T E N

690 114 13
                                    

Jennie melangkahkan kakinya penuh semangat, senyumnya tak kunjung luntur, membuat Jisoo sedikit ngeri menatap ekspresi sahabatnya yang nampak tak biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie melangkahkan kakinya penuh semangat, senyumnya tak kunjung luntur, membuat Jisoo sedikit ngeri menatap ekspresi sahabatnya yang nampak tak biasa.

Tangannya terulur pada dahi gadis bermata kucing tersebut, ia ingin memastikan kalau kalau Jennie mungkin sedang tidak sehat hari ini,

"Tidak panas.." gumamnya,

"Kau pikir aku sedang sakit?"

"Mungkin saja, dari semenjak kakimu menyentuh kelas ini, kau tetap tersenyum lebar, aku sedikit takut sebenarnya.." ungkap Jisoo jujur. Sementara si tersangka tak mengindahkan perkataan gadis disebelahnya itu, ia memilih untuk menangkup dagunya dengan satu tangan sembari diam melamun dan sesekali tersenyum sendiri, gadis aneh. Beruntung dosen masih belum datang, dan para mahasiswa lain sibuk dengan laptop mereka masing-masing, jika tidak, pasti Jennie akan dikatai gila sekarang.

"Apa kau tidur bersama Sehun?"

Mata Jennie kontan membola, bagaimana bisa sahabatnya berpikir sejauh itu? ya memang sih di usia mereka yang terbilang cukup dewasa, lalu dengan pergaulan Kota Seoul yang cukup bebas, hal seperti sex bebas adalah kegiatan yang wajar dikalangan mahasiswa.

Tapi, Jisoo sendiri mengenal bahwa Jennie adalah gadis yang sangat menjaga kesuciannya, kendati gadis itu memang suka berpakaian seksi. Tapi Jennie benar-benar masih perawan, sungguh.

"Mulutmu itu sembarangan sekali." sinis Jennie,

"Ya siapa tahu kau akan benar-benar menyerahkan mahkotamu pada keparat seperti Oh Sehun,"

"Apa kau tidak sadar? kau menyebut seorang pria 'keparat' didepan kekasihnya."

"Ya kan memang Sehun itu terkenal tidak benar, aku akui sih kalau semenjak memiliki hubungan denganmu ia tak pernah terlihat bergonta-ganti pasangan lagi dan terkesan lebih baik. Tapi aku tidak sepenuhnya percaya padanya, kau tidak pernah berpacaran seumur hidupmu dan tiba-tiba mendapatkan kekasih seorang pro seperti dia? aku tidak rela."

"Sudahlah Jisoo, apa kau tidak lelah setiap hari menjelekkan kekasihku terus?"

"Baiklah-baiklah terserah kau saja," jawabnya dengan sedikit terpaksa, ia malas berdebat dengan Jennie hanya karena manusia setengah sesad seperti Sehun. "Jadi? kenapa hari ini kau terlihat berseri-seri sekali?"

"Hari ini Ayahku mengantar kuliah! tadi pagi juga dia memasak untuk aku!"

"BAGAIMANA BISA?! BUKANKAH KAU BILANG HUBUNGAN KALIAN TIDAK BAIK?"

Gadis bermata kucing itu meringis, "Sebenarnya kami sudah berbaikan dua hari lalu hehe.. aku lupa bercerita padamu.."

Jisoo mendengus kesal, ia semakin benci dengan Sehun sekarang, bukan tanpa alasan. Semenjak Jennie berpacaran dengan pria berhidung tinggi tersebut, gadis itu sudah jarang mau berbagi cerita atau bahkan menghabiskan waktu bersama dengannya. Dia lebih memilih untuk mengadu pada sang kekasih, ya sebenarnya wajar saja sih, kendati Sehun adalah pacar pertama bagi Jennie. Tidak heran jika gadis itu sangat bucin, tapi sejujurnya Jisoo sedikit cemburu karena Jennie terasa jauh.

Daddy's HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang