Selamat membaca....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Engh.." Lenguh Adel dia pun mencoba membuka matanya karna badannya sekarang terasa sangat remuk dan sesudah sadar dia menatap sekelilingnya,ternyata Adel sudah dikamarnya batinnya.
Ceklek
Adel yang kaget pun lantas menoleh kearah pintu dan ternyata itu adalah bibi yang masuk membawa sebuah baskom berisi air dingin dan sebuah handuk kecil.
"Eh non Adel udah sadar" ucap bibi
"Bibi izin ngobatin ya non" lanjut bibiAdel pun hanya bisa mengangguk sebagai jawaban.
Bibi pun duduk disamping Adel dan mulai mengobati luka adel dengan berhati-hati.Terlihat dari wajah Adel yang mencoba menahan sakit saat bibi mengompres lukanya.
Bibi yang melihatnya menjadi tak tega bahkan bibi meneteskan air mata melihat tubuh nona mudanya mendapatkan banyak luka memar.Adel yang melihat sang bibi menangis pun terheran.
"Bibi kenapa nangis?" tanya Adel lembut
" hiks..Bibi kasihan sama non..hiks kenapa non begitu kuat? hiks.." jawab bibi yang masih menangis.
"Bibi jangan nangis...Adel nggak papa kok bik" ucap Adel tersenyum sambil mengelus tangan sang bibi berusaha menenangkannya.
Ini lah yang bibi suka dari Adel dia selalu bilang nggak papa padahal hatinya terluka karna sikap kakak²nya.
Tetapi Adel tetap menyayangi kakak²nya karna dia percaya suatu saat nanti kakak²nya akan berubah dan kembali menyayanginya seperti dulu lagi.
Setelah merasa tenang bibi pun melanjutkan kegiatannya untuk mengobati Adel dan tak lupa juga bibi memberikan selep dibagian luka yang memar.
"shh.." rintih Adel karna merasakan sakit dan juga perih ditubuhnya.
"Tahan bentar ya non" bibi berusaha berhati-hati mengselepi luka Adel dengan sesekali ia tiup agar tidak terlalu sakit.
Adel pun hanya berusahan menahan perihnya.
"Nah udah selesai non" ucap bibi sambil tersenyum
Adel pun bernafas lega walaupun masih nyeri."Makasih ya bik.." ucap Adel
"iya..sama sama non" jawab bibi.Bibi yang melihat wajah adel pucat pun lantas memegang dahi Adel ternyata dugaanya benar Adel demam.
"Yaampun non..badan non panas" ucap bibi khawatir.
"Tunggu bentar ya bibi mau ambil kompresan dan obat sama makanan buat non" ucap bibi
"iya bi.." jawab Adel dengan menganggukBibi pun keluar dari kamar Adel.Setelah kepergian si bibi Adel menatap kosong jendela yang menampakan langit malam yang indah dan hanya ada 2 bintang yang bersinar sangat terang.
"pah..mah..dedel kangen.." ucap Adel lirih bahkan ia tak sadar jika pipinya sudah basah karna air mata.
"Maafin dedel pah..mah.." ucap Adel lagi
Adel selalu menyalahkan dirinya sendiri karna dia,
Adel dan kakak²nya harus ditinggalkan orang yang paling berharga di hidup mereka.Anak seusia Adel yang seharusnya bermain bersama teman² dan menikmati masa mudanya. Tetapi Adel dipaksa Dewasa oleh keadaan,dia harus bekerja keras untuk membiayai hidupnya dan harus kuat melawan kerasnya dunia.
Lama melamun bahkan Adel tak sadar jika bibi sudah duduk disebelahnya.
"Non?.." Ucap bibi sambil menepuk pelan pipi Adel
Adel pun tersentak kaget

KAMU SEDANG MEMBACA
Wound ||Adel
FanfictieKejadian 7 tahun lalu adalah kejadian yang sangat menyeramkan bagi 5 sibling abelard dimana 2 orang yang mereka cintai harus pergi meninggalkan mereka karna kejadian kecelakaan saat akan ke kebun binatang .Setelah kejadian itu mereka sangat terpuruk...