6. Death Eater Memories

13 5 0
                                    

Ruangan yang berisi interior kuno yang antik, beberapa lemari yang dipenuhi buku-buku tentang sihir dan buku cerita buatan para muggle, meja belajar dari kayu yang diukir rapi, ada juga lemari berisi perlengkapan sekolah, dan terakhir satu ranjang yang berada di tengah itu.

"Aku tidur sendirian? Tanpa teman sekamar?"

"Apa-apaan ini!"

Ruby tidak marah, ia hanya kesal dengan dirinya di masa lalu yang terlalu merepotkan banyak orang. Terlintas di kepalanya memori lama ketika ia mendapatkan surat undangan dari Hogwarts ia untuk pertama kalinya setelah sekian lama merengek kepada ayahnya kalau ia ingin memiliki kamar sendiri.

Dan itu bukanlah hal yang mudah, karena bagaimana pun sekolah itu adalah sekolah asrama.

Disaat itu pun Frederick berusaha membujuk kepala sekolah Hogwarts sang kakek penyihir yang tua dengan jenggot putihnya nan panjang menjuntai tak lupa kacamata setengah lingkarannya itu.

Setelah berbagai tawar-menawar yang mereka lakukan. Ruby berhasil mendapatkan kamarnya sendiri namun dengan syarat ia harus menjadi penyihir muda yang patuh dalam pelajaran, Ruby juga diberikan tugas tambahan satu minggu dua kali.

"Aku memang anak yang sangat merepotkan,"

Sambil menghela nafas Ruby berjalan menujur kasurnya lalu menghempaskan tubuhnya yang kelelahan itu.

"Besok, mari kita perbaiki hal-hal yang harus diperbaiki,"

"Semoga tidak akan ada masalah yang ingin mengacaukan rencana baikku ini."

Rencana pertama, Ruby berniat ingin mengubah pandangan teman angkatannya terhadap dirinya dimulai dari penampilan, kedua karena ia sudah mulai akrab dengan keluarganya kembali Ruby berniat akan sesekali mengunjungi Jack. Kalau Hendrick mungkin ia akan sibuk dengan belajar, ketiga walaupun Ruby mendapatkan nilai yang bagus di asramanya tapi jika dibandingkan dengan seluruh asrama dia kalah. Apalagi dengan si Hermione Granger itu.


***

Pagi telah tiba, Ruby sudah bersiap dan memutuskan untuk pergi ke aula menyantap sarapan lezat sebelum memulai pelajaran. Sepanjang lorong yang ia lewati menuju aula, banyak mata memandangi nya dengan berbagai macam jenis pandangan. Ada yang takut, bingung, kagum, terkejut, bahkan ada yang memandang sinis melihatnya.

Ruby tak menghiraukan mereka, ia hanya perlu mengisi perut kosongnya dan pergi menuju kelas sihir Profesor Filius Flitwick lalu Profesor Snape.

Usai sarapan pagi yang masih tak lepas dari pandangan para siswa-siswi Hogwarts. Ruby segera bergegas menuju kelas, agar bisa mendapatkan bangku terbaik disana. Lagi pula kelas pasti masih kosong dan pasti ia lah yang pertama datang, itu lah yang Ruby pikirkan.

Namun baru saja Ruby melangkah masuk ternyata disana sudah ada orang yang datang terlebih dahulu. Seorang bocah penyelamat dunia sihir, Harry Potter.

Ruby baru tau kalau Potter adalah seorang siswa yang rajin, bukankah biasanya ia selalu terlambat bersama dengan teman Wesley nya itu.

"Oh! Hai!" Harry menyapa Ruby dengan ramah.

Ruby tak langsung menjawab, ia melihat disekitarnya apakah ada orang lain yang sudah masuk. Benar saja ternyata ada Hermione Granger yang muncul dibelakangnya.

Ruby menghela nafasnya lega, hampir saja ia membalas sapaan dari Harry. Tak lama kelas sudah di penuhi para siswa-siswi yang siap belajar, entahlah apakah mereka semua siap. Tapi yang pasti setelah profesor Filius Flitwick masuk mereka menjadi fokus pada belajar.

Disela pelajaran, Ruby menyadari ada tatapan berbeda yang tengah menatapnya. Ia mencari siapa itu tapi ketika menoleh kesamping ia mendapatkan Harry sedang menatapnya lalu dengan panik berbalik menghadapi profesor.

Ruby Rigelhof and The Second Chance [HP Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang