~2. Kesal

464 38 9
                                    

Maaf ya kalo ada typo atau pun salah kata soalnya aku baru pertama kali buat cerita hhee.

"Jangan berharap masalahmu akan dimudahkan, namun berharaplah kamu akan jadi orang yang lebih kuat." -Mala

Happy reading🕊🌿

Anak baru ini benar-benar membuatnya kehilangan kesabaran. Rakha langsung menatapnya tajam dan menggebrakan meja, membuat murid-murid lain kaget.

"Heh, murid baru. Lo berani ngelawan gue? Lo nggak tau gue siapa?" bentak Rakha.

Geng Star tersenyum. itulah yang mereka harapkan dari tadi, melihat Rakha marah pada cewek sok berani itu.

"Bukan urusan gue soal lo itu siapa," ucap Dara.

Dia memegang tangan Mala, lalu tersenyum.

"Buka jaketnya, kita ke lapangan sekarang juga."

Mala membuka jaketnya, lalu mengambil topi dari dalam tas dengan wajah yang tersenyum manis. Baru kali ini ada yang mau membelanya saat dia dibully oleh geng Star.

Wajahnya masih terlihat kaget. Jantungnya terus berdebar tak karuan. Dara, siapakah dia?

"Eh, lo songong banget jadi murid baru. Cantik enggak, pinter enggak, mulut doang yang pinter. Najis!" bentak Clarisa yang tidak terima Rakha direndahkan seperti tadi.

"Jijik banget gue liatnya," sambut Jenny sambil melipat kedua tangannya dengan sombong.

"Ayo kita ke lapangan," ajak Dara kepada Mala.

Geng Star menyoraki mereka berdua. Rakha mengeratkan kepalan tangannya. Berani-beraninya seorang murid baru melawan kekuasaan?, Noah, ketua OSIS yang sok jago itu, saja bisa Rakha hajar sampai babak belur karena membela Mala.

Setelah selesai upacara, seluruh siswa berhamburan ke segala arah. Ada yang menuju blok IPA, blok IPS ataupun ke kantin. Mala pergi menuju kelas bersama Dara. Entah bagaimana Dara mau menjadi temannya. Hal yang sangat sulit terjadi, seperti hujan yang membasahi gurun.

"Dara," panggil Mala dengan nada pelan.

"Hmm?"

"Kok kamu nggak ngomong 'gue-elo', sih, sama aku?" tanya Mala polos, membuat Dara tertawa.

"Aku, sih, kadang pake 'gue-elo' ke siapa aja, tapi... ke kamu, kok, beda, ya. Aku juga nggak tahu kenapa."

Saat mereka sampai di pintu kelas, Mala menyeritkan kening melihat mejanya yang berada di paling depan. Banyak sekali coretan bolpen di mejanya itu, padahal sudah jelas bahwa peraturan si sekolah melarang semua murid untuk mencoret-coret fasilitas sekolah.

Mala membaca tulisan diatas meja tersebut.

"Mala suka Rakha"
Aku suka sama Rakha
Rakha ganteng, tapi dia selalu membully ku.
Bangs*t!!!

Mala terkejut melihat tulisan itu. Mala berani bersumpah bahwa dia tidak pernah mencoret-coret meja. Apalagi menulis seperti itu. Tadi pagi mejanya bersih tak ada noda sama sekali. Ada apa ini?

"Wow, lihat tuh. Ternyata si cupu suka sama Rakha!" teriak Jenny dibalik pintu dengan tawa.

"Diem-diem suka juga dia. Dasar cewe genit!" sambung Clarisa. Mereka berdua terus tertawa kencang, membuat semua orang menoleh ke arah Mala.

"Huuu, kasian banget si lo. Lagian lo harus sadar ya, tipe Rakha tuh bukan kayak lo!" ucap Jenny.

"Nggak nyadar diri lo." Ucap Clarisa.

Si Cewek CupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang