3. I'm sorry

20 7 3
                                    

Suara gemericik piring terdengar di bawah. Ruby segera bangun dan keluar dari kamarnya.

"Good morning everyone!" sapa Ruby selagi menuruni tangga.

Semua orang rumah sudah ada di dapur, menatap tak percaya pada Ruby.

Sedangkan Hendrick yang sedang mempersiapkan sarapan di meja diam terpaku. Piring yang ia pegang terjatuh, suara pecah terdengar, dan mengejutkan semua orang disana.

Hendrick segera sadar dan membersihkan pecahan piring yang lepas dari pegangannya.

"Brother! Kau tidak terluka?" tanya Ruby khawatir sambil mendekatinya.

"Jangan mendekat, Ruby!" Hendrick memperingati Ruby dengan suara yang tinggi. "So-sorry, maksudku jika kau mendekat kau akan terluka. Tidak perlu membantu, duduklah disana sebentar lagi sarapan akan siap." tambahnya dengan panik. Takut akan Ruby salah paham.

Hendrick bergegas membuang pecahan-pecahan itu dan kembali dengan kesibukan dapurnya.

Karena kegaduhan kecil itu, suasana didapur lagi-lagi seperti tadi malam.

"Good morning, Ruby." sapa ayah pada Ruby yang baru saja duduk.

Nico, Noah, dan Jack menatap ayah mereka dan ikut menyapa Ruby.

"Good morning, sister!" sapa Noah dan Nico bersamaan dengan senyuman manis mereka.

"Good morning," sapa Jack tanpa menatapnya.

Ruby membalas dengan anggukkan dengan salah tingkahnya sampai tersipu sendiri.

"Apa aku boleh sedikit serakah? Aku selalu mendambakan momen ini bersama mereka. Ternyata aku waktu remaja sudah banyak menyakiti hati orang tersayangku. Tapi setidaknya aku sudah membayarnya dengan melindungi mereka dari kejahatan Voldemort."

"Yeah, walaupun pada nyatanya sekarang aku kembali ke masa lalu, dan dimasa depan yang sedikit aku tau itu aku akan tetap melindungi mereka. Dengan cara apapun itu,"

"Pagi yang indah bukan?" Ayah mulai membuka pembicaraan disaat baru dimulainya sarapan.

"Yeah, seperti biasanya namun sekarang lebih cerah karena setelah sekian lama kita bisa makan bersama secara lengkap." sahut Nico tanpa peduli dengan makanan yang masih berdiam sesak di mulutnya.

"Nico, jangan berbicara kalau ada makanan di mulutmu." tegus Hendrick.

Nico terdiam seketika. Hendrick begitu tegas kepada adik-adiknya, karena ia adalah contoh ke dua setelah Ayah mereka untuk adik-adiknya.

"Jangan terlalu kasar Hendrick, Nico hanya menjawab basa basi ku." ujar Ayah dengan tenang. "Ya, ayah." jawabnya.

Di saat sarapan di meja makan yang panjang yang diduduki enam orang yang sibuk dengan makanannya dan pikirannya masing-masing.

Dan berakhir dalam diam.

***

Semuanya duduk berkumpul di ruang keluarga, karena ayah mengumpulkan mereka semua. Ada yang ingin dibicarakan. Tentunya karena Ruby yang ingin bicara.

Disaat semuanya meduduki sofa, Ruby berdiri dan mulai berkata.

"Ayah, aku ingin menyampaikan sesuatu kepada kalian." ujar Ruby.

"Silahkan, Ruby." jawab Ayah.

Api yang menyala karena melahap kayu dengan suara raungannya menemani kesunyian itu. Suara yang menenangkan namun juga menghangatkan.

Ruby Rigelhof and The Second Chance [HP Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang