya"
Ucap seorang laki laki sambil menarik kursi di depan Nava
"Kek nya lo murid baru ya kok ga ada pas ospek" Tanya laki laki itu sambil menaikkan abisnya

"Emm iya kak aku murid baru"

"Ohh kenalin gw raksasa gw kelas 12"
"Aku Nava kak" mereka berjabat tangan
"Btw ngapa lo pindah kan baru satu semester lu sekolah di sana?"
Tanya raksa "emm itu karena ee" Nava tidak tau harus menjawab apa karena ia masih Gugup bertemu dengan orang baru

"Nava ini makanan kamu, eh ada kak raksa" renja datang membawa dua porsi makanan untuknya dan Nava
Mereka pun makan bertiga
Sampai jam istirahat berakhir
"Udah jam masuk gw duluan ya" ucap raksa kemudian pergi meninggalkan kedua adik kelas nya

"Renja kalo boleh tau dia itu murid terkenal ya" Tanya Nava pasalnya saat mereka disapa oleh raksa banyak siswa yang menoleh ke arah mereka

"Iya kak raksa itu siswa berprestasi baik akademi maupun nonakademi dan ya semua cewe bilang dia ganteng jadi wajarlah terkenal" jelas renja panjang lebar
"Udah ah ayo kekelas jam pelajaran bu nica udah mau mulai"
Mereka berdua pun pergi ke kelasnya dan mengikuti pelajaran dengan baik

...

Jam pelajaran semuanya sudah berakhir dan semua murid SMA Bantara pun pulang
Sekolah sudah sepi menyisakan Nava yang masih bengong di depan sekolah menunggu taksi lewat karena tidak ada yang menjemputnya
Dari samping terdengar suara klakson mobil dan ternyata itu adalah raksa
"Eh Nava kenapa belum pulang?"
Tanya raksa membuka jendela kaca mobilnya
"Lagi nunggu taksi kak" Jawab Nava sopan
"Ayo sama gw aja gw anterin" raksa keluar dari mobilnya
"Em ga usah kak paling bentar lagi taksi lewat" tolak nya lembut
"Udah lah gw tebak sekarang ga ada taksi lewat karena udah sore, udah ah ayo ntar keburu malam"
Karena paksaan dari raksa Nava akhirnya mengiyakan ajakan raksa untuk pulang bersama
Didalam mobil di perjalanan pulang Nava dan raksa hanya saling diam karena masih sangat canggung

"Ternyata kak raksa baik banget aku kira bakal dingin karena ga senyum dari tadi" Ucap Nava dalam hati Nava hanya diam menoleh ke arah luar jendela menikmati angin sore yang menenangkan
...

Sesampainya di halaman rumah Nava
"Makasih ya kak aksa udah nganterin maaf ngerepotin"
"Gapapa kok lagian kita ternyata searah, gw pulang dulu ya"
"Okey bye kak"
Raksa pun meninggalkan halaman rumah Nava
Nava melangkahkan kakinya kedalam rumah nya barus sampai ia langsung di sambut oleh kedua saudaranya yang sedang ribet
"Kak navaa"
Rengek adiknya pada Nava sembari menghampiri Nava yang baru datang
"Eh kenapa ini kok kalian bertengkar?" Tanya Nava sembari mengusap lembut rambut adik laki laki nya
"Lihat kak Tara dia jahilin evan"
Sang adik mengaku pada Nava perihal kakaknya yang sering mengganggu nya
"Kak udah song ga usah ganggu Evan terus" ucap Nava berusaha melepas kakak dan adik nya
"Dih apaan lo, ga tau apa apa ga usah ikut ikutan deh" sahut Tara dengan sinis
"Udah ya dek kakak becanda tadi ayo ke kamar kakak ada banyak cemilan lho" rayu Tara pada Evan
Evan yang masih anak anak pun tentu menerima ajakan Tara kakaknya
Mereka berdua pergi kekamar dan meninggalkan Nava

Nava pergi ke kamarnya untuk mandi dan mengganti pakaian sekolah nya saat selesai Nava turun ke ruang tamu dan menuju dapur

Nava mengira mama nya ada di sana dan benar saja mama nya Nava sedang masak untuk makan malam
"Mama lagi masak apa sini nava bantuin" sapa Nava saat tiba di dapur
"Eh udah pulang kamu?? Gimana sekolah?"
"Baik kok ma"

"Bagus deh semoga nilai kamu naik ya jangan ranking dua sama tiga  mulu sekali kali ranking dua kek, liat tuh kakak kamu selalu ranking satu"
Mendengar itu Nava menghela nafas lalu menjawab

"Ma Nava kan udah berusaha lagian kan nilai Nava sama kak Tara ga bedanya jauh"

