Sekembalinya Ashe kedalam tavern bertepatan dengan pagi yang menjelang. Ia disambut hangat oleh Venti, Diluc dan Jean yang menunggunya. Venti yang melihat Holy Lyre miliknya telah dibenahi pun terkejut. Sejak kapan Ashe telah memperbaiki Lyre tua miliknya?
"Apa Lyrenya kamu perbaiki?" tanya Venti.
"Iya. Aku mengumpulkan beberapa air mata Dvalin dan memurnikannya sebelum datang kemari." jawab Ashe. "Untuk memanggil Dvalin, kita perlu tempat yang luas dan... Banyak angin bertiup."
"Uh... Starnatch Cliff?" tanyaa Ashe.
Mereka saling tatap lalu mengangguk. "Ide bagus."
Mereka langsung membawa Lyre tersebut menuju Starnatch Cliff bersama sama dan berhenti ketika mereka mendekati ujung tebing. Venti membawa Lyre miliknya sembari merasakan deru angun yang menerpa wajahnya. Perlahan, ia memainkan lyre miliknya.
Awalnya tidak ada apapun yang terjadi, namun hembusan angin tiba tiba menjadi kencang dari arah bawah tebing dan muncul lah Dvalin.
"Apa... Apa yang kamu lakukan disini?"
Ashe menatap lamat Dvalin, berusaha menemukan sesuatu yang membuat Dvalin berubah. Butuh sepersekian detik untuk Ashe menemukan sebuah kristal aneh tepat di tengkuk Dvalin. Kristal yang bersinar dan memancarkan energi Abbys Mage. Ketika Ashe hendak mendekat, sesosok Abbys Mage menyerang Venti dan merusak Lyrenya.
"Ah, bajingan! Hei, pendek, kemari!" Teriak Ashe sembari berlari kecil mendekati Venti dan Dvalin.
"Jangan dengarkan manusia manusia itu. Mereka justru memanggilmu kemari untuk menjebakmu lalu membunuhmu." Hasut sang Abbys Mage.
Karena hasutannya, Dvalin mengamuk dan pergi meninggalkan Venti yang belum menyelesaikan kata katanya.
"Sialan, dia pergi."
Ashe mendencih kesal karena Abbys Mage itu lolos bersama Dvalin ke sarangnya lagi. hembusan angin menerpa wajahnya dan sedikit sihir Abbys Mage yang tersisa nyaris memperlihatkan wujud aslinya.
"Kita harus mengejarnya." ucap Jean memecah keheningan.
•••
Jauh dari Starnatch Cliff, Dvalin kembali memasuki area Stormterror Lair bersama salah satu Abbys Mage. Kedatangan dvalin disaksikan langsung oleh lelaki misterius bersurai putih di salah satu tebing. Lelaki itu diam menatapi sang Naga Penjaga Monstadt yang kini masuk kedalam bangunan.
Baru ia akan pergi, dua sosok Abbys Mage muncul dibelakangnya.
"Pangeran, kami sudah menjalankan perintah." ucap Abbys Mage cryo sembari menunduk.
"Kerja bagus." -- "Sekarang... Biarkan Sang Pahlawan memainkan perannya."
•••
Setelah melakukan segala persiapan, Ashe, Venti, Diluc dan Jean kini sudah berada di area sarang Dvalin, Stormterror Lair. Venti awalnya sempat menduga jika masuk ke bangunan utama tak akan semudah yang ia bayangkan dan benar saja. Untuk melepas segel di 3 lantai bangunan perlu mengoperasikan mesin cahaya yang terletak cukup jauh dari bangunan utama.
Ashe menatap ketiga rekannya malas. "Harus aku, ya?"
Venti membalas pertanyaan itu dengan tawa. "Hahaha. Ayolah, Honorary Knight. Melepas segel bukanlah hal sulit untukmu, kan?"
Jawaban santai Venti membuat Ashe menghela nafas dan langsung saja melompat turun dan membuka semua mekanisme cahaya di bawah. Sudah dia harus riwa-riwi untuk mencari kunci perangkat, ditambang beberapa monster muncul dan seakan berusaha menghalanginya. Dengan segenap emosi, Ashe meratakan para monster dan abbys lalu kembali lagi ke lantai teratas menara.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐄𝐒𝐓𝐈𝐍𝐘 - 𝐆𝐄𝐍𝐒𝐇𝐈𝐍 𝐈𝐌𝐏𝐀𝐂𝐓 𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍
Fiksi Penggemar⃟ ⃟𝐎𝐂 × 𝐂𝐡𝐚𝐫𝐚𝐜𝐭𝐞𝐫 𝐀𝐝𝐯𝐞𝐧𝐭𝐮𝐫𝐞 - 𝐑𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞 ••• "𝐓𝐡𝐢𝐬 𝐭𝐢𝐦𝐞... 𝐈'𝐥𝐥 𝐜𝐫𝐮𝐬𝐡 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐒𝐡𝐞'𝐬 𝐩𝐫𝐨𝐭𝐞𝐜𝐭." - 𝐋𝐮𝐧𝐚𝐞 ••• 𝐀𝐤𝐮 𝐭𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐣𝐞𝐥𝐚𝐬 𝐤𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧𝐤𝐮 𝐝𝐢 𝐦𝐚...