1

433 24 2
                                    

Selamat membaca.

Ruka yang berumur 17 tahun, dengan rambut hitam mengkilat dan senyum manis, tiba di Korea setelah perjalanan panjang dari Jepang. Keputusannya untuk tinggal di komplek perumahan mewah di pinggiran Seoul membuatnya terpesona oleh keindahan bangunan modern yang menghadap ke perbukitan yang hijau.

Saat sampai di komplek Ruka dan ibu nya mulai merapihkan rumah nya, Saat ia keluar untuk menghirup udara segar, tetangga baru bernama Pharita muncul dari balik pagar dengan senyuman ramah, Pharita pun bertanya kepada Ruka.

"Halo, mau berkenalan dengan ku ga??"
Ucap Pharita sambil tersenyum manis.

Ruka berusaha menjawab pertanyaan Pharita dalam bahasa Korea yang sudah dia pelajari sejak lama.

"Halo nama ku ruka,kalo nama kamu siapa??" Dengan sedikit canggung namun penuh semangat.

"Halo..nama aku Pharita, kamu dulu tinggal di mana Ruka??"

"tempat asal ku di Jepang Pharita."

Ruka dan Pharita sedang asyik mengobrol di bawah langit senja yang indah. Mereka tengah menikmati percakapan yang hangat ketika tiba-tiba terdengar suara lembut dari dalam rumah, memanggil, "Ruka, sayang, tolong masuk sebentar."

Ruka yang mendengar suara itu langsung memberitahu kepada Pharita dan Ruka pun berjalan ke dalam rumah dengan senyum di wajah nya.

♥️

Saat malam tiba, Ruka duduk di tepi tempat tidurnya, memandang sekeliling kamarnya yang masih terasa asing. Dia baru saja selesai menata barang-barang pribadinya di lemari dan meja yang baru. Pindah ke tempat baru membuatnya merasa campuran antara kegembiraan akan petualangan baru dan rasa rindu akan rumah lamanya.

Ruka merasa gelisah di malam pertamanya di kamar barunya. Segala sesuatu terasa begitu asing; bunyi-bunyi kecil yang sebelumnya tidak pernah dia dengar, sudut-sudut ruangan yang belum pernah terjamah oleh pandangan matanya sebelumnya. Pindah ke tempat baru membuat hatinya berdebar-debar.

Kakinya bergoyang di atas selimutnya, tak mampu menemukan posisi yang nyaman. Ia memutar-mutar di tempat tidurnya, membenahi bantal-bantal di sekitarnya.

Sang ibu Jisoo, yang merasakan gelisahnya Ruka, datang dan duduk di tepi tempat tidur. Dengan lembut, ibu menepuk-nepuk punggung Ruka dan mulai menceritakan kisah-kisah masa kecilnya, mengenai petualangan-petualangan di tempat-tempat yang sama seperti yang Ruka alami saat ini. Kata-kata ibu terasa seperti selimut hangat yang memeluk Ruka

Dalam dekapan cerita-cerita indah ibunya, Ruka mulai merasa lebih tenteram. Suara lembut ibunya menjadi pelipur rindu akan kehangatan rumah lamanya. Lambat laun, kelopak matanya mulai terasa berat. Sang ibu terus menceritakan kisah, meski suara lembutnya semakin meredup.

Akhirnya, dengan senyum tipis di bibirnya, Ruka merasakan dirinya tenggelam dalam mimpi-mimpi indah. Sang ibu masih duduk di tepi tempat tidurnya, melewatkan beberapa saat lagi untuk memastikan Ruka benar-benar tertidur dengan tenang, sebelum akhirnya ia pun meninggalkan tempat Ruka tertidur.

☘️🍃

Pagi yang cerah menyambut, Ruka terbangun karna alarm nya, lalu Ruka bangun dari tidurnya. Langit Korea memberikan sinar matahari yang lembut, menandakan hari yang menjanjikan. Ruka menghela napas dalam-dalam, merasakan udara segar yang masuk melalui jendela kamarnya.

Saat ia hendak beranjak dari tempat tidur, pintu terbuka perlahan. Jisoo, sang ibu, tersenyum ramah sambil membawa di tangannya sebuah nampan sarapan yang menggoda. "Selamat pagi, sayang. Sudah waktunya untuk sarapan," ucap Jisoo dengan suara lembutnya.

STORY OF RUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang