S E V E N

973 134 5
                                    

Dalam keheningan ruang tamu yang hanya diterangi lampu remang, Taehyung duduk termenung, tangannya yang kasar terlipat di pangkuannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam keheningan ruang tamu yang hanya diterangi lampu remang, Taehyung duduk termenung, tangannya yang kasar terlipat di pangkuannya. Ia menatap Jennie lekat, sedangkan gadis itu hanya diam menunduk, merasa sedikit canggung.

Di usia Taehyung yang menginjak hampir setengah abad, hidup telah mengajarkannya banyak hal, tapi tidak tentang mengalahkan egonya yang setinggi langit.

Namun hari ini, hatinya terasa berbeda. Dia teringat akan segala kelakuan buruknya pada gadis dihadapannya yang terjadi beberapa tahun terakhir. Kata-kata kasar terlontar, ego bertabrakan, serta sikapnya yang tak pernah ramah pada anak angkatnya itu—Jennie.

Taehyung merasa dia telah salah, kesadarannya tumbuh perlahan, mengikis lapisan kegengsiannya. Ini juga karena mimpi tak masuk akal yang datang padanya sewaktu kritis. Dia tahu, dia harus melakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan. Dengan napas yang sedikit berat, ia mencoba membuang segala rasa egoisme yang selama ini mengerubunginya.

"Maaf."

Kata-kata itu terasa berat keluar dari mulutnya, tapi dia tahu ini perlu. "Aku minta maaf Jennie, untuk semua kesalahanku yang aku lakukan padamu, aku tahu mungkin ini terlalu terlambat. Tapi aku harap kau mengerti perasaanku, aku benar-benar meminta maaf padamu."

Jennie, yang awalnya terlihat kaku, terkejut, bingung dan canggung dalam satu waktu, perlahan matanya mulai terasa lembab. Dia tidak pernah melihat sisi ini dari ayahnya.

Bukan tak pernah, hanya saja lama sekali ia tak melihat sisi ini kembali, sisi Taehyung dengan hatinya yang hangat, ia rindu sosok Taehyung yang ini, sangat rindu.

"Aku harap kau memaafkan aku." Suara Taehyung mulai sedikit bergetar, ia tak tega melihat gadis itu menangis. Rasanya dirinya semakin dilanda bayangan kesalahan.

Mereka berdua berada dalam diam, terhanyut oleh pikiran masing masing. Namun sela beberapa menit kemudian, dengan gerakan yang hampir serentak, mereka sedikit mengikis jarak, mendekat dan berpelukan. Pelukan yang hangat, penuh arti, sebuah awal baru dalam hubungan ayah dan anak.

Dalam pelukan itu, Taehyung merasakan sebuah perubahan dalam dirinya. Sebuah langkah kecil untuk menjadi seseorang yang lebih baik, dan sebuah perjalanan baru untuk mengerti hati anaknya yang telah tumbuh dewasa.


...

~ Flashback ~

"siapa namamu?"

Gadis kecil itu menatap pria dihadapannya dengan tatapan takut, ia juga masih senantiasa menangis sesenggukan. Merasa sadar bahwa gadis kecil tersebut terlihat gemetar dan takut atas atensinya, pria berjas hitam berdehem sejenak dan sedikit melembutkan suaranya.

"Jangan takut, perkenalkan namaku Kim Taehyung, aku bukan orang jahat seperti paman paman tadi, dan aku tak akan menculikmu." ujarnya seraya mengulurkan tangan mengelus pucuk rambut gadis cilik itu.

Daddy's HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang