chapter 32

136 6 0
                                    

kehidupan dimansion alexon benar2 berubah setelah empat gadis yaitu, aneli, livi, vivi, dan vava sudah mulai diperbolehkan keluar dari kamar mereka, setelah hampir satu bulan dikurung dan hanya boleh keluar kamar untuk sarapan, makan siang, dan makan malam saja, tapi vivi vava livi dan aneli kadang keluar diam2

mansion selalu gaduh, tak peduli pagi siang sore malam selalu saja gaduh, mereka berempat melakukan itu semua supaya tuan andere dan empat putranya percaya bahwa mereka mulai nyaman dan menerima untuk tinggal dimansion tanpa perlawan seperti awal2 mereka dibawa pulang

dan ya, tuan andere dan empat putranya sekarang sudah mulai melepas waspada mereka terhadap empat gadis itu

vava vivi aneli dan livi sekarang sedang main petak umpet dengan aneli yang menjaga sedang yang lain bersembunyi kesegala tempat2, jangan salah, mereka bermain petak umpet sengaja supaya tuan andere dan yang lain tak sadar jika mereka sedang mencari sesuatu, dengan menciptakan kegaduhan terlebih dahulu, lalu mereka bergerak secara diam2, vava tak sengaja mendengar obrolan sebelah ruangan tempat sekarang ia mencari sesuatu,

vava menempelkan kupingnya ia mendengar dengan jelas apa yang sedang mereka bicarakan, lalu ia mengambil hp kemudian merekamnya

setelah vava mendengar tak ada lagi yang bersuara ia segera pergi dari sana dengan cepat, membuat jantungnya berdetak kencang, ia segera kembali kekamar menunggu yang lain

sedangkan vivi ia malah tak sengaja masuk kesebuah gudang, matanya menatap tertarik pada sebuah benda yang tertutup kain yang ia yakini itu sebuah figura besar, lalu ia menarik kain putih itu, ia mengernyit saat melihat figura itu

difigura itu ada sebuah lukisan yang menampilkan seorang wanita cantik yang menggendong dua bayi perempuan dan disebelahnya juga terdapat dua bayi perempuan yang berbaring

ia memang terpesona dengan paras cantik wanita dilukisan itu tapi diotaknya sekarang kenapa lukisan sebagus ini ditaruh digudang, kenapa tidak dipajang diruang tamu atau dimana gitu, pikir vivi

ia membalik lukisan itu dapat ia lihat dibalik lukisan itu ada beberapa kata

"my family" gumamnya kemudian ia mengambil hpnya lalu memotretnya
menutup kembali lukisan dengan kain putih lalu segera pergi dari sana

vivi bertemu dengan aneli saat ia akan memasuki kamar, ia dan aneli masuk kedalam saat akan menutup pintu tiba2 livi masuk dengan keringat bercucuran

duduk dikarpet berbulu lembut dilantai kamar itu empat gadis saling memandang dengan serius

"jadi apa yang kalian temukan..?" tanya vava

"gue nemuin ini, lo pada mending liat sendiri deh" ucap aneli menaruh sebuah berkas ditengah2 tempat mereka duduk

selesai membaca berkas itu vivi vava dan livi terkejut

"anjirr..!!!" teriak mereka kompak, aneli juga teriak kaget ketika mendengar teriakan yang lain

diberkas itu tertulis tentang seorang laki2, dan yang membuat mereka terkejut adalah laki2 itu ternyata adalah paman vivi dan vava didunianya dulu
diberkas itu juga tertulis bahwa laki2 itu adalah ayah dari tuan andere juga ada surat yang mereka temukan didalam berkas dan semakin terkejut melihat isi dari surat itu
disurat tertulis

'andere ayah sudah membunuh dan mengirim jiwa empat anak mu kedunia kalian, lakukan tugasmu dengan cepat, lalu segera kabari ayah, ayah akan segera pergi kesana karna tugas terakhirnya hanya ayah yang bisa, jangan sampai gagal, jika gagal kemungkinan mereka akan mati, '

"jadi paman sengaja berkhianat, ngebunuh kita karna mau mindahin jiwa kita kesini" vivi berucap dengan nada bertanya

"bisa menarik jiwa dan berpindah dunia sesuka hati sebenarnya siapa paman dan juga tugas apa yang harus dilakuin sama pak tua itu" bingung aneli

twins girl psicopat and transmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang