③④

6.4K 344 5
                                    

hoiiii~✨

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

"IRENEEE!"

Baru saja Clairene melangkahkan kakinya ke dalam kelas. Dia langsung diteriaki oleh Illyorra yang sekarang berlari ke arahnya untuk memeluknya.

Brukk

Illyorra menerjangnya dengan cara melompat kearahnya. Membuat Clairene terhuyung sedikit ke belakang. Seharusnya mereka berdua sudah jatuh, tetapi Clairene sudah pasang badan tadi.

"Irenee... hiks srott, gue kangen!" ucap Illyorra dengan pura-pura menangis. Gadis itu tidak pandai akting.

"Udah diem. Gak usah kayak yeen lo."

"Gue jadi yeen buat lo, gue ikhlas, hikss..."

Clairene mendorong Illyorra pelan. Tapi mampu membuat pelukan mereka terlepas. Segera Clairene berjalan ke bangku miliknya. Kakinya pegal untuk berjalan ke kelas ini.

Illyorra mengikuti di belakang Clairene. Illyorra menarik kursinya untuk mendekat dengan bangku Clairene.

"Ceritain dong, kemarin waktu ngilang ngapain aja," pinta Illyorra pada Clairene. Tanggapan Clairene sedikit datar, sepertinya dia tidak ingin membicarakan itu.

Cara satu-satunya adalah menanyakan kepada kembaran Clairene, tapi nanti saja. "Ekhem, yang buat si mc sekarang sama mc-nya, ya," bisik Illyorra pada Clairene dan langsung dibalas dengan tatapan datar. Terlihat sangat tidak menyukai perkataan Illyorra.

Pagi ini memang ada berita di sosial media jika ada sesuatu dibalik pewaris keluarga Orevilaric dengan putri sulung Fallsoofen.

Ada orang yang membocorkan kejadian itu. Walaupun tidak ada foto tetapi ada banyak saksi mata yang melihatnya. Melihat kedekatan Leocean dengan Clairene?

"Jangan ngomongin itu. Gue pernah bilang buat jangan berhubungan sama karakter utama di sini," celetuk Clairene dengan nada tidak suka yang kentara.

Dirinya dan Leocean itu tidak bisa bersama. Dua makhluk ini seakan serupa. Clairene menemukan kemiripannya dengan Leocean. Dia bisa membayangkan bagaimana ketika dirinya menjadi laki-laki hanya dengan melihat tingkah laku Leocean.

Karena Sabrina mengambil inspirasi karakter utama pria dari dirinya sendiri.

"Iya deh, maaf," kata Illyorra yang sudah agak ngeri dengan perubahan sikap Clairene. Sudah lama dia tidak melihat Clairene seperti ini.

"Gak papa, nanti malam lo gue ajak. Gue bawa Zaphire juga." Illyorra mengangguk. Dia dapat menangkap maksud dari Clairene saat mengatakan itu.

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

"Lo ngungkapin perasaan lo ke dia?"

"Iya, kenapa?" jawab sinis bocah itu.

Leocean hanya bisa bersabar menghadapi tingkah anak-anak orang didepannya. Walaupun tinggi mereka tidak begitu jauh. Tapi dia tetap anak kecil.

"Lo tetep gak bisa dapetin dia."

"Seenggaknya gue udah ngungkapin perasaan. Gak kayak lo. Gak ada gentleman-nya."

Dia terdiam, bukan tanpa alasan. Tapi dia menahan diri untuk tidak kasar kepada anggota keluarga Trovelice yang setelah sekian lama akhirnya ditemukan.

"Gue pengen deketin dia dulu."

Reanzio mendecih mendengar perkataan Leocean. Dulu dia menang satu kosong dengan laki-laki yang lebih tua darinya itu. Tapi dia tidak menyangka dirinya kalah.

Jika ditanya apakah Reanzio senang dia kembali ke keluarganya. Jawabannya iya dan tidak. Tidak karena dia tidak bisa bersama dengan orang yang dia sukai. Dan iya karena dia mendapat kekuasaan lebih besar daripada bekerja sama dengan kakek tua itu.

"Lo itu gak bisa jaga Illy, cuma gue yang bisa," kata Reanzio yang semakin muak dengan kedatangan pria itu ke rumah barunya. Reanzio memang sudah menyandang nama Trovelice dibelakangnya. Dia diperlakukan istimewa. Tapi kedatangan Leocean merusaknya.

"Tapi kenapa lo ngecewain, Illy?"

"Maksud lo apa? Gue gak—"

"Main kasar sama cewe? Gue tahu lo beneran ngelakuin itu ke dia."

Reanzio terdiam, kenapa Leocean bisa mengetahui hal itu. Padahal dia sudah menyuruh kakek tua itu untuk melenyapkan gadis yang sempat dia main tangan.

"Gue enggak—!"

Sebelum selesai Reanzio berbicara dengan nada tinggi, Leocean menyelanya dengan menepuk bahunya.

"Hati-hati, Illy gak suka cowo yang main tangan sama cewe."

"Lo juga sama a—!"

"Tapi gue gak pake tangan gue sendiri."

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Sesuai yang dikatakan Clairene kepadanya. Gadis itu menjemput Illyorra di panti karena malam ini akan pergi ke suatu tempat. Untuk healing sebentar, dan juga mendiskusikan sesuatu.

Dan Clairene juga mengajak kembarannya, Zaphire untuk ikut bergabung. Nantinya diskusi ini juga melibatkan gadis itu juga.

"Kita dinner dulu, yuk!" ajak Illyorra ketika mereka berada di dalam mobil yang dikemudikan oleh sopir. Clairene berada di kursi penumpang di samping kursi pengemudi dan Illyorra dengan Zaphire di kursi tengah.

"Ke resto Cina aja. Makan hot pot," sahut Zaphire yang ada di samping Illyorra. Clairene menyetujuinya, orang itu juga yang nantinya membayar tagihan makan mereka. Illyorra dan Zaphire mah beban.

Mereka sampai di restoran Cina yang memang sedikit ramai. Tapi setidaknya mereka mendapatkan meja untuk makan. Dan itu berada di pojok. Tempat yang bagus untuk berdiskusi.

Setelah memesan, suasananya menjadi aneh. Apalagi Zaphire yang paling merasakan keanehan itu. Clairene, bahkan Illyorra menatap Zaphire dengan tatapan yang dia sendiri tidak bisa artikan.

Hari ini mereka berniat berterus terang dengan Zaphire. Gadis itu merupakan orang yang pantas mengetahui rahasia Clairene dan Illyorra.

"Phire. Gue mau ngomong sesuatu tapi jangan kaget."

Zaphire bingung setelah mendengar perkataan Illyorra. Dia tidak paham. "Emang ada apa?"

Illyorra menatap ke arah Clairene terlebih dahulu. Setelah dijawab dengan anggukan, akhirnya Illyorra berani berbicara.

"Kita itu di dunia novel, dan gue bukan orang sini."

































"Dia bukan orang sini? Wow!"

"In, ayo pulang."

"Oke, Arthur...."

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏


sosorry guys😇🤗😘

aku lupa up, lupa kalo punya wattpad😁😁😁

kalian ingetin aku dong pake vote sama komen🥰

soalnya vote bakalan ada notifnya terus kalo komen bakalan ada notif dari Gmail

jadi kalian ingetin aku aja dengan vote n komen✨✨

Life In Novels ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang