02 Tempt

2.5K 148 22
                                    


Dan seperti yang Uchiha Sasuke pikirkan, seperti yang sudah-sudah, Hinata tidak datang, sahabatnya itu benar-benar jelmaan succubus, personifikasi dari iblis kecil yang tak tahu diri, yang hanya bisa menggoda. Bahkan ia sibuk dengan kelompoknya sedari tadi, mereka memang mengambil jurusan yang sama, yaitu Desain Komunikasi Visual, bahkan berada di kelas yang sama, salahkan saja kebodohan Sasuke karena terlalu tolol menyukai sahabatnya itu, padahal ini tentang masa depan tapi ia mengambil hal paling berisiko, hanya ikut-ikutan Hyuuga Hinata. Setelah pembagian kelompok dan penugasan untuk membuat powerpoint pada materi yang telah dibagi, beberapa kelompok diharuskan untuk mempresentasikan tugas mereka di pertemuan minggu depan, berurutan dari kelompok satu dan seterusnya, lalu perkuliahan itu berakhir. Sasuke mengambil tasnya, berdiri dengan cuek, mengabaikan Hinata yang secara centil membantu dosennya membagikan fotocopyan berisi materi di kelasnya, Sasuke tak peduli.

Sekembalinya dari kampus, hanya satu mata kuliah hari ini, Sasuke memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya, Ayah dan Ibunya tengah menyiapkan acara thanksgiving besok, di rumah kakeknya. Kinrō Kansha no Hi atau Hari Pengucapan Syukur Buruh adalah hari libur umum tahunan di Jepang. Jadi ia berada di rumah sendiri dan niatnya untuk beristirahat gagal terlaksana karena Hyuuga Neji, kakak Hinata yang tengah pulang karena ia mengambil kuliah di universitas yang berbeda darinya maupun Hinata, datang dan mengetuk rumahnya, mengajaknya untuk bermain playstation. Mencoba mengabaikan permasalahannya dengan Hinata dan kegilaan otaknya, Sasuke mengikuti ajakan Neji.

Tapi di sini, Hyuuga Hinata, si iblis kecil tengah berbaring di atas ranjang kakaknya, seperti yang terjadi dua hari lalu, Hinata dengan pakaiannya yang tak pantas dan ini lebih-lebih tak pantas, mungkin karena Hinata tahu bahwa Sasuke akan datang atau karena ia berada di rumahnya sendiri, tapi ini kamar Neji dan Sasuke bingung dengan pemikiran gila sahabatnya itu.

"Dek, lo bisa ngga sih ganti baju yang lebih proper?" Itu suara Neji yang tidak menyangka Hinata berada di atas kasurnya, bahkan dengan pakaiannya yang benar-benar porno. "Ada Sasuke ini lho."

"Biarin." Hinata benar-benar tak peduli, atasannya hanya bra bewarna biru dengan belahan dada yang memanjang ke bawah, tentu dua gundukannya terlihat jelas dan Sasuke tak menampik darahnya berdesir akan hal itu, bahkan bawahan Hinata yang secara sadar dinamai rok itu terlihat tidak berguna, kenapa tidak telanjang saja, brengsek. "Kirain gue sendirian di rumah," Hinata membela diri, tentu tak tahu jika Sasuke tengah mengumpatinya di dalam hati.

"Kan bisa di kamar lo sendiri," Neji menyiapkan playstation yang terletak di bawah, mereka duduk di karpet dan menyuruh Sasuke untuk mendekat, mengambil stick psnya. "Kenapa juga di kamar gue, ya ngga Sas?" Sama dengan Neji, Sasuke pun tak habis pikir dan ia hanya mengangguk.

"AC kamar gue mati ih, musim panas gini dikira gue mau mati kepanasan emang." Tak ada yang salah sebenarnya dan Hinata juga bukan tipe gadis pemalu, sejujurnya Neji agak bingung, Hinata dulu pemalu tapi akhir-akhir ini adiknya itu memang terlalu bebas. "Lo aja yang ga ngabarin buat pulang ke rumah, tumben banget weekend." Hinata kini terduduk di kasur Neji, melihat kedua lelaki yang tengah sibuk bermain ps di bawahnya, mereka bersandar pada kaki ranjang. "Biasanya weekend juga lebih suka pacaran sama Tenten atau malah sibuk sama urusan BEM, katanya sih maaf Ma, Neji rapat BEM minggu ini." Menirukan gaya Neji ketika ia menelepon Ibunya dan meminta maaf karena tak bisa pulang di akhir minggu, Hinata mendapat lemparan bantal dari kakaknya.

"Bacot mulu lo, pergi sana." Neji berusaha mengusir adiknya yang mengganggunya itu, sementara Hinata yang enggan dan melihat adanya Sasuke, ia jadi memikirkan hal seru dalam otaknya.

My Bastard Beauty [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang