05

1.3K 113 13
                                    


"Itu ide gila, tapi ayo lakukan itu nanti setelah dia telah kita tangkap nanti." Ucap Jaemin kepada Minjae.

Baik Jaemin dan Minjae keduanya adalah orang gila yang tidak memiliki sisi kemanusiaan sama sekali.

"Mari lakukan langkah selanjutnya, agar lebih mudah sebaiknya kau cuek kepadanya. Setelah itu aku akan menerornya terus-menerus hingga akhirnya dia lari kepadamu, bagaimana?" Tanya Minjae.

Jaemin mengangguk, "Lakukan apa yang kau mau!"

Setelahnya Minjae pergi, dia sudah menyiapkan banyak rencana untuk menakuti Jisung.

°°°
Esok paginya Jisung keluar dari kamarnya melihat Jaemin yang telah bersiap untuk pergi bekerja, Jisung merasa heran karena Jaemin nampak tidak seperti sebelumnya dimana pemuda itu akan membangunkan dirinya atau menunggu dirinya memasak sarapan.

"Selamat pagi," sapa Jisung kepada Jaemin.

Jaemin hanya menatap Jisung kemudian mengangguk, setelah itu Jaemin pergi meninggalkan Jisung seorang diri.

Jisung hanya berdiam kaku, dia rasa Jaemin benar-benar marah kepada dirinya. Ternyata Ema sangat berarti untuk Jaemin, tidak seharusnya Jisung ingin tau.

Rasa tak enak menyeruak di lubuk hati Jisung, sepertinya dia harus kembali ke apartemen miliknya nanti. Lalu jika ada yang menggangu dirinya lebih baik Jisung hadapi sendiri, karena bisa jadi Jaemin merasa risih jika terus-menerus Jisung mintai tolong.

Jisung kini menutup pintu dan menguncinya, dia harus pergi membuka toko bunganya hanya toko itu pendapatan dirinya satu-satunya.

Jisung berjalan menuju tokonya tidak ada masalah apapun tapi saat sampai di toko Jisung dikejutkan dengan coretan-coretan yang ada di depan jendela toko.

Jisung kau adalah milikku!

Jisung tersentak, dia ketakutan. Tapi rasa takut itu dia hilangkan. Jisung memilih membuka toko bunganya, kemudian membersihkan coretan-coretan tidak jelas itu.

Setelahnya semua berjalan normal, Jisung melayani pelanggan dengan senyuman manis seperti biasa. Tak ada hal yang menakutkan apapun.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, ini saatnya makan siang. Tapi Jisung lewatkan karena ada pesanan bunga dari pelanggannya yang royal.

Prang!

Terdengar suara lemparan batu yang memecahkan kaca toko Jisung. Hal itu membuat semua orang terkejut begitu juga dengan Jisung.

Jisung mendatangi asal suara, kemudian melihat batu yang surat yang di ikat pada batu tersebut. Jisung mengambil surat tersebut kemudian membaca isinya.

"Sayang, kemana saja dirimu? Aku sangat merindukanmu. Apakah kau tidak rindu padaku? Padahal cuma aku satu-satunya orang yang mencintai dirimu di dunia ini. Jadi jangan pergi atau aku akan mematahkan kakimu agar kau tidak pergi dari sisiku!"

Jisung langsung mengoyak surat tersebut, dia menangis dan ketakutan. Sepertinya stalker ini akan bertindak semakin mengerikan. Sekarang Jisung benar-benar tak tahu harus melakukan apa.

Jisung sudah melaporkan seluruh kejadian ini kepada polisi tapi para polisi seakan-akan tidak mau tau urusan Jisung. Mereka benar-benar meninggalkan Jisung dan malah menyarankan Jisung untuk pindah dari apartemen tersebut.

Setelah puas menangis, akhirnya Jisung memutuskan untuk pergi pulang. Dia harus memperbaiki tokonya yang rusak karena ulah stalker itu.

Saat akan menutup toko, Jisung mendapatkan kotak hadiah. Dengan takut Jisung membuka kotak itu, darah langsung muncrat ke area wajah Jisung. Ia menangis takut, di kotak ada surat yang berisi ancaman jika Jisung menghindar dia tak segan-segan akan melukai Jisung agar Jisung mau bersamanya selalu.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku sudah lelah! Mengapa aku yang dia incar?" Gumam Jisung terus menerus.

Rasa putus asa menyeruak, Jisung butuh tempat untuk bercerita semua masalahnya tapi Jaemin saat ini bahkan seperti tak mau diajak bicara.

Sedangkan teman Jisung satu-satunya hanya Jaemin, karena yang lain pergi meninggalkan dirinya. Mereka mengatakan bahwa kepribadian Jisung terlalu buruk, padahal Jisung tidak pernah memperlakukan mereka dengan buruk.

Ya, Jisung tidak melakukan itu. Tapi Jaemin dan Minjae lah yang menjelek-jelekkan Jisung agar tak ada seorangpun yang mau mendekati Jisung dengan begitu akan lebih mudah bagi kedua kembar itu saat Jisung menghilang.

Tidak akan ada yang mencari Jisung karena semuanya membenci Jisung.

Stalker : JaemSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang