Hiruk pikuk kehidupan terasa sangat nyata di sini, pemuda kurus itu menarik kopernya menjauh dari keramaian, rasa lelah setelah melewati perjalanan udara berjam-jam lamanya untuk sampai ke negeri ginseng ini.
Ia menatap ponsel di genggamannya, wallpapernya menampilkan seorang gadis cantik tengah tertawa ke kamera.
Kakaknya.
Sosok yang menjadi alasan utama kenapa ia berada di tempat ini sekarang, jauh dari tanah air.
Kakaknya, menghilang dua tahun yang lalu. Gadis itu datang ke tempat ini untuk bekerja, tapi jejaknya hilang setelah keberangkatan. Telah melapor pada kepolisian, bahkan kedutaan besar, belum ada tanda-tanda kakaknya ditemukan.
Entahlah, keluarga mereka hanya mengira orang-orang pemerintahan tak becus mencari sang kakak, ibunya yang kondisinya semakin memburuk setiap hari membuatnya mau tak mau harus berusaha sendiri.
Dan di sinilah dia sekarang, sendirian, menatap lingkungan baru yang terasa sangat asing bagi dirinya.
★★★
"Semuanya, ini adalah Zayyan, dia akan tinggal di sini mulai hari ini."
Delapan pemuda itu memperhatikan, tidak ada pemberitahuan tapi tiba-tiba seseorang diperkenalkan sebagai penghuni baru di tempat mereka.
Dan nama yang asing, dari mana dia?
"Aku harap kalian bisa akur, Zayyan ini dari Indonesia, dia ada urusan di Korea. Bertemanlah, aku permisi."
Kedelapannya saling tatap setelah pemilik rumah itu pergi dari sana. Sedikit terkejut ketika mengetahui bahwa pemuda pendek dengan koper kuning di depan mereka berasal dari negeri yang jauh, Indonesia. Sebelumnya mereka belum pernah bertemu dengan orang Indonesia secara langsung.
Sedikit canggung sebenarnya, Zayyan membungkuk memberi salam, ia telah mempelajari hal dasar ini sebelumnya.
"Halo semuanya, aku Zayyan."
Yang paling tinggi yang lebih dahulu menyapa, ia tersenyum dan merangkul pundak yang lebih pendek.
"Wah, senangnya ada teman baru. Kenapa Umji Noona tidak mengatakan apa-apa kepada kita terlebih dahulu ya?" monolognya sembari membawa Zayyan ke ruang keluarga, diikuti yang lain.
"Ah, itu, maaf atas kedatangan tiba-tiba. Aku memang baru mencari tempat tinggal," ujarnya merasa tak enak hati.
Pemuda yang lain tertawa. "Tidak usah minta maaf, kami senang ada teman baru. Umji Noona bilang kau datang dari Indonesia kan? Wah, jauh sekali."
"Apa yang membawamu ke Korea? Ingin menonton konser BTS?" Yang berwajah manis bertanya penasaran.
Otomatis Zayyan menggeleng, menyilangkan tangannya di depan dada, tanpa tahu bahwa tindakannya sangat lucu membawa pekikan gemas dari pemuda di depannya.
"Ah Kiyowo!"
"Berapa umurmu? Kenapa terlihat seperti bayi?" tanya pemuda yang lain.
Zayyan tersenyum canggung, nampaknya orang Korea sangat suka dengan sesuatu yang lucu.
"Aku dua puluh empat tahun," jawabnya pada akhirnya.
Lagi-lagi pandangan takjub ia terima.
"Wah, kau seumuran dengan Doohyun, Beomsoo, Gyumin dan Sehun." Pemuda itu menunjuk empat orang yang berdiri berderetan di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who R U?
FanfictionZayyan datang ke Korea mencari kakaknya yang menghilang tiga tahun yang lalu. Zayyan harus menghemat uangnya jadi memilih menetap di sebuah rumah kecil membawanya bertemu dengan delapan pemuda lainnya yang memiliki karakter berbeda-beda. Hyunsik, di...