"Sakittt....."
Nava menyatukan tangannya meminta ampun dari ayahnya yang tidak memberikan nya kesempatan untuk menjelaskan apapun"Dasar anak durhaka hal seperti ini pun harus kau perhitungkan!" Bentak agraya lagi lagi mendaratkan rotan tipis itu di punggung sang anak
"Aakhh!!! Sakitt.....maaff" tangis Nava menahan perih yang mendamba punggungnya
"Hal seperti ini saja kau tidak becus!!" Ucapa Aruna marah ketika ia memasuki ruangan kerja ayahnya
"Avan tidak bisa liburan karena ulah mu!" Teriak Aruna tidak terima
Yaah benar agraya dan yang lain nya kembali pulang di jadi pulang karena avan yang tiba tiba sakit
"Apa yang beri pada avan hah?!" Bentak Aruna tidak terima anaknya sakit karena makan makanan yang Nava berikan
"Aku ga beri avan apapun ma!" Bela Nava
"Kalau engga kenapa avan bisa sakit hah??" Tanya Tara
"Di mana avan??" Tanya Nava
"Ga usah tau" judes Tara lalu pergi keluar rumah
"Ma kasi tau di rumah sakit mana avan" pinta Nava
"Jangan berani kamu ke sana" titah Aruna
"Dasar anak sialan memang benar anak bodoh seperti mu itu pembawa sial" ucap agraya
"Udah lah yah kita ke rumah sakit dulu mama mau ngambil barang avan dulu" ucap Aruna Di angguki oleh agraya
Ternyata hanya untuk tenang sehari pun itu sulit....
Nava sudah berharap walaupun dirinya tidak ikut liburan bersama orang tuanya setidaknya ia mendapatkan ketenangan dengan kesendiriannya. Tapi apa daya kesalahan yang ia perbuat beberapa waktu lalu berdampak hingga sekarang
Iyaaa
Avan dan keluarga nya tidak jadi keluar untuk liburan karena mendadak avan sakit, avan mengalami sesak nafas dan sakit pada tenggorokan nya membuat semua orang kalang kabut karena panik
Setelah membawa avan ke rumah sakit agraya menduga sesuatu yang belum pasti, ia mengira bahwa selama avan di rumah Nava memberikan avan makanan yang seharusnya tidak ia konsumsi
Dan ya bisa di bilang Nava memang pernah memberikan avan mie instan yang sama sekali avan tidak boleh sentuh, tapi karena paksaan dari avan ia harus memberikan nya
Ini bukan salah avan tapi juga bukan salah Nava, lalu siapa yang salah?? Harus kah agraya menghakimi Nava sekeras ini?? Bahkan agraya tidak tau jika ia dengan sadar telah menyakiti salah satu anak nya saat anaknya yang lain juga merasakan sakit
Nava terduduk di sebuah bangku yang berada di pinggir jalan dengan pemandangan sungai yang deras, ia duduk sambil memikirkan bagaimana kondisi adik nya Saat ini
"Huhh" helaan berat keluar dari mulut Nava
Ia mengacak acak rambutnya merasa bingung, merasa gagal sebagai seorang kakak
"Dasar bodoh!" Ucap Nava pada dirinya sendiri sembari memukul mukul kepalanya
Beberapa saat ia merasa lelah, tubu yang awal nya duduk kokoh di atas bangku kini jatuh merosot ke tanah
Nava menyembunyikan kepalanya di antara siku yang ia tekuk
Ia bingung sungguh Nava bingung apa yang harus ia lakukan. Tidak kah satu jawaban muncul di otaknya
Nava semakin menarik rambut nya menyalurkan rasa kesal sekaligus penyesalan nya
Nava menatap telapak tangannya dengan bingung Saat ia melihat banyak helping rambut mendarat dari kepalanya
KAMU SEDANG MEMBACA
the last for you
Teen Fictionjika semua masalah solusinya adalah kematian maka aku pun pantas untuk itu..