T H R E E

969 102 6
                                    

"Terimakasih Sehun untuk tumpangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terimakasih Sehun untuk tumpangannya."

"Oh ayolah! kau ini kekasihku, kewajibanku untuk memastikan kau selalu aman."

"Baiklah baiklah, sampai jumpa besok! Selamat beristirahat!"

"Kau juga, jangan terlalu banyak pikiran. Aku tidak mau kau sakit."

Setelah mengucapkan beberapa kalimat selamat tinggal, sehun segera bergegas pergi meninggalkan kediaman Jennie.

"Maaf." gumam Jennie sembari menatap mobil sehun yang sudah mulai lenyap dari pandangan matanya.

Jennie memilih masuk kedalam rumah, namun ia cukup terkejut ketika ia melihat ayahnya—Taehyung, tengah membawa sebuah kotak menaiki tangga menuju kamar.

"A-A-Ayah? sedang apa?"

Taehyung cukup terkejut karena suara Jennie yang muncul tiba-tiba, membuat dia sedikit gelagapan, namun segera ia netralkan. Ia menoleh sekilas.

"Bukan urusanmu," ketusnya sembari berjalan meninggalkan Jennie.

Namun hal tak disangka telah terjadi. Langkahnya terhenti ketika secara tiba-tiba gadis itu menghadangnya. Sekali lagi gadis ini membuat Taehyung terkejut.

"Menyingkirlah."

"Tunggu sebentar ayah," Jennie merogoh Tote bag miliknya untuk mengambil sesuatu disana, Taehyung hanya memasang wajah datar menunggu hal aneh apalagi yang akan Jennie lakukan.

"ini, untuk ayah!"

Taehyung menyerengitkan alisnya sebagai tanda tanya, apa maksud gadis ini menyodorkan sebuah syall rajut berwarna merah padanya. Apa Taehyung sudah se-renta itu hingga harus memakai syall seperti pria paruh baya?

"Aku habis belajar merajut ayah, ini adalah karya pertamaku. Dan aku ingin memberikannya pada ayah." Lanjutnya sembari tersenyum manis.

"Aku tidak butuh."

Jennie menghela nafas, sebenarnya jawaban dari Taehyung tak terlalu mengejutkan karena ia tahu penolakan ini akan selalu terjadi.

"Cuaca di Seoul akhir-akhir ini sedang rendah, mungkin syall ini bisa menghangatkan ayah dimalam hari."

Taehyung tak memasang ekspresi apapun dan pergi melewati Jennie begitu saja yang mematung disana. Sekali lagi, penolakan? Taehyung benar-benar tak peduli dengan ekstensi Jennie, bahkan sepertinya jika gadis itu ditelan bumi pun, tak akan berpengaruh pada Taehyung. Jennie rasa hati ayahnya sudah benar-benar jadi batu.

"Ayo Jennie, jangan menyerah! kau pasti bisa. Yakinlah semua bisa segera berubah." Jennie menyemangati dirinya sendiri untuk lebih kuat dengan keadaan, ya pada akhirnya ia akan selalu sendiri.

...

"Tumben sekali kau mampir ke toko rotiku ini, Jennie?"

"Kebetulan saja bibi, aku baru saja membeli beberapa buah buahan di minimarket dekat sini karena minimarket tempat biasa telah tutup. Ya walaupun memang tempat ini sedikit lebih jauh dari rumah, tapi tak apa, aku ingin jalan-jalan. Sekalian saja aku mampir dan menjemputmu, sebentar lagi toko tutup bukan?"

Yeri tersenyum manis mengangguk kecil sembari memeriksa beberapa nota di meja kasir tokonya, "Aku tidak menyangka bi, ternyata toko roti bibi sekarang bisa semewah dan sebesar ini. Kapan ya aku terakhir kali kemari?"

"8 tahun lalu." sahut Bibi Yeri.

"Ah iya, itu sudah sangat lama bukan? sekarang kau semakin sukses saja! Jadi kapan ada rencana menikah?"

"Kapan-kapan."

"Oh ayolah, aku ingin punya seorang keponakan!"

"Kau berbicara bagaikan kau ini kakak iparku saja, kalau kau lupa aku ini Bibimu." Sarkas Yeri, membuat gelak tawa Jennie disana, sungguh Bibi Yeri sangat lucu ketika kesal. Walaupun umurnya sudah mencapai kepala 3, tapi wajah dan sifatnya masih seperti seumuran dengan Jennie. Membuat mereka berdua sangat dekat bagaikan adik dan kakak, bukan seorang Bibi dan keponakannya. Apalagi dia lebih pendek daripada Jennie, membuat gadis itu dengan mudah menggoda atau menjali bibinya sendiri.

"Apa yang telah dilakukan oppa padamu kali ini?" Tanya Yeri sukses membuyarkan gelak tawa gadis bermata kucing disampingnya itu.

"Aku tahu, kau pergi sejauh ini dari rumah tak hanya ingin membeli buah, tapi kau ingin keluar dari rumah. Kenapa? dia mengatakan sesuatu yang membuatmu sakit hati lagi?"

Jennie hanya tersenyum kikuk, sepertinya Bibi Yeri harus menjadi seorang peramal. Ia selalu tahu apa yang Jennie alami tanpa gadis itu bercerita sedikitpun.

"Tidak ada apapun bi, hanya saja aku kembali pendapat penolakan ketika aku memberinya syall buatanku sendiri. Sedikit menyakitkan, tapi aku baik-baik saja! kau tak perlu khawatir."

Yeri menghela nafas kasar, kini pandangannya tertuju pada Jennie dengan tatapan yang iba dan merasa kasihan. Ia tak tega melihat keponakan tersayangnya terus-terusan disakiti oleh 'tua bangka' itu.

"Apa kau akan menyerah? aku sudah tak tahan melihat kau diperlakukan buruk oleh oppa."

"Aku tidak akan menyerah bibi, rasa sayangku padanya lebih besar. Aku hanya ingin mengembalikan senyummya dan membuat dia kembali melanjutkan hidupnya, bukan aku yang perlu dikasihani, tapi ayah. Aku tahu dia selalu tersiksa, setiap malam aku selalu tak sengaja mendengar dia menangis. Rasanya itu membuat hatiku tercabik-cabik, aku bisa merasakan sakit yang dia rasakan selama belasan tahun ini. Aku juga selalu merasa bersalah, ini semua salahku."

"Bukan salahmu."

"Jika aku berhasil membuat dia kembali seperti dulu, maka itu akan membuat rasa bersalahku hilang. Jadi mohon biarkan aku berjuang bibi."

Yeri cukup tersentuh, setulus inikah Jennie? tapi bagaimana bisa seorang Kim Taehyung tak melihat sisi ini? padahal Jennie selalu berusaha keras mengambil perhatian ayah angkatnya lagi selama 15 tahun terakhir, tapi hasilnya nihil.

Semoga saja setelah ini dewi fortuna berpihak pada Jennie, semoga saja segala usahanya tak sia-sia. Semoga saja.

⚠️ Sorry guys, part kali ini sedikit lebih pendek, tapi aku bakal berusaha bikin next part supaya lebih panjang lagi ya, terimakasih dukungannya ⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️ Sorry guys, part kali ini sedikit lebih pendek, tapi aku bakal berusaha bikin next part supaya lebih panjang lagi ya, terimakasih dukungannya ⚠️

Daddy's HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang