Cleopatra Wilson sudah bertekat akan melakukan apapun untuk kebahagiaan putrinya, bahkan jika ia bisa mungkin akan memberikan dunia dan isinya pada putrinya itu.
Ia ini sudah sampai dirumahnya, membaringkan tubuh mungil putrinya yang kini terserang demam tinggi.
Setelah melihat kondisi putrinya ia merasa Ibu Theodore seolah mengacungkan bendera perang padanya, akan ia penuhi tantangan itu.
Jika wanita tua itu dengan tega membiarkan putringa kehujanan di depan rumahnya sambil memohon untuk dibukakan pintu makan akan dia buat putranya berpaling darinya.
Cleo sudah menahannya selama ini. Ia sengaja tidak memberitahu Theodore alasannya pergi meninggalkan pria itu karena ia tidak ingin pria itu membenci Ibunya sendiri. Namun wanita tua berhati batu itu baru saja menyakiti putrinya dan ia tida dapat menerimanya.
Ia menelpon Theodore untuk kembali karena putri mereka sudah ditemukan. Tentu saja pria itu langsung kembali setelah mendengar kabar baik itu.
Theodore membuka pintu apartemen dengan sedikit tergesa-gesa, ia ingin melihat putrinya.
"Dimana lutrikuy?!"
"Sshhhh bersihkan dulu dirimu baru temui dia, kau kehujanan nanti kau bisa terkena flu"
Theodore mengangguk patuh, ia membersihkan dirinya lalu masuk ke kamar putrinya. Ia meraba tubuh panas putrinya.
Theodore bertanya apa yang terjadi pada putrinya pada Cleo dan tentu saja wanita itu dengan senang hati menceritakan segalanya. Kini ia tidak lagi menyembunyikan apapaun dari pria itu. Ia bahkan sengaja menceritakan alasan mengapa ia meninggalkan pria itu 7 tahun lalu.
Theodore marah. Ibunya sangat keterlaluan. Apalagi ketika ia kembali menatap putringa yang kini terbaring demam membuat dadanya terasa sesak. Jelas peringatannya di pemakaman kemarin tidak diindahkan oleh Ibunya.
"Aku akan membuat perhitungan pada Mommy!"
"Tidakk! Jangan lakukan itu"
"Apa maksud mu Cleo? Lihat apa yang sudah ia lakukan pada putri kita? Alea itu cucunya!!"
"Aku tau Theo, setidaknya kau tidak harus menjadi anak durhaka dengan menyakiti Ibumu sendiri. Tenangkan dirimu sayang"
Setelah 7 tahun Theodore kembali mendengar kata itu dari mulut Cleo. Hatinya menghangat.
"Apakah tawaran menikah kemarin masih berlaku?"
"Tentu saja, untuk yang satu itu masa berlakunya selamanya" Balas Theodore.
Kini Cleo mendekat lalu mengalungkan tangannya di leher pria itu. Reflek Theodore melingkarkan tangannya di pinggang ramping Cleo.
"Kalau begitu, ayo menikah!"
"Hah?!"
"Ssshhh jangan ribut nanti Alea bangun
Cleo menutup mulut pria itu menggunakan tangannya. Pria itu hampir saja membangunkan putri mereka yang sedang tidur.
"Maaf, sayang bisa kau ulangi?"
"Ayo menikah!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.