Hari hari berjalan tidak lagi seperti biasanya. Sahara hampir jarang sekali terbangun di atas kasurnya sendiri. Dia lebih banyak terbangun di atas ranjang Daniel, atau dimalam malam selanjutnya terbangun di atas meja makan, pernah juga tengah malam Sahara membuka mata tepat di atas sofa ruang tamu, dan terbangun di ruang kerja Daniel tanpa sehelai benangpun di tubuhnya pun pernah.
Yang selalu sama saat ini adalah keadaan Sahara saat terbangun, pasti setelah Daniel selesai menghabiskan waktu dengannya.
Setelah mendapat penjelasan Jamie di kantor Maidy Agency waktu itu Daniel tidak lagi menahan diri. Dia akan menghampiri Sahara kapanpun dia mau, kapanpun dia perlu.
Sahara terpaksa harus meninggalkan pekerjaannya jika Daniel sudah mendekati dirinya. Seperti saat Sahara sedang menyapu, menyetrika pakaian kerja Daniel, memasak, mengelap perabotan rumah, yang semua pekerjaan itu adalah pekerjaan Sahara seorang diri.
Sore itu Sahara melihat Daniel masuk ke dalam ruang kerjanya, seperti biasa Daniel yang menyukai minuman minuman hangat, membuat Sahara tergerak untuk membuatkan secangkir teh tanpa disuruh lagi.
Sahara masuk ke dalam ruangan kerja dan menghampiri meja yang ada di sudut ruangan. Daniel tampak makin tampan dengan kacamata tanpa frame yang dikenakannya. Sahara meletakkan cangkir itu, lalu hendak melangkah pergi. Tapi Daniel menggenggam lengan Sahara.
Pikiran Sahara, Daniel akan kembali meminta jatah, padahal belum tiga jam lalu Daniel menarik Sahara masuk ke dalam kamar mandi dan menyalurkan hasratnya di bawah pancuran air dengan posisi berdiri yang cukup lama hingga kaki Sahara masih terasa lemas.
Tapi belum selesai pikiran Sahara membayangkan kejadian di kamar mandi tadi, tiba tiba tangan Daniel menarik tubuh kecil itu mendekat padanya. Tangan Daniel memeluk tubuh kecil itu dengan erat, bahkan Daniel menempelkan kepalanya di punggung Sahara.
"Kadang aku berpikir apa aku bisa memiliki orang yang dapat aku percaya... Apa orang itu kamu... Ataukah seumur hidup aku tidak akan menemukan orang itu..." Kata Daniel lirih.
Sahara terdiam, membuat suasana saat itu terasa sedih dan sunyi.
Daniel mengeratkan rangkulan tangannya, dia tidak hendak menyakiti Sahara tapi tubuh itu terlalu kecil, sehingga tenaga dari tangan panjang Daniel mudah menyakitinya. Sahara merasa sesak karena tangan Daniel semakin erat melingkar di antara dada dan perut ratanya. Tiba tiba...
"HHWUEEKK!"
Sahara hendak muntah, dan itu membuat Daniel berdiri memutar tubuh Sahara.
"Kamu tidak apa apa?" Tanya Daniel.
"Tidak apa apa Tuan, aku hanya sedikit mual." Jawab Sahara lalu pamit pergi.
Daniel juga tidak ambil pusing, dia kembali memandang ke layar komputernya. Sebuah foto wanita cantik dan berkelas dipandangi Daniel dengan tatapan mata benci.
Saat Sahara menyiapkan makan malam sesuai buku menu beserta cara membuatnya yang sudah disiapkan Maidy Agency, Daniel berjalan melintasi Sahara. Suara mobil sport terdengar kencang kemudian menjauh dan hilang.
Daniel mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi dan berhenti di depan rumah klasik yang besarnya dua kali rumahnya.
Penjaga mengambil alih mobil saat Daniel keluar.
Masuk ke dalam rumah, aroma aroma orang orang yang Daniel benci sudah menyambutnya. Suara bercengkrama terdengar dari ruang makan. Saat Daniel muncul hanya satu orang yang mengangkat kepalanya. Thomas, pria berusia tujuh puluh dua tahun namun memiliki fisik seperti laki laki berumur lima puluhan. Tempatnya duduk di ujung meja bundar menjelaskan jika dia orang nomor satu dalam rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEHAMILAN RAHASIA SAHARA
RomanceSahara gadis 16th, terpaksa bekerja menjadi ART dan dihamili tuan Daniel yang disangka impoten.