08

42.4K 767 78
                                    

Sahara jadi sering termenung setelah melihat adegan Eveline mengulum kejantanan Daniel. Ketika harus mengiris sayur, tangannya tanpa terasa teriris. Darah bercecer dengan deras hingga menetes ke lantai. Sahara mengemut tangannya bersamaan dengan air mata yang mengaliri pipinya. 

Sahara merasakan sakit hati yang tidak mampu dia ungkapkan pada tuannya karena dia hanya seorang pembantu di rumah ini. 

Sahara merasa tidak seharusnya Daniel diam saja saat Eveline melakukan perbuatan tak senonoh itu. Apalagi saat Sahara melihatnya. 

Tuannya juga tidak pernah membahas soal kejadian itu, atau sekedar meminta maaf.

Perasaan Sahara berkecambuk, dia merasa Daniel memiliki perasaan padanya, dia merasa tuannya itu nyaman berada di dekatnya. Sahara juga memiliki semua perasaan itu. 

Tapi... 

Tapi tidak mungkin kan semua itu adalah kenyataannya. 

Sahara tidak bisa menutup mata dari kenyataan. Tuannya terlihat nyaman berada di dekatnya, mungkin hanya karena menikmati menghentak lubangnya. 

Jika tidak sedang mengaulinya, kenyataannya Daniel tetap saja bersikap dingin pada Sahara.

Bahkan Daniel tidak pernah bertanya bagaimana keadaan Sahara dan janinnya.

Sahara sadar dia seperti, pungguk merindukan bulan: mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi. 

Cairan kental putih mengalir turun di antara pahanya sisa pergulatan Daniel dua jam lalu sebelum Daniel berangkat ke kantor. 

Sahara membalut jari telunjuknya dengan plester, dia kemudian menelepon ibunya. Suara adik adiknya cukup mampu mengukir senyum di wajah Sahara. Bisa berjam-jam Sahara menelepon, bahkan dia sampai harus berbaring karena pinggangnya mulai gampang pegal jika duduk terlalu lama. 

Suara bel berbunyi, terpaksa Sahara harus mengusaikan teleponnya untuk membuka pintu. 

Yang datang adalah Jamie. Tapi saat itu Jamie tidak sendirian. Dia bersama seorang pria yang tingginya sama dengan Daniel. 

"Hallo, saya Steve." Kata Steve sambil mengulurkan tangan. Sahara menjabat tangan dokter dengan wajah ramah itu.

"Dokter Steve ini akan menjadi dokter pribadimu." Jamie bicara lalu duduk di sofa, Steve mengikuti sambil memperhatikan seisi rumah.

"Dokter pribadi?" Tanya Sahara. Jamie mengangguk, "Yup! Karena Daniel sudah menandatangani Golden Pregnancy adalah layanan yang ada di Maidy Agency jika ART sedang mengandung bayi majikannya." 

Sahara tampak bingung, membuat Jamie menghela nafas penuh beban melihat kepolosan Sahara.

"Golden Pregnancy diberikan pada ART selama mengandung, berdasarkan request majikan. Sederhananya, misalnya karena ART harus tetap mengerjakan tugas tugas rumah, otomatis kandungannya harus tetap terjaga. Nah Steve akan memberikan sesuatu yang akan melindungi bayi di dalam perut ART itu." 

"Tapi aku baik baik saja, aku bisa menghandle semua pekerjaan di rumah ini meski aku sedang hamil." kata Sahara.

"Itu jawaban ART yang sudah jatuh cinta pada tuannya." Gumam Steve sambil tersenyum memandang Sahara. Tapi Sahara cukup kaget mendengar ucapan Steve karena tebakannya benar.

"Aku dan Jamie sudah berkerja sama sejak lama, dan klien kami bukan hanya kamu seorang Sahara. Kebanyakan ART jatuh cinta pada tuannya karena tuannya itu kaya raya. Mereka berharap kisah cinta mereka seperti Cinderella, nyatanya itu mustahil"

Steve meminta Sahara berbaring di sofa, kemudian pemeriksaan itu dimulai. Steve melihat perut Sahara, setelah Sahara diminta menaikkan pakaiannya. Kemudian wajah Steve tampak rumit, dia lalu meletakkan stetoskopnya di meja. 

KEHAMILAN RAHASIA SAHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang