Keesokan harinya ketika Mayang pergi ke kamar Aksa.
"Apaan ini?"
Mayang menggeleng, kemudian hendak mengambil kertas yang tertempel di pintu kamar Aksa. Namun ketika Mayang baru melepas satu perekatnya, pintu kamar itu terbuka. Aksa terkejut melihat sang ibu yang berdiri di depan pintu.
"Ada apa, Buk?" tanya Aksa.
"Ini apaan sih, Sa?" Mayang balik bertanya sambil menunjuk kertas di pintu.
"Itu…" Aksa bingung harus menjawab apa.
"Pasti ini ulah Cinta," tebak Mayang. "Anak itu kenapa sih? Seneng banget usilin kamu," kesalnya sambil berbalik, memandang ke arah kamar Cinta.
"Bukan gitu, Buk."
Mayang kembali memandang Aksa, "Walaupun ibuk diam, tapi ibuk tahu ya dia ngapain aja," ujar Mayang sambil melangkah masuk.
Aksa menutup pintu, lalu menyusul sang ibu yang hendak mengambil keranjang baju kotor di kamar mandi.
"Buk, emang dulu Cinta gimana sih?" tanya Aksa sambil bersandar di dinding.
Mayang berbalik, ia memandang sang putra. "Dia dulu anak yang manis. Cinta selalu nurut. Tapi sekarang sering banget bantah ayahnya. Dia juga kalau ibuk ajak ngobrol suka menghindar. Sebenarnya ibuk sama Ayah juga bingung."
Aksa mengangguk-angguk. "Mungkin dia sedang berusaha menyesuaikan diri, Buk."
Mayang tersenyum, "Kata-kata kamu itu sama persis sama yang Ayah bilang," ujar Mayang sambil melangkah keluar dari kamar mandi.
Setelah dari kamar Aksa, kini Mayang pergi ke kamar Cinta. Gadis itu sedang tidak ada di kamarnya. Mayang menggeleng melihat kamar Cinta yang seperti kapal pecah. Seingatnya, dulu kamar gadis itu selalu rapi ketika ia datang berkunjung. Tapi semenjak dirinya sudah menjadi ibu sambung Cinta, keadaan kamar gadis itu berubah 180 derajat!
Mayang menghela nafas sebelum mengambil beberapa baju kotor di tempat tidur dan sofa. Kemudian memungut kertas-kertas sampah dan membuangnya ke tempat sampah. Di meja berserakan beberapa kertas dan buku, Mayang merapikannya. Ketika sedang menata buku-buku, tak sengaja Mayang melihat laci yang terbuka. Mayang hendak menutupnya, namun ada sebuah benda yang membuatnya penasaran.
"Apa ini?"
Mayang melihat selembar foto. Di foto itu ada Aksa dan Cinta. Keduanya memang tak foto berdua, melainkan dengan beberapa teman. Aksa dan Cinta berdiri bersebelahan dan tersenyum lebar. Dari tanggalnya itu adalah lima bulan lalu. Mayang berpikir, ia sedikit bingung.
"Berarti waktu mereka kenalan di restoran, mereka pura-pura baru kenal?" tanya Mayang dalam hati.
Mayang yang sudah terlanjur penasaran, kini membuka laci lebih lebar. Mayang mencari sesuatu yang mungkin bisa menjadi jawaban. Beberapa kali Mayang melihat ke pintu, takut jika tiba-tiba Cinta datang. Akhirnya Mayang menemukan buku diary Cinta. Mayang membuka buku itu sambil berjalan ke pintu, berjaga-jaga jika ada yang datang.
Mayang membukanya secara acak sampai ia menemukan tulisan yang membuatnya tertarik. Tulisan itu di bingkai gambar hati dengan tinta merah
I love you, Rendra…
"Rendra? Jadi Cinta punya pacar?" tanya Mayang dalam hati sambil tersenyum.
Mayang membuka halaman lain, sampai ia terkejut menemukan sebuah nama yang tertulis di sana. Aksa, nama itulah yang disebutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA dan CINTA
RomanceCinta begitu membenci Aksa karena sebuah kebohongan, namun di saat bersamaan ia juga mencintainya. Sekalipun Cinta melancarkan segala rencana buruk terhadap Aksa, nyatanya rasa itu tak mudah padam. Sama halnya dengan Cinta, Aksa malah semakin mencin...