Nava berusaha membuat ibunya menerima nilai Nava yang tidak setinggi kakaknya

"Kamu di bilangin selalu aja gini, bisa ga sih nurut aja sekali jangan jadi pembangkang" sela mama nya Nava meninggikan suaranya
"Tapi ma-"

"Ga udah tapi tapi liat tuh Evan dia lebih kecil dari kamu tapi bisa kok nurutin mamanya ga seperti kamu"
Mendengar itu Nava hanya diam
Nava yang hendak membantu ibunya pun mengurungkan niatnya

Jam makan malam pun tiba semua keluarga Nava sedang berkumpul di meja  makan termasuk ayahnya yang baru pulang kerja
"Nava ambilin kakak garpu dong" pinta Tara pada Nava yang sedang fokus makan

"Ga bisa kaka ambil sendiri kan garpunya paling deket sama kaka" Tilak Nava karena Nava melihat garpunya di belakang Tara tidak jauh sama sekali
"Nava!! Kalo di mintain tolong sama kaka kamu apa salahnya sih" bentak mamanya

"Tapi ma kan itu tepat di belakang kalo Tara ulurin tangannya juga bakal nyampe kok itu" jelas Nava
"Udah udah makan yang tenang bisa ga ga usah ribet?" Sela papa nya
"Tau nih pa anak mu ini daritadi bikin kesal mulu" adu mamanya
"Udah udah" ucap padanya menyelesaikan keributan ini

Selesai makan malam Nava membantu mamanya membereskan poring kotor sedangkan kedua saudaranya dan papanya sedang menonton televisi di ruang tamu

Saat selesai Nava menyusul ke ruang tamu dan disana mereka menonton bersama. Saat tengah asik menonton papa nya Nava membuka suara
"Kak Tara katanya kemarin ada kegiatan lomba bulu tangkis ya di sekolah gimana menang ga??"
"Menang dong ayah juara satu lagi" jawab Tara antusias

"Evan juga kemarin dapat juara satu menulis di sekolah papa" Evan juga ikut antusias menyampaikan apa yang di dapatkan kemarin
"Wah kalian Anak mama sama papa emang  paling terbaik mama bangga"
Ucap mamanya sambil mengelus pipi kedua anaknya sedang kan Nava hanya melihat hal itu dan tak merasakan elusan juga dari Ibunya.

"Nava juga ingin"
Lirih Nava dalam hati sambil memperhatikan mereka bergurau ria

Papa nya memperhatikan Nava lalu berkata "Nava gimana nilai kamu?" Pertanyaan papanya beralih ke nava
"Ga usah ditanya pa paling sama aja kek dulu dulu haha" jawab Tara dengan nada mengecek

"kamu ini sia sia saya keluarkan uang banyak untuk sekolah kamu kalo nilai kamu rendah" ucap paparnya
"Kan udah mama bilang berkali-kali buat belajar yang rajin kenapa ga belajar??" Tanya mamanya dengan nada se akan akan ia sedang marah
"Ma pa Nava udah belajar kok semampu Nava" jawab Nava tidak terima di banding bandingkan dengan saudaranya

"Kalo di nasehatin ga usah membangkang bisa ga hah? Liat tuh saudaranya kamu yang lain ada ga yang kak kamu begini?" Sarkas ayah nya menunjuk kedua saudaranya
Evan dan Tara hanya menatap Nava kemudian beranjak pergi.

"Ma pa Evan sama Tara ke kamar dulu ya udah malam juga" ijin Tara lalu di angguki oleh kedua orang tuanya
Saat mereka pergi Nava pun hendak pergi kekamar namun berhenti saat mendengar kalimat ayahnya
"Belajar jangan main game sama hp saja biar jadi anak yang berguna sedikit"
Yaah apa lagi kalo bukan nyeri yang Nava rasakan di dadanya

Sakit hati Nava mendengar kalimat itu apa selama ini kehadiran Nava di keluarga ini tidak berguna?
"Iya Nava tau kok" jawab Nava kemudian beranjak ke dalam kamarnya
Meninggalkan orang tuanya yang masih saja mengomel

Saat dikamar Nava mendudukan dirinya di kursi belajarnya kemudian membuka halaman buku yang sesuai untuk jadwalnya besok
Tiga jam Nava belajar dan Nava pun menyadari kegiatan belajarnya
Saat akan tidur Nava tidak bisa menutup matanya karena saat Nava menutup mata bayangan dari ucapan papa dan mama Nava terbayang membuat Nava begitu kepikiran
Nava menghela nafas berat kemudian bangun dari kasur nya berjalan menuju laci di dekat pintunya lalu mengambil sebuah botol kecil yang berisi sebuah tablet
Nava meminum tablet itu kemudian kembali merebahkan dirinya di kasur empunya
Tak butuh waktu lama Nava tertidur pulas..

the last for youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang