chapter 48

111 7 0
                                    

brukh..
anj-..
ash...
argh...

begitulah teriakan para gadis yang terjatuh dan terjungkal karna dikejutkan oleh suara dentuman yang begitu memekakkan telinga, apalagi posisi para gadis sedang melamun menunggu sesuatu terbuka

"apaan tuh?" naina berseru sambil menunjuk pada sebuah bayangan yang semakin mendekat semakin besar

"anjiirrrr...!!!" lusi berteriak heboh disaat beberapa bayangan mendekat

gadis2 itu membelalak dengan mulut menganga, bagaimana tidak, seumur hidup baru kali ini mereka melihat langsung dengan kepala mata mereka sendiri, didepan mereka terdepat dua naga berwarna hitam dan putih disamping naga2 itu ada dua ular berwarna emas dan hijau mengkilap, ditambah burung phoneix  berwana merah dan biru, dan semua binatang itu berukuran besar dua kali lipat dari yang mereka bayangkan

dengan masih menganga, lusi semakin mendekat dengan mata berbinar binar

"ini beneran gk sih?" seru lusi dengan berjingkrak jingkrak, membuat beberapa hewan didepannya menggelengkan kepala

belum selesai mereka mengagumi apa yang ada didepan mereka, kini malah dikagetkan dengan suara yang kembali membuat telinga para gadis itu berdengung

menoleh keasal suara, kali ini mereka dibuat tahan muntah, bagaimana tidak, didepan mereka ada hewan yang entahlah, badan hewan itu berbentuk seperti ulat raksasa namun diseluruh tubuhnya terdapat lendir berwarna hijau dikepalanya dipenuhi dengan mata merah menyala, hewan itu bergerak kesana kemari hingga lendir ditubuhnya menetes dimana2 dan menciprat dekat gadis2 itu, tak hanya itu kini para gadis itu dikejutkan dengan banyaknya manusia bertanduk hitam gigi taring yang nampak tajam, matanya merah dengan pupil berwarna hitam, membawa kapak dan mereka terus menggeram sambil mengacungkan kapaknya dengan ganas kearah gadis2 itu

"e-eh ini apa kamsutnya?" livi
"maksudnya bego!!" aneli
"ini mereka mau makan kita gitu?" naini
"baek kita lari aja sebelum tuh hama makin kesini" naina
"lari kemana? disini air semua, kagak ada jalan, paling kalo mau selamat, mesti masuk dulu kepintu itu" vivi sambil menunjuk kearah pintu besar indah yang mereka tunggu sedari kemarin
"masa iya kita main kejar2an bareng mereka, bisa2 belum lari dah keinjek kita hiiih~" vava
"jangan2 mereka mau ngawinin kita!" lusi

yang lain menatap gadis itu dengan horor "anj-hii~mending mati lagi aja gue, gk papa gue ikhlas, sungguh" vava memeluk dirinya sendiri, ia membayangkannya saja sudah merinding

"terus begimana ini, mereka makin dekat, kita gk lari nih?" tanya vivi ia melirik kesamping dimana yang lain mengangguk lalu mengambil ancang2 untuk segera lari...

wush...

"bejirr..!!tunggu woyy!!" teriak aneli sambil terus berlari saat melihat lusi dan vava sudah ngacir duluan, namun ia menahan tawa dengan yang lain saat melihat lusi dan vava berlari tak tentu arah dengan kecepatan tinggi, itu terlihat aneh

"hos..hos..hos..udah udah..hos gue capekhh..ughh.." lusi berhenti begitu juga vava mereka jatuh telentang diatas air guna mengistirahatkan tubuh mereka

yang lain sudah duduk didekat mereka berdua namun saat melirik kebelakang mereka melonjak kaget saat hewan raksasa dan orang2 bertanduk itu sudah berdiri dengan mata tajam dibelakang mereka

grrrhh...
grrrhhh...

geraman2 itu semakin membuat yang gadis2 yang baru saja mengistirahatkan tubuhnya kembali bergidik ngeri dan bersiap untuk lari tapi salah satu kawanan bertanduk itu melempar kapaknya kearah mereka sehingga dengan reflek tinggi para gadis itu menghindar

"kita gk ada pilihan lain selain ngelawan hama menjijikkan itu" kata aneli

"haah~gimana mau ngelawan, orang mereka raksasa semua" keluh vava
"sebisanya aja lah" kata vivi
"gue bisa beladiri, tapi kalo naini sama naina bisa gitu? kan mereka disini dah dari lahir" kata livi

twins girl psicopat and transmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang