7

125 9 0
                                    

Selamat membaca.

Setelah memilih kelompok, guru pembimbing dengan ramah memberikan tenda bagi kelompok mereka. Mereka pun menerima tenda tersebut dengan antusias, siap untuk mendirikannya di tempat yang telah ditentukan.

Ruka mendapatkan tenda nomor 01, dan dengan penuh semangat, dia membuka pintu tenda tersebut.

Rami dan Rora dengan cepat membuang diri ke kasur di dalam tenda.

Pharita mengungkapkan dengan nada canda, "Kalian malah tidur, ih, bukannya beres-beres."

Rami tersenyum, "Maaf ya, Pharita. Besok kita benerin semuanya."

Rora menambahkan sambil guling-guling di kasurnya, "Tapi kan enak banget tidur dulu, ka."

Pharita tertawa, "Ya, ya, besok aja deh. Sekarang kita istirahat dulu, ya."

Mereka pun tertawa bersama, menunjukkan keakraban dan keceriaan di antara teman-teman satu kelompok ini.

Sementara Rami dan Rora masih menikmati istirahat di kasur, Ruka, Asa, dan Pharita mulai beres-beres perlengkapan camping di dalam tenda. Mereka dengan cermat menyusun barang-barang, merapikan kasur, dan menata area agar lebih nyaman.

Ruka menyatakan dengan ekspresi lelah, "Cape banget sih, beres-beres gini doang. Lihat tuh, mereka malah enak banget tidurnya."

Asa tertawa, "Iya, tapi kan ini bagian dari  camping. Nanti kita juga bisa santai bareng-bareng."

Pharita menambahkan sambil menyeka keringat, "bener juga sih. Semua bakal jadi seru kalau kita lakukan bareng bareng."

Ruka tersenyum, meresapi semangat teman-temannya. Meski lelah.

Ruka, Asa, dan Pharita keluar dari tenda mereka dan melihat banyak siswa-siswi lainnya yang masih sibuk membereskan tenda masing-masing.

Ruka, Asa, dan Pharita tertarik melihat tenda sebelah yang diisi oleh Minji, Hanni, Haerin, Danielle, dan Hyein – gadis-gadis yang dikenal sebagai siswa-siswi paling cantik di sekolah.

Meskipun gadis-gadis di tenda 2 merupakan siswa-siswi yang populer, Ruka, Asa, dan Pharita tetap merasa bangga dengan kecantikan dan keunikan kelompok mereka sendiri. Mereka saling tersenyum, menyadari bahwa kecantikan tidak hanya terpancar dari penampilan fisik, tetapi juga dari kehangatan hubungan dan kebersamaan di antara mereka. Setiap kelompok membawa pesona dan keistimewaan masing-masing.

Ternyata, Hyein dari tenda 2 adalah sahabat dekat Rora sejak kecil.

Guru pembimbing memanggil ketua dari berbagai kelompok untuk maju ke depan. Langkah-langkah mereka yang penuh semangat menunjukkan keseriusan dan rasa tanggung jawab dalam menjalankan kegiatan camping. Ketua kelompok, termasuk Ruka dari kelompok 1, dengan sigap bergerak menuju depan, siap menerima petunjuk dan arahan untuk melanjutkan agenda camping yang menarik ini.

Guru pembimbing memberikan informasi kepada ketua kelompok, termasuk Ruka, dan memberitahu tentang beberapa peraturan dan gemes-gemes yang akan dijalani selama camping. Mereka diberikan arahan agar tetap mematuhi aturan dan menjaga keselamatan selama berbagai aktivitas camping yang menarik.

Waktu menunjukkan pukul 17.25 dan matahari mulai tenggelam. Para siswa-siswi diinstruksikan untuk memasuki tenda sesuai dengan kelompok masing-masing. Kebersamaan di antara anggota kelompok semakin terasa ketika mereka berkumpul di dalam tenda untuk berbagi cerita, tertawa, dan merencanakan aktivitas seru di malam yang semakin gelap. Suasana kemah dan persahabatan semakin terasa hangat di bawah langit senja.

Rora menggigil kedinginan, merasakan suhu yang agak dingin di tempat tersebut. "Ih, dingin banget sih di sini," ucapnya sambil mencoba membungkus diri dengan selimut. 

"Untung aku bawa jaket tebel nih," ucap Rami dengan senyuman, merespon kedinginan malam itu. Ia mengeluarkan jaketnya dan memakainya untuk menambah kehangatan. Semua berusaha untuk mengatasi suhu dingin dengan persiapan yang telah mereka bawa, menciptakan momen persahabatan yang hangat di tengah malam yang sejuk.

"Aku punya ide, gimana kalau kita masak mie aja," ucap Ruka dengan antusias. Ide tersebut disambut baik oleh teman-teman sekelompoknya. Mereka pun mulai menyiapkan perlengkapan dan membicarakan cara terbaik untuk memasak mie di tengah malam yang sejuk. Kebersamaan dan kehangatan di dalam tenda semakin terasa, membuat momen camping semakin spesial.

Sementara itu, gadis dingin yang memakai jaket tebal duduk dengan nyaman di dalam tenda. Dia membaca buku sambil memeluk bantal penghangatnya. Suasana tenang dan damai menciptakan momen yang cocok untuk menikmati cerita di malam yang sejuk.

Si Ruka,Rami, Rora, dan Pharita dengan senang hati mengungkapkan, "Selamat makan!" Mereka bersama-sama menikmati mie di tengah malam yang sejuk.

Di saat mereka memakan mie bersama-sama, Ruka dengan mata berbinar-binar memutuskan untuk bercerita  horor. Dengan suasana malam yang gelap dan hanya cahaya lampu senter, cerita horor Ruka mulai menggema di dalam tenda.

Ruka mulai bercerita tentang sebuah hutan tua yang tersembunyi di dekat tempat Ruka tinggal dulu. "Katanya, hutan itu konon dihuni sama roh-roh penjaga, yang menjaga rahasia dan misteri yang terpendam di dalamnya."

☄️

Sementara itu, Asa ternyata lebih dulu tertidur di antara teman-temannya.

Rami dan Rora, yang baru saja tertidur sebelumnya, tampaknya kesulitan untuk tidur kembali di malam yang sepi.

Setelah selesai makan mie, Ruka pergi ke luar tenda untuk mencuci mangkuk mienya, dengan senter yang tergantung di tenda.

Rami, Pharita, dan Rora melihat keluar tenda dan Ruka masih mencuci mangkuk mie nya. Sementara Rora dengan penuh semangat melihat bintang-bintang di langit dan lampu warna-warni yang menghiasi sekeliling kawasan kemah.

Rami, yang kedinginan di luar tenda, mengajak teman-temannya, "Ayo ah, kita tidur sama ka Asa." Mereka pun memutuskan untuk bergabung dengan Asa yang sudah tidur di dalam tenda.

Ruka, Pharita, Rora, dan Rami masuk ke dalam tenda dan bersiap-siap untuk tertidur. Mereka merapikan tempat tidur mereka, menyusun selimut dan bantal. Suara malam yang lembut dan riuh rendah teman-teman sekelompok membuat suasana semakin tenang.

Ruka memakai selimut yang menutupi seluruh tubuhnya dan memeluk tubuh Rora untuk memberikan kehangatan ekstra di malam yang dingin.

Rami menutup mukanya menggunakan selimut dan memeluk guling Asa dengan sangat erat.

Sementara itu, Pharita masih belum menemukan tempat yang nyaman untuk tidurnya. Dalam suasana yang tenang, dia mencari posisi yang pas di antara teman-temannya.






-
-
-

Bersambung.
.

segitu dulu yahhh💌

segitu dulu yahhh💌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STORY OF RUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang