Matahari sudah berada di puncak kepala, Zayyan menatap Gyumin yang berjalan di sampingnya sembari menatap ponsel.
Setelah berkeliling Hyehwa dan menghabiskan beberapa waktu, Gyumin mengajaknya ke kedai Hyunsik untuk makan siang. Zayyan menatap paper bag di genggamannya, ia tersenyum tipis. Gyumin benar-benar bersemangat,
Zayyan tahu dia adalah pemuda yang baik dan peduli terhadap sekitar.Zayyan mengernyit ketika Gyumin berbelok ke sebuah jalan yang lebih kecil, dan terlihat sepi. Apa di sini Hyunsik membangun kedainya?
Mereka berhenti setelah beberapa langkah, sebuah kedai kecil dengan papan menu di depannya. Tertulis dengan jelas di sana hanya ada dua menu, Ramyeon dan Ayam.
Gyumin membuka pintu kaca itu hingga terdengar bunyi dentingan bel.
"KAMI DATANG!"
Tampak seseorang menyembulkan kepalanya dari balik dinding sebelum benar-benar menampilkan wujudnya yang tengah memakai apron dengan motif polkadot.
Sing.
Pemuda manis itu tersenyum. "Wah, ada apa ini? Tidak biasanya kau datang begitu cepat, Hyeong."
Gyumin hanya mendengus, mengajak Zayyan untuk duduk di sebuah meja yang cukup besar.
"Aku bersemangat mengajak Zayyan berkeliling, dimana Hyunsik Hyeong?" Gyumin bertanya.
"Dia sedang mengantar makanan, kau ingin sesuatu?"
Gyumin menatap Zayyan. "Kau ingin sesuatu?"
Yang bersangkutan menggeleng. "Aku menunggu yang lain saja."
Sing mengangguk lalu tersenyum. "Aku ke belakang dahulu Zayyan, pastikan untuk membuat dirimu nyaman."
Zayyan hanya mengangguk, membalas senyuman Sing. Setelah kepergian pemuda manis, Zayyan menatap sekeliling kedai. Tempat ini cukup kecil, meski tidak terlalu kecil. Dan ... tidak ada pelanggan di sini.
"Aku tahu apa yang kau pikirkan, Hyunsik Hyeong memang tidak mempunyai banyak pelanggan, awal ia membangun kedai, nyaris tidak ada yang datang ke sini. Itu membuatnya harus membanting harga, bahkan dia tidak mematok tarif untuk pengiriman. Aku cukup kasihan padanya, terlebih sekarang dia mempunyai pegawai yang tidak tahu diri."
Zayyan menatap Gyumin, lalu mengalihkan pandangannya pada sekeliling. Zayyan akui hidup di kota sangat sulit, tapi tidak ia bayangkan Hyunsik menjalani yang lebih sulit.
"Ya Zayyan, kau mau kuceritakan sesuatu? Tentang Hyunsik Hyeong. Dia sebenarnya tidak suka orang membicarakan kehidupan pribadinya, tapi karena kau bagian dari kami sekarang, aku rasa kau juga berhak mengetahuinya."
Zayyan menatap Gyumin ragu, bukankah itu termasuk rahasia? Apa ia harus benar-benar mendengarnya? Kehidupan pribadi seseorang, bukankah tidak baik membicarakannya? Tapi ... mereka keluarga sekarang.
"Kau tahu Hyunsik Hyeong datang dari Suwon, dia sedang menjalani masa kuliah waktu itu, tapi dia memilih berhenti setelah ayahnya sakit. Hyunsik Hyeong hanya memiliki orang tua tunggal, dia memiliki seorang adik yang masih SMA. Ketika ayahnya sakit, dia menjadi tulang punggung keluarga, karena itu dia pergi ke Seoul untuk bekerja, dia harus berusaha keras untuk membiayai adiknya dan untuk berobat ayahnya."
Zayyan terdiam, kalimat Gyumin membuatnya membuka mata, mereka sembilan memang berasal dari latar belakang yang berbeda. Hidup bersama dan saling menyayangi.
"Kedai ini lebih ramai pelanggan yang melakukan pengiriman. Jangan khawatir, meskipun terlihat sepi, Hyunsik Hyeong masih memiliki pemasukan yang cukup, bahkan untuk menggaji bocah nakal itu," ujar Gyumin merujuk pada Sing.
Zayyan mengangguk, ia tersenyum tipis.
Bunyi bel lagi-lagi terdengar, dari pintu masuk Doohyun dengan wajah lelahnya.
Tapi itu tak lama, ia tersenyum sumringah ketika melihat Zayyan dan Gyumin yang telah duduk di sana.
"Wah Gyumin-ah, kau datang sangat cepat hari ini-" Lalu menatap pada Zayyan. "Bagaimana harimu? Apa Gyumin memperlakukanmu dengan baik?"
Zayyan tersenyum lalu mengangguk. "Gyumin sangat baik, dia mengajakku berkeliling."
"Yak, bukankah aku juga mentraktirmu?"
Zayyan menaikkan sebelah alisnya. "Tapi bukankah Sehun yang membayarnya?"
Gyumin membulatkan matanya. "Oh ya, aku lupa."
Doohyun mengernyit. "Tunggu, Sehun mentraktir kalian?"
Zayyan mengangguk. "Untuk kita sembilan."
Mulut Doohyun menganga tak percaya. "Wah, ada apa dengan semua orang hari ini?" tanyanya lalu mengambil duduk di samping Zayyan.
"Sepertinya kedatangan Zayyan Hyeong membawa kebaikan, tadi Hyunsik Hyeong juga menerima banyak pesanan." Sing tiba-tiba datang dari dalam, dia telah melepas apronnya.
Doohyun menganga untuk kedua kalinya, lalu ia berjabat tangan dengan Zayyan, Zayyan menerimanya dengan kebingungan.
"Aku harap aku segera mendapat pekerjaan setelah ini," ujarnya mantap.
"Eeh? Jangan terlalu berlebihan teman-teman, a-aku, i-itu bukan karenaku." Zayyan agak ketakutan sepertinya.
Sing menggeleng keras. "Ani! Tidak Zayyan Hyeong, kau begitu istimewa, mungkinkah kau anak ajaib? Kau Hyeong ku yang paling berharga."
Pemuda manis itu memeluk Zayyan saat itu juga membuat dua orang di depannya tertawa, apalagi melihat wajah ketakutan Zayyan yang terlihat sangat polos.
"Yak, Sing! Kau membuat Zayyan ketakutan! Jangan menjahilinya!" Gyumin melempar pemuda itu dengan kotak tisu.
Sing tertawa lalu melepaskan pelukannya. "Aku hanya bercanda Zayyan Hyeong." Lalu balik melempar Gyumin dengan kotak tisu.
Zayyan menghela napas. "Aku hampir saja berpikir untuk mencari rumah sewa lain."
"ANI! Aku hanya bercanda, jangan berpikir untuk pergi!" Sing merengut, gelagapan sendiri membuat tiga orang lainnya tertawa puas.
"Zayyan, Sing memang aneh, aku kasihan kau sekamar dengan mereka. Mau bertukar kamar? Doohyun akan menggantikanmu—"
"Yak! Kau pikir aku bisa bertahan semalam saja dengan mereka?!" Doohyun menatap kesal Gyumin.
"Yak! Kalian pikir aku dan Leo juga mau menyerahkan Zayyan kepada kalian? Apalagi menggantinya dengan Doohyun Hyeong?" Sing mendengus, membuat Gyumin dan Doohyun tertawa puas setelah mengerjainya.
★★★
Hai, saya kembali. Cerita ini akan slow update, jadi diharapkan kepada para pembaca jangan bosan untuk menunggu. Karena ada banyak hal ke depannya yang akan dilalui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who R U?
FanfictionZayyan datang ke Korea mencari kakaknya yang menghilang tiga tahun yang lalu. Zayyan harus menghemat uangnya jadi memilih menetap di sebuah rumah kecil membawanya bertemu dengan delapan pemuda lainnya yang memiliki karakter berbeda-beda. Hyunsik, di...